67

3.9K 234 70
                                    

Mungkin ini aku terakhir up disini, karena Faiza mau pindah lapak ke web novel. Bagi yang mau baca kelanjutan Faiza sama Juan Shi, silahkan lihat di web novel ya...😘 Jangan lupa dukung Faiza dengan kasih bintang yang banyak ya... Terimakasih.

https://www.webnovel.com/book/om-mr.-juan-shi_17633144506056205

-juan-shi_17633144506056205

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Perlahan sepasang mata cantik itupun terbuka.
"Faiza sayang, bagaimana perasaanmu?" Tanya mama Faiza dengan nada khawatir.
"Ma..ini di mana?"
"Di rumah, tadi papanya Xuan yang membawamu kemari. Za...jangan paksa dirimu untuk ikut dalam penyelidikan kasus itu. Mama tak ingin kamu kenapa-kenapa" sambil menggenggam tangan Faiza erat.
"Ma...iza sudah janji sama pak raya untuk membantunya. Kalau iza gak bantu berarti iza ingkar janji"
"Tapi za...itu sangat berbahaya"
"Ma..iza tahu jika mama sayang sama iza. Tapi...apa mama tega banyak anak gadis seperti iza yang hilang diculik dan berakhir dengan tubuh yang tanpa nyawa bahkan tak utuh? Maa...iza hanya ingin membantu jangan sampai ada korban lagi dan menangkap pelakunya" kata Faiza lemah. Ia masih ingat apa yang ia lihat terakhir kalinya, jika pembunuh itu bekerja sama dengan setan. Menurut kesimpulannya jika sang pembunuh ini ingin hidup abadi dengan mengorbankan banyak nyawa para gadis. Ini benar-benar sangat mengkhawatirkan, jika ini berlanjut maka para gadis akan dalam bahaya. Dia tahu siapa pelaku pembunuhan sebenarnya. Tapi, ia masih tak menyangka bahwa laki-laki itu begitu kejam kepada sesama manusia. Pandangan Faiza menerawang jauh. Mama Faiza yang melihat keadaan Faiza yang tidak merespon panggilannya menjadi sangat khawatir dan bergegas memanggil suami dan anak laki-laki nya yang berada di luar. Tak lama kemudian papa David dan Arkan datang tergopoh-gopoh, Faiza yang melihat keduanya datang dengan tergopoh-gopoh merasa heran.

"Pa, bang, ada apa? Kenapa kalian datang kayak orang kesurupan?"
"Hus! Kamu ini...kita berdua datang ke kamu karena khawatir sama kamu. Eh tak tahunya di bilang kaya orang kesurupan sama adik sableng kayak kamu" sewot bang Arkan tidak terima.

"Sudah, sudah. Yang penting adik kamu tidak kenapa-kenapa" lerai papa David.
"Maaf pa, ma, bang. Membuat kalian khawatir dengan keadaan Faiza" sesal Faiza sedih. Orang-orang tersayangnya menjadi khawatir akan keadaannya.
"Dek, lebih baik kamu gak usah ikut campur urusan kepolisian dech, itu bukan wewenang kamu. Kamu cuman warga sipil biasa bukan pemburu kriminal"

"Benar iza sayang, papa setuju dengan perkataan Abang kamu, kamu tidak usah ikut campur dengan urusan kepolisian"

"Tapi, bang, pa, pembunuh itu tidak akan berhenti membunuh para gadis sampai keinginannya tercapai"
"Apa keinginannya?" Tanya papa David dan Arkan serentak.
"Keabadian" jawab Faiza singkat.
"Keabadian? Jangan membual! Tak ada yang abadi semua makhluq hidup itu akan mati pada akhirnya" kata papa David penuh penekanan.

"Benar, tapi sebagian manusia berpikir jika mereka bisa mendapatkan keabadian atau bisa di katakan memperpanjang umur, mereka akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan nya. Walau mengorbankan nyawa manusia sekalipun, mereka akan jalankan." Terang Faiza denga nada lebih serius lagi.

