52

2.6K 250 15
                                    


Zuxuan tidak pernah membayangkan jika suatu saat ia akan lebih terlihat dewasa dari pada ibu kandungnya sendiri, apalagi di panggi Abang oleh ibunya sendiri. Arrgggg...ia tak rela jika ia lebih tua dari ibunyaaa!!!

Sedang Faiza sampai di rumah ibunya pas adzan Maghrib berkumandang, setelah shalat Maghrib berjamaah di musholla keluarga, Faiza dan keluarga nya berkumpul di ruang makan.

Banyak hidangan yang tersedia di atas meja. Zidan belum keluar dari kamarnya, entah apa yang di lakukan sama bocah satu itu tidak mau menemui ibunya, ha sombong sekali. Batin Faiza jengkel. Sebulan tidak ketemu Zidan, kangennya udah menumpuk. Tapi yang di kangenin cueknya minta ampun.

"Za, Ibu sama ayah mau ngomong sesuatu sama kamu"
"Boleh, ngomong aja. Kenapa harus ngomong begitu" Faiza masih makan dan menanggapi omongan ibunya dengan ringan.

"Za, zidan dicurigai anak alien" kata ayahnya.

Perkataan David membuat Faiza tersedak makanan. Ia batuk-batuk takaruan, ibunya segera memberikan nya air minum.

"Pa, tadi papa bilang apa? Zidan di curigai anak alien? Haha...alien dari planet Pluto?" Jengkel Faiza. Enak saja anak yang ia lahirkan susah-payang di kata anak alien? Pergi aja ke planet pluto sana!.

"Za, Zidan pertumbuhannya mengejutkan orang. Dan setelah di periksa, ia tidak punya kelainan apapun. Za..zidan, dia...tumbuh jadi remaja SMP , za. Anak umur 6 tahun, gedhe nya seperti anak SMP? Siapa yang tidak akan berperasangka dia bukan anak alien?" Papa David menjelaskan. Makanya Zidan tidak keluar dari kamarnya.

"Trus, Zidan nya dimana?"

"Di kamar, papa yang nyuruh dia tidak keluar rumah. Takutnya Badan Internasional menangkapnya, soalnya kabar ini sudah sampai kesana. Kalau di tangkap trus di teliti, kita tidak bisa berbuat apapun, za"

Faiza terpekur mendengar perkataan David, tiba-tiba ia berdiri dan berlari ke lantai atas dimana kamar putranya berada.

Tanpa ketuk pintu Faiza masuk ke kamar, di sana duduk remaja laki-laki berumur empat belas tahun di atas kasurnya. Remaja yang sangat tampan, ia mirip dengan Juan Shi, bahkan duplikatnya, mungkin.

"Dan, Zidan. Katakan ke ibu, kamu terakhir makan apa sebelum berubah kayak begini?" Tanya Faiza tegas. Faiza tahu putranya ini, walau pertumbuhannya cepat tapi tak secepat ini kali...

"Ma, kamu memang tahu aku. Hach, ini kecerobohan Zidan, ma. Percaya aja sama omongan si tukang onar itu. Aku makan permen eksperimen miliknya, dan ternyata aku jadi tikus percobaan dia yang pertama. Nyesel aku percaya sama omongannya, jika permen coklat itu cuman permen biasa, tapi aslinya permen pertumbuhan tulang, untuk membantu anak-anak yang tidak bisa tumbuh tinggi seperti bocah normal lainnya. Tapi...memang pada dasarnya tubuhku sudah spesial dari lahir, cuman makan satu permen aja badanku jadi begini. Trus waktu di coba sama anak cebol beneran, eh cuman tingginya nambah sepuluh centimeter doang, kan minta di tabok tu orang" Zidan juga jengkelnya minta ampun dengan kembarannya itu, ya memang benar, akhir-akhir ini ia sering bergaul dengan Zuxuan dalam segala hal. Sampai penelitiannya yang satu ini.

"Trus siapa orangnya, ibu mau minta pertanggung jawaban tentang malpraktek nya!" Marah Faiza.

"Ma, dia gak malpraktek, bahkan penelitian nya berhasil"
"Trus tubuhmu gimana dong, masak anak ibu yang unyuk-unyuk udah gak ada lagi sih, adanya brondong minta di tabok"

"Ma, sudahlah, kita jujur aja ke mereka itu. Kalau pertumbuhan ku karena obat penumbuh tulang"

PLETAKKKK

"Aduh, ma...kenapa di jitak sih ....kan sakit" sambil menggosok kepalanya yang kena jitak Faiza.

"Itu urusanmu, pokoknya kamu harus kembali ke anak mama yang dulu. Badan gede tapi kelakuan kayak anak kecil!"

"Ma...badanku kata Xuan gak bisa balik lagi" kata Zidan setengah merengek.

Imut juga sih kalau Zidan kayak gitu, apalagi rengekan Zidan kan sangat jarang.
"Tunggu, tunggu. Apa katamu tadi? Xuan? Xuan yang mana?" Tanya Faiza penasaran dan jantung nya berdegup kencang. Gak mungkin kan Xuan yang di maksud Xuan putranya? Kembaran zidan?

"Itu..Xuan temen om Arkan, dia mitra bisnis om Arkan dan juga ia seorang dokter ilmuwan. Zidan sering main ke tempatnya yang ada di apartemen pondok indah, ma. Jadi..."

"Stop, dan! Pondok indah itukan jauh dari sini, ngapain kamu main sampai kesana?!"

"Dan lagi kamu masih anak kecil, itu menurut mama. Walau kamu tu pikirannya udah melampoi kakek-kakek. Bagi mama, kamu tu masih bayi" sambil memeluk Zidan yang tingginya udah sama dengannya. Uch..kalau jalan bareng pasti dikira pacar brondongnya kali...

Mendengar omongan Ibunya, Zidan tambah jengkel. Ibunya ini niatnya mau memuji atau mengolok-olok putranya sih? Kok jadi pengen mabok orang.

"Ma, Zidan bukan anak kecil lagi. Stop nangis bombai nya. Tu..kakek sama nenek udah kecapekan nguping di luar"

Duh memang zidan super duper dah.

Dua sosok paruh baya pun masuk ke kamarnya Zidan.

"Jadi, perubahan mu ini karena pil penumbuh tulang?" Tanya David memastikan.
"Benar, kek. Dan itu akan di luncurkan seminggu dari sekarang. Katakan saja ke badan internasional, kalau mereka harus hadir di peluncuran obat itu. Biar mereka yakin. Gak ngejar Zidan lagi." Jelas Zidan mantap.
"Tapi...walau begitu, IQ mu itu yang akan menjadi masalah Zidan, kamu bocah ajaib dengan IQ melebihi orang normal." Ingat mama Faiza.

"Iya nek, Zidan akan hati-hati. Trus soal sekolah Zidan bagai mana?"

"Kamu akan mama masukkan ke SMP biasa saja, sambil menutupi identitas mu. Faham? Dan juga kadang-kadang pura-pura bodoh itu di perlukan" kata Faiza di setujui David. Zidan harus menutupi kepintarannya agar tidak di gunakan orang yang berkepentingan pihak-pihak tertentu.

🌸🌸🌸🌟🌟

Nah sejak saat itu Zidan sekolah di SMP yang dekat dengan kampus nya Faiza. Dan ia tinggal lagi bersama Faiza, membantunya mengelola kafe. Dan lagi Faiza memperkenalkan Zidan ke teman-teman nya jika Zidan putra angkat ayahnya. Yang tahu jika Zidan putra Faiza hanya pekerja lama di kafe Faiza. Mereka tanpa di minta merahasiakan siapa sebenarnya Zidan ini.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Ini bonus buat kalian...

OM MR JUAN SHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang