48

2.5K 216 6
                                    


Ke esokkan harinya...

Selepas kuliah, Faiza melupakan janji dengan pak Faisal. Ia langsung go ke kafe barunya.

Karena mulai hari ini kafe mulai beroprasi, ya..tempatnya gak jauh dari tempat kuliahnya. Jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di kafe. Pas makan siang kafe pun ramai, Faiza pun mulai ikut mengantarkan pesanan pelanggan membantu pekerja lainnya. Ia cewek sendiri di antara sepuluh pegawainya.

"Bos, istirahat dulu aja, biar kami yang ngurus"
"Bener bos, nanti kamu di kira waitress juga di sini"
"Ck, cepat kerja jangan banyak ngomong."
"Kan dekat kampusnya mbak Faiza, apa gak malu Ama temen sekampus?"
"Nggak, ngapain malu? Cari uang halal koq gak nyuri"
"Terserah mbak iza aja"
Itu obrolan Faiza dengan pekerjanya sambil mengantar pesanan.

"Iiih, waitress nya cakep-cakep, sepertinya masih pada kuliah. Eh ada ceweknya juga..cantik pakek jilbab."
"Iya..jadi betah dong disini gak bosenin. Apa lagi di sini adem"
"Yang penting makanannya, enak banget, selera aku banget"

Percakapan para pengunjung yang di dengar Faiza, ada senyum tipis yang muncul di bibir pink nya. Ia senang jika orang lain senang makan di kafenya.

Di pintu masuk berdiri seorang pria yang mengawasi kegiatan Faiza yang mondar-mandir mengantarkan pesanan. Dan pria itu duduk di bangku yang masih kosong di tengah-tengah ruangan.

Dia memesan kopi hitam dan makan juga meminta Faiza menemuinya.

"Bos, ada yang nyari, tu orangnya duduk di bangku tengah, kayaknya penting dech"
"Makasih don, Aku akan kesana"
"Ya bos"
"Slamat siang, bisa saya batu tuan?" Sapa faiza ramah dan tersenyum manis.
Pria itu pun mendongak melihat Faiza.

"Faiza Putri Annisa, apa kamu lupa apa yang saya katakan kemarin?" Tanya pria itu tajam yang tak lain adalah pak Faisal dosen pembimbingnya.
" Dutch sorry-sorry pak, saya beneran lupa. Soalnya ini pembukaan perdana jadi sangat bersemangat sampai lupa ada janji dengan bapak" sambil membukukkan badan minta maaf.

Duh iza...begok banget sih kenapa bisa lupa... Batin iza menjerit.
"Sekarang kamu duduk disini, temani saya makan dan hafalkan semua bagian tubuh manusia dengan lancar, semuanya plus nama latinnya juga"

Waduh kejem bener ni dosen.

"Tapi pak, saya masih banyak pekerjaannya juga. Nanti saya gak dapat gaji... Buat makan apa coba.." Faiza mencoba negosiasi.

Tapi tiba-tiba si Edo si peracik kopi menyela faiza, dan meletakkan kopi pesanan pak Faisal.
"Pak, dia nya bos disini, pemilik kafe ini. Jadi silahkan bawa bos buat bimbingan, kita yang ngurus disini" celetuk Edo.
"Edo...!!"geram Faiza jengkel bukan main, niat hati mau lari dari dosen nyebelin ini eh ada anak buah durhaka.

Faisal yang mendengar Faiza adalah si pemilik kafe kaget juga dia, gadis di depannya ini masih sangat muda sudah punya usaha, sepertinya usahanya cukup sukses.
"Faiza..!" Geram Faisal tertahan.
"I..iya..pak, tapi ke atas saja ya, lebih fresh tempatnya. Di sini agak berisik, dan saya mau ambil buku juga, ( tanpa melihat ke Faisal dan menoleh ke Edo) do! Antar pak Faisal ke lantai atas nomer empat!" Perintah Faiza tegas memancarkan sosok pemimpin yang berwibawa.
Faisal melihat ini bertambah takjub ke Faiza yang mengeluarkan aura berbeda, ia seperti ratu yang memerintah bawahannya. Tak ada yang bisa menolak perintahnya.
Edo yang di perintah iza gemetar ketakutan, baru kali ini ia melihat Faiza yang tegas tak terbantahkan. Dan ada aura membunuh juga...hi...mengerikan. teman-temannya yang lain juga merasakannya membuat aktivitas mereka berhenti sejenak.

"Kenapa kalian berhenti? Hemmm"
Ya ampun...mbak iza sangar juga kalau lagi marah...besok jangan singgung mbak iza takut gak di kasih gaji tambahan..huhu...

"Ma..mama..ri pak saya antar ke atas. Permisi mbak iza ..." Kata Edo takut dan mengantar Faisal kelantai atas.

Faizapun pergi ke kantornya mengambil buku-buku nya. Hach....dia agak keterlaluan mengeluarkan aura membunuh itu. Habis jengkel banget siiih Ama tu dosen, ngapain sih..nyusul iza Sampek kesini..? Sama si Edo juga, ikut campur urusan orang saja. Sebel banget dach.

Pada akhirnya Faiza berkutat dengan istilah-istilah rumit yang authornya aja tidak faham apa arti dari istilah-istilah kedokteran. Selama satu jam lebih Faiza mencatat dan menghafalkannya.

OM MR JUAN SHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang