Faiza di bawa ke lantai atas kafe miliknya, dan di baringkan di kamarnya.
"Om, ibu kenapa?" Tanya Zidan heran.
"Kamu di kamar apa tidak mendengar keributan di luar?"
"Dengar, tapi gak aku hiraukan. Memang kenapa?"
"Kamu tu cuek boleh aja, tapi jangan kebangetan. Ibu mu baru saja kena musibah tahu!" Arkan gemas juga dengan keponakannya satu ini, cueknya kebangetan.
"Ibukan cuman pingsan, om. Dan gak luka" sewot Zidan. Tapi tiba-tiba kepalanya di jitak sangat keras sampai membuat kepalanya pusing.
Dengan wajah merah padam ia akan membalas orang yang berani memukul kepalanya, ibu dan pamannya tidak pernah memukulnya terlalu keras, hanya kembarannya dulu yang sering memukulnya. Iapun memandang siapa gerangan yang berani memukul kepala sakralnya? Tak jauh darinya berdiri seorang pemuda yang sangat tampan memandangnya dengan senyum ejekan dan kemarahan, pandangan seperti ini mengingatkannya dengan kembarannya Zuxuan. Dan wajah pemuda itu mirip dengan ibu? Ia menamatinya lagi, walau ada aksen orang khas tirai bambu, itu ada kemiripan dengan ibunya.
"Zuxuan?" Gumamnya. Yang masih di dengar Xuan Zu. Ia hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan gumaman Zidan. Mata Zidan pun melebar tak percaya jika pemuda di hadapannya adalah kembarannya. Bagaimana bisa????😱"Om aku keluar dulu ya, ach iya om, mau tanya. Itu orang siapa ya? Zidan baru lihat" tunjuk Zidan ke Xuan Zu.
"Oh itu klien om, tadi om ajak kesini mau makan di kafe ibumu. Eh tahunya ada kejadian kayak gini. Namanya Xuan Zu, blesteran China."
"Oooo gitu, Zidan keluar ya..titip ibu." Si bocah kecil itu pun keluar dan memberi isyarat kepada Xuanxuan untuk mengikutinya.
"Arkan, aku keluar dulu ya, mau cari angin dulu dan gak pantas aku berada di kamar adik mu"
"Ya, sorry ya Xuan. Kamu gak jadi makan di sini"
"Ya gak apa-apa, lain kali juga bisa" Xuan pun tersenyum dan keluar dari kamarnya Faiza.
Zidan berjalan ke roof top di ikuti oleh Xuan Zu.
Sesampainya keduanya di roof top, zidanpun menyerang Xuan tanpa jeda. Gerakan Zidan sangat gesit dan cepat, sampai Xuan kualahan menerima serangan Zidan.
"Cih, seharusnya ilmu beladirimu lebih maju dari pada aku yang anak kecil" ejek Zidan sinis.
"Ck, kamu masih seperti dulu tanpa peringatan dulu kalau menyerang" keluh Xuan lesu.
"Musuh tak butuh kita siap untuk di serang." Zidan pun menyerang kembali ke arah Xuan Zu atau Zuxuan, kembaran zidan. Sekarang serangan mereka seimbang karena Xuan telah siap dengan serangan saudara kecilnya. Di sela-sela serangan Xuan tertawa dengan sangat keras.
"Apa yang kamu tertawakan?!"tanya Zidan jengkel karena dia bisa menebak apa yang ditertawakan saudara kembarnya itu.
"Lihatlah dirimu bocah, kau masih bayi begitu, apa kamu kurang makan sampai pertumbuhanmu sangat lambat?"
"Bodoh! Aku bocah umur lima tahun, wajar saja tubuhnya masih kecil"
"Tapi..kenapa kamu masih seperti dulu ketika kamu meninggakkan kerajaan Tang tiga ratus tahun yang lalu?hahaha.."
"He bodoh, kalau akau bocah Lima tahun berubah bentuk Segede kamu, semua orang akan ketakutan, yang ada aku akan di kira suami ibu dari pada anaknya. Badan ku segini aja di kira adeknya, bukan anak kandung ibu" sedih Zidan, karena di luar rumah ia akan berpura-pura menjadi adek ibunya dari pada anak laki-laki nya.
Sebenarnya Zuxuan juga terkejut dengan pertumbuhan Zidan yang sangat pesat sekarang saja ia sudah setinggi seratus lima puluh centimeter, dia masih limaasuk ke enam tahun dua bulan lagi ia enam tahun dan tingginya sudah 1,5 meter.
"Sudahlah jangan bahas tinggi badanku lagi, sekarang kita bahas kamu, kenapa kamu bisa sampai disini, ceritakan secara singkat saja" tegas Zidan.
"Oke, tapi aku haus dan lapar dari tadi aku belum makan" keluhnya.
"Oke, kak Udin nanti yang bawa kan makan dan minummu kemari, sekarang ceritakan dirimu, dan bagaimana keadaan laki-laki itu, apa dia masih hidup?"
"Hei... laki-laki itu ayahmu juga, hormatilah dia sedikit"
"Kamu juga apa pernah menghormati dia sebagai ayah?"
![](https://img.wattpad.com/cover/173644334-288-k674715.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OM MR JUAN SHI
FantasyFaiza Putri Anisa dapat foucer gratis liburan kecina pada liburan akhir semester. Yang anehnya ia berangkat hanya sendiri. Tak ada yg lain. Ayah bundanya tak mengizinkan dia pergi krn dia anak perempuan. Tp ia nekat pergi ke China sendirian. Ia ingi...