64

2.6K 289 33
                                    

Mata indah dengan bulu mata yang lentik itu bergetar dan mulai terbuka perlahan, ia mengedip-ngedipkan matanya, menyesuaikan kan dengan lampu di atasnya. Ia melihat warna putih di mana-mana, dan bau antiseptik memenuhi penciuman nya. Ia berada di rumah sakit. Bayangan kejadian sebelum ia pingsan berputar dibenaknya, ia marah menyebabkan kekacauan dan keluarnya black dragon Rose. Mungkin bangunan itu sudah hancur lebur. Ia mendesah panjang sedikit ada penyesalan. Ia baru tahu di mimpinya jika black dragon sebenarnya adalah white dragon. Karena keserakahan, kebencian, dendam dan segala macam kejahatan memenuhi sang pemilik sebelumnya, mengakibatkan Naga itu menjadi hitam. Setelah naga itu berpindah kepadanya, warna hitamnya memudar perlahan, menjadikannya abu-abu. Karena setiap Faiza marah ia bisa menahan dan menekan naga itu untuk keluar menuntaskan amarahnya. Hanya kejadian kemarin lah Faiza lepas kontrol tak bisa menahan naga untuk mengamuk. Mewakili nya untuk membalas mereka yang berbuat jahat kepadanya dan kakaknya.

"Sayang, akhirnya kamu sadar" kata mama Faiza dengan derai air mata. Ia sangat bahagia.
"Faiza, jangan menakuti kami lagi " kata papanya, David.
"Ma, akhirnya kamu sadar juga" itu suara Zidan.
"Faiza, kamu terlalu lama tidurnya. Kami merindukanmu" nah kalau itu Zuxuan.
"Faiza.." panggil suara lemah seseorang yang duduk di kursi roda. Arkan.
"Kakak, Hua....Faiza takut kak. Faiza takut jika gak bisa lihat kakak, Hua.....kak...Arkan....Hua...."tangis Faiza meledak membahana..menyebabkan beberapa orang yang lewat diluar kamar inap nya terkejut mendengarnya, apalagi yang berada dalam kamar.
"Ma, berhenti menangis! Sakit telinga Zidan!" Sambil menutupi kedua telinganya.
"Cup, cup. Sudah jangan nangis" hibur Arkan mendekap adiknya yang nangis kencang. Ia jadi ingat waktu kecil, jika ia terluka Faiza lah yang nangis kejer. Ia ketakutan jika kakaknya terluka walau sedikitpun. Jadi..setiap ia mendapat luka, ia selalu bersembunyi dari Faiza. Takut jika ia nangis sampai berjam-jam lamanya, hanya pelukannya lah yang bisa menghentikan tangisannya itu. Bagi papa dan mamanya, itu sudah biasa. Tapi bagi Zidan dan  Zuxuan itu luar biasa menyakitkan telinga. Ibu..kamu terlalu kekanakan! Batin mereka berdua, jengkel.

Sehari kemudian Faizapun diperbolehkan pulang. Juan Shi tidak memperlihatkan dirinya di hadapan Faiza. Takut jika ia shock karena nya.
Masalah di bar xxx sudah di urus Juan Shi sampai tuntas, jadi Faiza tidak tahu apa yang terjadi disana. Yang ia tahu jika bangunannya hancur karena ulah sang dragon.

Setengah bulan Faiza tidak masuk kampus, jadi hari ini ia siap-siap berangkat ke kampus. Faiza tidak di perbolehkan tinggal di kafe lagi oleh papanya, dan menyerahkan semua tugas kafe kepada Dio dan teman-temannya untuk mengurusi kafenya. Ada sekitar dua puluhan pekerja Faiza yang pindah di kafe untuk memudahkan mereka menjaganya. Tempat yang di tinggali Faiza kini berubah menjadi penampungan mereka. Awalnya Faiza diberitahu oleh papanya marah-marah tidak terima. Karena papanya tegas melarang dia tinggal di kafe dengan berat hati pun Faiza menerima. Sedangkan Zidan ia juga harus ikut ibunya kan? Kalau tidak ia kan di sumpahin bisulan sama ibunya ini.

"Ma, pa, kak Arkan. Faiza berangkat dulu. Zidan bareng mama nggak?"
"Nggak, Zidan naik sepeda aja. Sehat" tolak Zidan cuek.
"Okey, Aku duluan . Assalamualaikum" Faizapun pergi dengan mengendarai mobil BMW nya.

"Ach mampir kerumah nya kakek Ju dulu, mo bilang terimakasih udah mau nolongin iza" Faizapun berhenti dirumah Juan Shi, yang pada waktu itu sedang sarapan bersama Zuxuan.

"Pa, kapan mau bilang ke mama. Kalau papa adalah suaminya. Xuanxuan sudah gak tahan manggil nama mama terus. Dan sudah kangen sama pelukan mama" Rajuk Xuanxuan.
"Memangnya papamu ini tidak kangen sama mama mu, papa lebih kangen dari pad dirimu" marahnya.
"Trus gimana dong, mama Faiza orangnya gak peka-peka sih, udah di kasih clue bahwa kamu adalah suaminya gak sadar-sadar. Terkadang mama itu oon nya kebangetan"

"Sstt. Jangan bilang seperti itu, papa tidak suka"
"Pa..ini sudah tiga ratus tahun lebih...umur kita siapa tahu"
"Ya..papa tahu itu, sudahlah cepat habiskan sarapanmu. Nanti terlambat lho"

Faiza yang mendengar percakapan mereka sangat-sangat terkejut.
Kakek Ju, sebenarnya om mesum itu? Bagaimana mungkin?!!!!

Tidak tidak tidak, itu pasti bohong kan? Tapi...itu...arrrgggg, Faiza pun berbalik meninggalkan rumah Juan Shi.

Juan Shi Dan Zuxuan mendengar derap langkah cepat langsung menyadari jika ada seseorang yang masuk kerumah mereka, dan pikiran mereka hanya tertuju satu nama, Faiza. Apa dia mendengar semua percakapan mereka? Juan Shi pun berdiri dan lari keluar, tapi sayang ia terlambat Faiza sudah pergi jauh. Ia pun menyambar kunci mobil di meja tamu dan segera mengejar Faiza. Kini penampilannya benar-benar kembali ketika ia pertama kali bertemu dengan Faiza. Ia sangat tampan dan gagah, setiap orang yang melihatnya pasti mengira ia artis luar negeri yang nyasar.

Di kampus, Faiza turun dari mobilnya dan segera berlari masuk ke kelasnya. Pikirannya kalut dipenuhi dengan kata-kata percakapan dua orang tadi.
"Tidak, itu mustahil. Bagai mana mungkin Xuan Zu adalah putraku Zuxuan? Dan kakek Ju adalah om Juan si mesum gila itu? Itu...mustahil" gumam Faiza terus menyangkal semua kenyataan yang baru ia ketahui.

Di luar kampus, para mahasiswa di hebohkan dengan kedatangan seorang pria muda yang berlari memasuki kampus, dengan memakai Hem putih dengan lengan di gulung sesiku, memperlihatkan cetakan dada yang bidang dan berotot di balik bajunya. Membuat mahasiswa perempuan menjerit histeris, tapi tak membuat pria itu terganggu sedikitpun. Ia terus berlari dan berhenti di kelas Faiza. Tanpa mengetuk pintu ia masuk dan menarik tangan Faiza untuk mengikutinya. Faiza yang di tarik tangannya sangat terkejut, apalagi yang menarik tangannya adalah orang yang ingin ia hindari jauh-jauh.
"Lepas!" Perintah Faiza tajam.
"Tidak, Faiza pliss ikut aku sebentar. Ada hal yang harus aku omongin ke kamu. Pliss Za, pliss." Mohon Juan Shi.
"Nggak, pergi di sini bukan tempatmu!"
"Za, Aku gak akan pergi sebelum kamu ikut aku!"
Juan Shi kukuh tak ingin pergi. Teman-temannya melihat ke arah mereka ingin tahu, lebih tepatnya mereka penasaran dengan laki-laki tampan yang menarik tangan Faiza.
"Zhefang? Lepaskan tangan Faiza! Ia kesakitan" perintah sebuah suara dari arah pintu. Di sana berdiri pria tampan lainnya yang di kenal seantero kampus, siapa lagi kalau bukan pak Faisal. Tadi ia melihat Faiza lari masuk ke kelas dan tak lama kemudian ada seorang pria yang masuk ke kelasnya, segera ia menyusul dan melihat jika pria itu menarik tangan Faiza. Dan laki-laki itu adalah Zhefang. Ada hubungan apa Faiza dengannya. Dalam hatinya ada gejolak tak terima jika gadis itu di sentuh oleh pria lain.
"Itu bukan urusanmu" tegas Juan Shi.
"OM, please..lepaskan Faiza, jika om mau bicara sama Faiza nanti kalau Faiza pulang dari kampus" terpaksa Faiza membuat perjanjian ini.
"Oke, nanti aku jemput" akhirnya Juan Shi melepaskan tangan Faiza, Faizapun lega tapi... tiba-tiba...
Cup. Ciuman lembut mendarat di kening Faiza. Semua yang hadir di sana sangat terkejut dengan apa yang di perbuat pria tampan itu. Apalagi Faiza dan Faisal, sama-sama melebarkan mata tak percaya. Sedangkan Juan Shi meninggalkan kampus dengan seringai puas.

" Juan Shi.....!!!! Dasar om-om mesuuuuuummm!!!"jerit Faiza menggelar.

Ia sangat malu dengan apa yang di lakukan Juan Shi padanya di depan banyak orang.

😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤

OM MR JUAN SHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang