Kaisar Juan Shi sedang memantau rakyatnya dg menyamar, walaupun ia kejam tapi ia tak melalaikan mengurus rakyatnya. Maka seluruh rakyat sangat mencintainya dan mengelu2kan kedermawanannya. Berjalan2 ditengah2 rakyat jelata adalah rutinitas sepekan tiga kali. Bila ada rakyatnya yg membutuhkan ia bantu sampai ia tak kesusahan.
Dipasar, Faiza dan dua putranya Zidan dan Zuxuan menjual sayuran yg mereka petik kemarin sore. Sudah berbulan2 mereka tinggal di ibukota, dan menghindar dari penghuni kerajaan. Tapi tanpa sepengetahuan Faiza, Zuxuan. Masuk menyelinap ke dalam istana dan membuat onar disana.
Para penghuni istana dibuat porak poranda krn setan kecil yg susah di tangkap.
Faiza sdg menjajakan dagangannya, menjual sayurannya dg murah dan juga sayur matang bisa dimakan ditempat, ya...seperti jajanan di kaki limalah.
Juan Shi pun yg menyamar, berkeliling melihat kehidupan rakyatnya yg makmur. Ia puas dg hasir kerjannya. Gk sengaja ia melihat seorang ibu2 yg menjual sayurannya yg tampak familiar walaupun wajah itu tertutupi debu dan dekil. Dan 2 bocah laki2 kcil yg ikut melayani pembeli walaupun ia berumur 3 thn mungkin?
"Wajah itu spt Faiza?"gumamnya.
Perlahan ia mendekati sang penjual sayuran dan ikut duduk untuk membeli sayur matangnya. Walaupun itu diruang terbuka tp sangat nyaman. Ia memperhatikan sipenjual secara intens, sampai si penjual sangat risih."Tuan mo pesan apa?"
"Beri aku semuanya, aku ingin mencicipi semua yg ada disini" katanya arogan.
"Oke, tunggu sebentar" kata sang penjual.
Tak lama dua bocah kecil meletakan semua pesanannya dg wadah kecil2. Dan satu piring nasi.
"Tunggu anak kecil, siapa namamu?"
"Hm...paman, kata ibu kita tak boleh memberi nama kita sembarangan kalau tak ingin celaka" jawab bocil dg nada datar.
"Hehe...paman, jangan dengarkan dia, kami akan memberi tahu nama kami dg syarat beri kami uang, satu nama 20 koin perak. Bagaimana?" Kata bocil satunya dg menaik-turunkan kedua alisnya dg jahil. Tp menambahkan keimutannya.
Juan Shi tak tahan untuk mencubit pipi bulat bocah itu. Dan iapun tertawa.
"Oke diel. Ini uang 50 koin perak, cukup?"
"Oke cukup" bocil itupun memasukan kantong uang itu ke saku celanannya.
"Aku yg tampan ini bernama Zuxuan dan ini kembaranku namanya, Zidan. Dan itu ibu kami. Namanya.........tambahkan 100 koin emas untuk nama ibuku" kata bocil yg mengaku Zuxuan itu.
"Xuan, jangan keterlaluan. Ibu akan marah" tegur Zidan datar tp ada nada penekanan.
"Diam! Ini bisnis. Ini juga untuk niang. Biar niang gk bekerja lagi." Yg mendengar jawaban Zuxuan pasti akan terharu krn ia sangat berbakti. Tp bagi Zidan itu cuman mainan untuk si Zuxuan sendiri. Zidanpun memutar matanya.
"Bagaiman? Hmhm.."
"Apa gunanya nama ibumu? Apalagi harus membayar 100 koin emas?" Tanya Juan Shi sambil menikmati makanan.
"Kau akan tahu nanti..."
Karena penasaran, Juanpun membayar 100 koin emas kpd bocil Zuxuan.
"Nama ibu...Faiza Putri Anisa. Bai paman. Kami harus membantu ibu kami" Zuxuan pun menyeret Zidan untuk pergi dr sana.
Juan Shi pun linglung mendengar jawaban bocil tersebut.
"Faiza Putri Anisa" gumamnya mengulangi nama sang ibu dua bocil itu.
Pandangannyapun jatuh ke atas wanita berwajah hitam itu. Pantas wajah itu tampak familiar. Ternyata benar, dia wanita yg ia cari selama ini. Dan 2 bocil itu...apakah putranya? Kalau dilihat2 salah satunya mirip dgnya. Zidan. Ya, dia mirip dgnya ketika ia masih kecil dan juga sifatnya. Hatinya benar2 bahagia. Kalau Zuxuan, dia perpaduan antara dirinya dan Faiza. Tp lbh condong ke Faizanya. Ah sekarang ia telah mendapatkan 2 ahli waris. Hatinyapun bahagia.
🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀
💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧💧
🌰🌰🌰🌰🌰🌰🌰🌰🌰🌰🌰🌰🌰

KAMU SEDANG MEMBACA
OM MR JUAN SHI
FantasiaFaiza Putri Anisa dapat foucer gratis liburan kecina pada liburan akhir semester. Yang anehnya ia berangkat hanya sendiri. Tak ada yg lain. Ayah bundanya tak mengizinkan dia pergi krn dia anak perempuan. Tp ia nekat pergi ke China sendirian. Ia ingi...