"Faiza.."
Panggilan suara berat membuat ia mendongakkan kepalanya yg sdg sibuk mengemasi dagangannya yg tlh habis.
"Juan Shi?" Panggilnya dg mata membulat. Bagaimana tdk, ia telah membuat kulitnya hitam biar tak dikenali, tp laki bre****k ini bisa mengenalinya?
"Anda siapa? Saya bukan orang yg anda sebutkan" dg bahasa mandarin yg fasih. Sambil acuh tak acuk meneruskan berkemasnya. Sedangkan 2 manusia kerdilnya sedang asyik berkeliling pasar spt biasanya.
"Faiza, kamu tak bisa mengabaikanmu, krn putra kita, Zhangxie. Yg mengatakan dirimu siapa"
"Dasar penghianat, awas saja iblis kecil itu pulang , aku akan jadikan dia bergedel" marahnya.
Juan Shi pun tersenyum, sudah lama ia tak mendengarkan omelan wanitanya ini. Dilihat2 Faiza makin seksi saja walaupun pakai baju usang. Pantas saja banyak laki2 yg mengawasi tubuhnya walaupun wajahnya hitam. Hatinya bergemuruh jengkel ia ingin sekali mencukil matanya orang2 yg melihat tubuhnya dg penuh nafsu.
Juan Shi pun mendekat dan menarik tubuh Faiza kdlm pelukannya.
"Faiza ayo pulang, permaisyuriku sudah lama pergi dan dinanti rakyatnya" suara lembut Juan Shi mengalir lembut ditelinganya dan ia bisa mencium bau harum dr tubuh pria ini.
DEG..DEG..DEG..
Jantungnya berdetak spt tabuj yg dipukul.
"Ehm ehm.. sudah pelukannya?" Tanya Zidan datar ke arah pasangan yg sdlg berpelukan dihadapannya.
Sedangkan Zhangxie menyeringai ke arah pasangan itu.
Wajah Faizapun memerah malu, ia segera melepaskan diri dr kungkungan Juan Shi.
"Anak2 ayo pulang, bawa bungkusan kecil itu masing2 satu " kata Faiza sedikit bergetar krn gugup kepergok oleh putra2nya yg sedang berpelukan dg seorang pria.
Tanpa kata dua bocah itupun mengambil bungkusan yg di maksud dan langsung pergi ke rumah kecil mrk, si Zhangxie pun bersiul gembira. Faiza geram dg keusilan putranya itu.
Juan Shi yg di tinggal sendiri bengong sesaat kmd mengikuti ibu dan anak di belakang mereka, sesekali ia tersenyum membayangkan keluarga kecilnya bersatu kembali.
"Ini..tempat tinggal kln selama ini?" Dg nada jijik.
"Knp? Jijik? Klu jijik, sana pergi! Tu..istanamu keliatan dr sini!" Jwb Faiza jutek.
"Iza, kau adlh permaisuri negri ini..apa pantas kamu tinggal ditempat sempit ini?"
" om, denger ya..istana itu tempat penyamun berkedok bangsawan, sering rebutan jabatan dan harta. Mending disini adem tentram, bebas. Sudahlah aku jelasin juga gk guna" sewot Faiza.
Juan pun sadar apa yg dikatakan Faiza benar, mungkin ia bisa mencoba tinggal disini sebentar.
Juan Shi pun memasuki salah satu kamar yg cuman ada satu ranjang yg lebarnya 180 cm dan panjangnya 2meter. Dg kasur dr kapas spt buatan tangan sendiri. Sdgkan kamar sebelah ada dua bed yg lebarnya 1,4m saja. Pasti buat tidur 2 putra mrk. Rumah ini tersusun praktis. 1 dapur dekat kamar mandi plus wc, 2 kamar tidur dan 1 ruang tamu. Kalu tdk salah besar rumah ini 100 m persegi.
"Knp km masuk ke kamarku? Bukannya aku tlah menyuruhmu pulang ke istanamu?" Tanya Faiza jengkel.
"Sayang, kamu jgn mengusir suamimu ug baru bertemu dgmu setelah sekian lama" rajuk Juan Shi menjijikkan. Bagaimana tampang dingin Juan berubah merajuk sepeti anak kejil yg ingin di belikan permen.
"Terserah apa katamu, yg jelas aki bukan istrimu" tandas Faiza. Lalu ber baring di tempat tidur tdk menghiraukan juan shi yg mulai kepanasan.

KAMU SEDANG MEMBACA
OM MR JUAN SHI
FantasiaFaiza Putri Anisa dapat foucer gratis liburan kecina pada liburan akhir semester. Yang anehnya ia berangkat hanya sendiri. Tak ada yg lain. Ayah bundanya tak mengizinkan dia pergi krn dia anak perempuan. Tp ia nekat pergi ke China sendirian. Ia ingi...