Beberapa hari ini ia sibuk mengurusi kuliah dan kafenya, sedangkan Zidan semenjak kafe pindah ia tinggal bersama neneknya. Karena sekolah dan rumah neneknya terbilang dekat dari pada tinggal di kafe Faiza yang sekarang.
Di siang hari Faiza dapat telfon dari ibunya untuk pulang kerumah karena ibunya rindu padanya. Dan rencananya ia akan ke rumah ibunya ba'da ashar, setelah kuliah dan mengurus kafe. Sebab kafe semakin ramai dan tenaga kurang, ia merekrut beberapa pemuda untuk jadi waitress, Dua koki dan satu bartender, bukan untuk wiski tapi untuk sari buah yang sudah difermentasi dengan sangat baik. Rasanya manis dan segar. Ini sebagai ganti wiski atau minuman keras yang lainnya. Dan ini banyak peminatnya walau harus merogoh kocek lebih banyak.***********
Habis sholat ashar....di tempat lain...
Seorang pria tua berumur delapan puluhan yang sedang duduk di kursi roda, keluar jalan-jalan di halaman rumah nya. Ia melihat ke jauh sebrang jalan, tepatnya rumah orang yang sangat ia rindu selama ini. Faiza putri Annisa mantan istri kecilnya. Ia sadar dulu perbedaan mereka yang menyebabkan salah satu faktor Faiza meninggalkannya selain ia mempunyai banyak istri. Itu adalah agama.
Seratus tahun yang lalu ia bertemu dengan musyafir dari negeri Jiran, ia belajar banyak tentang agama darinya. Membuatnya berakhir memeluk Islam bersama dengan Zuxuan. Dulu hatinya penuh rasa tak aman, was-was setiap saat. Setelah masuk Islam ia merasa tenang dan damai.
Sekarang yang ia inginkan hanyalah banyak beribadah dan meninggal di dekat orang yang sangat ia rindukan. Ia merasa ajalnya sudah dekat, permintaan terakhirnya hanya berdamai dengan Faiza. Tak terasa sebutir air mata meneteske pipinya.
Di kejauhan ada sebuah truk yang lepas kendali, sepertinya remnya blong. Tak biasanya jalanan di sini di lewati truk. Di sebrang jalan, ada bocah berumur empat tahun yang tiba-tiba keluar dari pekarangan rumahnya dan berlari ke tengah jalan, itu membuat jatungnya ingin lepas. Di belakang bocah itu ada seorang ibu-ibu yang mengejar bocah itu dan berteriak berhenti ke bocah itu berulang kali. Tiba-tiba bocah itu berhenti tepat di tengah jalan, truk yang lepas kontrol itu sudah mulai dekat, ada juga sepeda motor metik yang dari arah berlawanan. Juan shi si kakek tua bergegas memutar energi rohnya yang telah lama tidak ia gunakan menyuntikkan ke kursi rodanya, ia melesat cepat ke tengah jalan melindungi si bocah itu. Tepat truk itu menghantam keduanya.BOOOM BRAAAK
Tabrakanpun tak terhindar lagi.
Seorang wanita yang mengendarai motor metic dari arah berlawanan seketika berhenti, ketika melihat kejadian di depan matanya. Kakek berkursi roda itu menghalau truk yang akan menabrak bocah laki-laki itu dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memeluk tubuh kecil dengan erat. Dari apa yang wanita itu lihat, kakek itu mengeluarkan cahaya yang menyelubungi truk agar tetap di tempat. Jika tidak, truk itu pasti akan terlempar kearahnya. Dengan kata lain kakek itu juga telah menyelamatkan nyawanya juga. Dari arah samping datang seorang ibu-ibu yang berteriak-teriak tidak jelas sambil menudingkan tangannya ke arah si kakek dengan wajah marah. Yang bisa wanita itu tangkap dari Omelan ibu-ibu itu" kakek tua Bangka! Kamu ingin membunuh putra saya ya! Kalau ingin mati jangan bawa-bawa putra saya!" Raung ibu-ibu itu heboh.
Jelas-jelas dilihat dengan mata orang jika putranya dan dirinyalah yang salah, membiarkan putranya berlari ketengah jalan. Jika kakek itu tidak menolong putranya tepat waktu, putranya sudang menjadi daging cincang jika dilihat kecepatan truk itu.
Faiza si wanita pengendara metic turun mendekati ibu-ibu itu dan menampar wajahnya dengan keras.PLAAAK
Ibu-ibu itu terkejut ada orang yang tiba-tiba menampar wajah halusnya.
"Kau..kau...menamparku?!" Raungnya tambah murka, seakan jantungnya akan meledak karena marah.
Ia akan membalas menampar bocah ingusan di depannya tapi .....PLAAK
Satu tamparan mendarat di pipi nya.
"Kau...." Dengan mata melotot dan mengangkat tinggi-tinggi tangannya siap menampar wajah cantik bocah berjilbab di depannya. Tapi Faiza berbalik pergi mendekati kakek tua itu dan melihat tubuhnya dan juga tubuh bocah kecil itu, apa ada yang terluka atau tidak.
"Kakek, kenapa kamu menyelamatkan anak ini jika ibunya tidak bisa berterima kasih dengan apa yang kamu lakukan? Biar saja bocah ini jadi daging cincang sekalian bisa jadiin sosis daging manusia, trus kasihkan ke ibu-ibu itu, biar tahu rasa sosis daging anak sendiri" sinis Faiza ke ibu-ibu itu.
Juan shi yang di dekati faiza, jantungnya berdegup kencang. Ia menatap Faiza dengan rindu yang amat sangat.
"Faiza.." batinnya senang bercampur haru. Setetes air mata jatuh kepipi keriputnya.
Faiza yang melihat kakek itu menangis menyalah artikan air mata itu, ia menyangka jika kakek itu cidera. Bagaimana pun ia telah menghalau sebuah truk bermuatan penuh dengan satu tangan. Faizapun khawatir dan menghibur si kakek, sedangkan si bocah kecil itu pingsan karena shock.Ibu-ibu yang mendengar omongan Faiza meraung keras, menyebabkan banyak orang berdatangan, walau tadi memang sudah banyak orang karena tertarik dengan suara keras.
Mereka heran dan takjub, truk itu ringsek di depan. Sepertinya pak sopirnya terluka parah. Sebagian warga cepat-cepat menolong si sopir dan memanggil ambulance, dan sebagian menenangkan ibu-ibu itu tapi banyak yang menyalahkannya karena ceroboh dan tidak berterima kasih. Kursi roda yang diduduki Juan Shi juga rusak karena kerasnya tekanan tabrakan itu, ia terseret beberapa meter. Tangannya terluka karena benturan keras itu, tapi tidak sampai mematahkan tulang tuanya. Maklum saja kekuatannya telah menurun, jadi masalah kecil seperti ini membuat dia terluka.Polisi dan ambulance datang bersamaan, ketika Juan Shi akan di bawa ke rumah sakit ia menolak dengan alasan putranya seorang dokter. Ia hanya meminta di antar kerumahnya karena kursi rodanya sudah tidak bisa terpakai lagi. Faiza setelah memarkir kendaraan di pekarangan rumah Juan Shi ikut masuk ke rumahnya, dan membantunya merawat luka di tangannya. Masalah ibu-ibu itu ia serahkan ke polisi saja, ia tak mau berurusan dengan polisi terus. Itu menyebalkan.
"Kakek bagaimana? Sudah mendingan?" Tanya Faiza lembut, setelah merawat luka Juan Shi.
Juan shi Hanya menatap Faiza lama, ia tak ingin berpaling darinya. Bahkan ia tidak berkedip, takut jika Faiza menghilang.
"Kakek.." tegur Faiza, ia heran kenapa kakek di depannya melihatnya seperti itu. Dan ia merasa wajah kakek itu sangat familiar, padahal ia merasa baru satu kali bertemu dengan nya.
"Kek.."panggil Faiza sekali lagi.
"Ah..I..iya, ada apa?" Tanya Juan Shi Malu, kepergok memandangi mantan istrinya intens. Dan ia sangat merasa miris setiap Faiza memanggilnya kakek. Faiza yang sekarang dengan jilbab di kepalanya semakain menambah cantik parasnya, ia merasa ingin muda kembali seperti dulu dan menyebunyikan Faiza hanya untuk dirinya sendiri.
"Terimakasih, karena membelaku dan merawat lukaku"
"Tidak kek, saya yang harus berterimakasih kepada kakek, karena kakek juga menyelamatkan nyawa saya, jika kakek tidak menghalau truk itu, pasti saya sudah jadi sosis"
"Haha.. kamu bisa saja"
Tiba-tiba dari arah luar, ada seseorang yang berlari kedalam rumah dan membuka pintu dengan kasar dan keras.
BRAAAK.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM MR JUAN SHI
FantasiFaiza Putri Anisa dapat foucer gratis liburan kecina pada liburan akhir semester. Yang anehnya ia berangkat hanya sendiri. Tak ada yg lain. Ayah bundanya tak mengizinkan dia pergi krn dia anak perempuan. Tp ia nekat pergi ke China sendirian. Ia ingi...