Faiza Putri Anisa dapat foucer gratis liburan kecina pada liburan akhir semester. Yang anehnya ia berangkat hanya sendiri. Tak ada yg lain. Ayah bundanya tak mengizinkan dia pergi krn dia anak perempuan. Tp ia nekat pergi ke China sendirian. Ia ingi...
"Hehehe...kamu memang tahu betul diriku Kaka bayi. Hahaha" Zuxuan bener-bener sangat senang mengusili kakaknya ini. "Jangan panggil aku bayi! Kamu yang bayi!" Marah Zidan, hanya berhadapan dengan Zuxuan saja ketenangan Zidan terpengaruh. "Zidan...aku benar-benar merindukanmu" Zuxuan langsung menghambur ke arah Zidan dan memeluknya erat, air matanya mengalir tak terbendung lagi. Hanya Tuhan yang tahu seberapa beratnya ia berpisah dengan ibu dan saudara kembarnya ini. Semua rintangan yang telah ia lalui. Zidanpun ikut terbawa suasana dan ikut menangis seperti Zuxuan, hach pemandangan mengharukan reuni dua saudara kembar yang beda generasi itu. Setelah beberapa saat kemudian tangisan dua orang ini pun reda. "Xuan, apa .... Ibu diberitahu jika kamu putranya?" "Jangan dulu, aku ingin ibu bisa mengenaliku apa tidak. Jika memang benar darah lebih kental dari pada air, pasti ibu akan mengenaliku" "Pasti ibu akan shock berat jika tahu kamu putranya, putranya lebih tua dari ibunya,haha.." sekarang gantian Zidan yang ngeledek Zuxuan. Zuxuan takjub dengan perubahan kembaran nya yang sudah bisa tertawa lepas seperti ini.
💐💐💐💐💐💐💐
Keesokannya...Faiza masih berurusan dengan polisi untuk di mintai keterangan lebih lanjut, dan...ia memberi gambar/ seketsa wajah orang yang menjual ruko itu. Ia belum menceritakan penglihatannya itu pada siapapun. Karena wajah orang itu hanya terlihat dari samping saja, tapi yang jelas adalah tato tengkorak yang berada di lengan atas sebelah kiri. Ia juga sering ketemuan dengan kepala divisi kriminal, Raya Aditya. Kebetulan ia masih single, siapa yang tahu jika pak Raya jodohnya kan?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cakep and maco orang nya, siapa saja jika melihat wajahnya meleleh hatinya. Apalagi ia gentleman bangeeeet. Seperti sekarang ini Faiza dan Pak Raya sedang makan berdua di RM ayam bakar wong solo. Dekat kampusnya.
"Kayaknya bapak sering makan di sini ya? Tahu betul tata letak dan menu di sini?" Sambil menyeruput jus jeruknya. "Iya, sering ke sini sama teman-teman sedivisi. Ach ya...jangan panggil pak kalau aku gak sedang dinas" " Trus panggilnya apa dong? Kita kan cuman kenalan saja" Nyes banget sih omongannya Faiza, membuat hati raya sakit. "Panggil mas aja" "Ck situ kan bukan apa-apa nya Faiza, ngapain panggil mas. Panggilan mas itu untuk suami Faiza seorang" "Boleh dong aku yang jadi mas kamu itu" Duh kode mode in tuh si Raya, pengen halalin cewek yang duduk di depannya ini. Sejak ketemu dengan nya pertama kali, jantungnya udah dag Dig dug, dulu ia kira cuman karena ketemu sama mayat banyak, tapi setelah ia sadari itu jantung dag-dig-dug karena ketemu dengan cewek ini. "Gak ach, situ bukan tipe aku. Gini aja, pak raya aku panggil Abang aja. Gimana?" Ck dasar Faiza kalau nolak koq jleb banget. "Oke. Nah sekarang kamu mau kasih info apa ke kita tentang masalah kemaren?" Faiza pun mengeluarkan beberapa gambar seketsa orang yang menyiksa para korban secara detail sesuai dengan apa yang ia lihat, dan yang terakhir wajah samping milik si pelaku. Ketika Raya melihat wajah itu..ia pun terkejut, karena dia orang yang berpengaruh di bidang kedokteran, seorang dokter muda yang jenius bagian organ dalam.
"Pak raya kenal ama si pelaku?" "Beneran za wajah yang kamu lihat itu dia?" Tanya raya memastikan lagi. Faiza pun mengangguk kan kepalanya berulang kali.
"Bang Raya kenal?" "Hach..gak kenal sich..tapi tahu siapa dia, dia tidak bisa di tangkap begitu saja tanpa bukti kuat. Dan lagi ia orang berpengaruh" ",Oooo gitu, trus Gimana Kabar si penjual ruko?" "Udah ketangkep, dan uangnya tinggal satu milyar. Kamu gak papa?" "Gak papa sich...dari pada uang gak balik sama sekali"
Dan yang mengejutkan adalah ketika ruko itu di bongkar, mereka masih mendapati banyak tengkorak manusia yang terkubur di bawak bangunan ruko. Sekarang ini banyak toko yang di sana tutup atau pindah tempat. Untuk Faiza ia sudah mendapatkan tempat strategis di dekat kampusnya ini, di depan RM ayam bakar wong solo ini. Ia juga telah menjual kafenya walau dengan harga yang murah. Sedangkan kekurangan uang ia menjual satu set perhiasan nya lagi. Dan ini terjual sebesar 1,5 milyar, fantastis bukan? "Bang raya, kapan-kapan mampir ke kafe Faiza ya? Kalau udah jadi kafenya"
",Okey, kapan-kapan aku akan mampir"
"Sorry ya bang, Abang ini umurnya berapa, ko pede amat ngelamar saya dengan pakek kode?"
Blusssss
Si Raya wajahnya merah padam karena malu, Faiza ini gak punya perasaan kali ya? Aku kan jadi malu.
"Kamu tu gak sopan ya? Tanya umur orang" ",Ya..pengen tahu aja, situ kelihatan lebih tua dari Abang aku, Arkan"
"Kelihat banget ya? (tarik nafas panjang, dan Faiza mengangguk) umurku dua puluh sembilan tahun"
"Om-om dong?" Celetuk Faiza yang membahana di rumah makan itu. "Faiza" Tegur Raya gemas. ", Hehehe... sabar-sabar hehe..", dengan senyum yang amat manis membuat Raya gak bisa berpaling ke arah lain.
"Duh om, Faiza pamit dulu. Masih ada kelas nanti, bay" Faiza pun pergi meninggalkan raya seorang diri di sana.