"Jika mereka tahu bila Zuxuan menemukan pil memperpanjang umur, apa jadinya manusia-manusia serakah itu?! Pasti mereka akan memburunya sampai dapat" lanjut Faiza.

"Dan lagi sepertinya pembunuh ini mengincar putri anda tuan David, karena kemampuan Faiza yang tidak di miliki oleh manusia biasa" saut suara berat dari luar kamar Faiza. Disana, di depan kamar Faiza berdiri seorang pria sangat tampan dengan memakai jas berwarna hitam. Ia tersenyum ke arah orang-orang yang berada di kamar Faiza.

"Om Juan?"

"Dia pria yang membawa Faiza kembali, papanya Xuan Zu yang meminum ramuan keabadian yang di buat Xuan Zu" jelas Arkan kepada papanya, yang melihat raut wajah papanya yang berubah. Semua penghuni rumah itu tahu jika David sangat posesif terhadap Faiza.

"Kamu yang menolong Faiza?" Tanya David pada akhirnya setelah memelototi Juan Shi lama. Ia menyadari ketertarikan Juan Shi kepada putrinya ini. Ia pernah bertemu sekali dengan pria ini ketika masih berwujud kakek-kakek tua, ia tak rela jika mantunya lebih tua dari dirinya bahkan dia lebih pantas menjadi kakek buyutnya ketimbang menantunya.

"Benar, tuan David. Saya kesini hanya ingin memastikan keadaan Faiza saja"

"Dia baik-baik saja, karena kamu sudah tahu keadaan anak saya, sekarang silahkan pergi dari sini" usir papa David.

Juan Shi Hanya tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal, ia yakin bahwa istri kecilnya akan kembali kepelukannya lagi.

"Faiza, jauhi pria itu, papa rasa ia mempunyai maksud tertentu padamu" kata David memperingatkan putrinya.

"Ya pa, iza tahu itu. Katakan juga ke Zidan, ia sangat suka dengan om-om itu"

"Benarkah? Papa kira Zidan cuman suka dekat dengan Xuan saja?"

"Mereka berdua satu paket dengan Zidan pa, apa lagi mereka punya ikatan darah" celetuk iza keceplosan.

"Apa?!" Teriak papa David, mama Faiza dan Arkan bersamaan.

Faiza sampai kaget dibuatnya mendengar teriakan ketigannya.

"Maksudnya apa za??? Kamu jangan ngacok ya?!" Tanya mama iza kaget.

"Eh? Memangnya iza ngomong apa?" Tanya iza pura-pura bodoh. Duh..mulut koq gak direm sich, kan jadi ribet.

" Jangan pura-pura bodoh, za! Apa maksudnya ketiganya punya hubungan darah?! Za jelaskan!" Tuntut papa David. Jangan sampai apa yang dia pikirkan selama ini jadi kenyataan. Xuan Zu wajahnya sangat mirip dengan Faiza, jika mereka bersebelahan keduanya seperti kakak adek. Arkan aja kalau jalan sama Faiza di kira pacarnya bukan kakak nya, wajah keduanya beda jauh.

"Em...pa, nanti aja jawab nya..iza..kepalanya pusing sekali...aduh....sakit bangeeeet...." Faiza mencoba melarikan diri dari pertanyaan papanya ini. Semoga papanya percaya akting nya ini.

"Iza...Jangan berakting!"

"Pa..iza baru bangun dari pingsan, lebih baik biarkan dia istirahat dulu. Walau mama juga sangat penasaran dengan jawaban iza" kata mama Faiza.

"Oke, papa akan tunggu setelah Faiza istirahat." Papa Faiza pun pergi dari kamar putrinya itu di susul Arkan dan mamanya.

Untuk sekarang Faiza bisa bernafas lega, terhindar dari pertanyaan itu.

🌟🌟🌟🌟🌟

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OM MR JUAN SHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang