40

3.3K 268 19
                                    

Satu hari sudah berlalu, kehidupan Faiza bersama putranya dijalani seperti biasanya. Melakukan aktivitas di kafe, kampus dan sekolah spesial Zidan. Yien beberapa hari ijin tidak bisa masuk kesekolah untuk terapi psikologis. Walaupun penculikan itu tidak berdampak besar baginya secara fisik, tapi dia menjadi fobia darah. Setiap kali ia melihat darah, ia akan berteriak histeris. Ia ingat ketika ia mencoba menyelinap menyelamatkan diri, ia salah memasuki ruang di gedung tua itu. Yein mendapati beberapa mayat anak kecil seumuran dengannya terbelah perutnya dan usus terburai keluar, hati, jantung dan ginjal sudah tidak ada di tempat. Ada juga yang tinggal rongga dadanya saja, semua dalaman di perut bocah itu hilang semua. Ada juga matanya juga hilang. Melihat semua ini ia berteriak histeris dan menyebabkan ia diketahui oleh penjahatnya dan di tangkap lagi. Ketika ia bertemu dengan Zidan, ketakutannya sedikit terobati. Melihat bocah laki-laki yang sepantaran dengannya itu, ia seakan mendapati Zidan adalah malakat berkuda putih yang menyelamatkan nyawanya. Ketika ia melihat Zidan membunuh penjahat itu, entah kenapa tak ada rasa takut atau kasihan. Mungkin ia berpikir jika penjahat itu pantas mendapatkan ganjarannya yang telah membunuh anak-anak yang tidak berdosa seperti dirinya.
Nanti, ketika ia masuk sekolah lagi, ia akan berterimakasih pada Zidan dengan setulus hatinya.

🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟

Di bandara Sukarno Hatta, ada seorang laki-laki tampan dan asistennya turun dari pesawat. Dengan taksi, ia menuju ke sebuah rumah yang sederhana berlantai dua. Tidak kecil atau pun besar. Ia memasuki rumah itu dengan di sambut beberapa pria berjas hitam.

"Bagaimana persiapannya? Pelaksanaan lelang barang antiknya? Dan apakan kabar ini sudah sampai ketangan Faiza?"
"Sudah tuan, rencananya ia akan hadir sendir di acara lelang itu. Dan menyerahkan kepada kami beberapa perhiasan di dinasti Tang. Seperti perkiraan anda, tuan"

"Bagus, ini lebih memudahkan ku bertemu dengan Faiza, sang leluhur kita ini"

"Sekarang kalian bisa pergi, dan jadikan acara lelang ini lebih spesial dari acara lelang di hari biasanya."
"Baik tuan"
Pria-pria berjas hitam akhirnya pergi dari rumah laki-laki itu.
Pria itu tak lain adalah sang pemilik toko barang antik di China, ia juga keturunan dari raja terdahulu. Saudara kembar Tang Juan Shi.
Dia bernama Yang Zhefang.
🌟🌟🌟🌟

"Mbak Faiza, mbak Faiza!" Panggil Raydel sang kasir ke Faiza ketika ia barusaja masuk dengan menggandeng tangan Zidan.
"Ada apa?" Tanya Faiza kalem.
"Ada undangan lelang barang antik di graha MB. Ni kartu undangannya" jawab Raydel sambil menyerahkan kartu undangan yang berwarna hitam dengan tulisan gold.
"Oh, makasih ya Ray, mbak ke atas dulu istirahat. Kalau ada apa-apa, colling aja ya"
"Oke, mbak"
Faiza pun pergi ke lantai tiga, sedangkan Zidan sudah duluan ketika Faiza sedang bicara dengan Raydel.
Nanti ia akan mengirim beberapa perhiasan di pelelangan nanti, untuk tambah modal kafenya. Rencananya ia akan membeli ruko di sebelahnya yang akan di jual.

Hach, hari yang melelahkan.
🌸🌸🌸🌸
Sedangkan ditempat nya Juan Shi, ia menempati masion mewah tak jauh dari rumah orang tua Faiza. Ia tidak tahu jika Faiza tidak tinggal dengan orang tuanya.  Dan kafe Faiza dengan rumah papanya berjarah seperempat jam dengan sepeda. Di sore hari Zuxuan lari-lari keliling komplek untuk lebih mengenal daerah tempat tinggal ibu dan saudaranya, gimana ya jika mereka ketemu? Secara fisik dia sudah berumur tiga ratus tahun lebih. Dan Zidan masihlah anak-anak berumur lima tahun lebih. Cek, pasti menyenangkan menggoda Zidan yang super super dingin gak banyak omong itu. Zuxuan terkikik dalam hati ketika membayangkan wajah Zuxuan yang imut. Hahaha...

OM MR JUAN SHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang