51

2.6K 274 20
                                    

BRAAAK.

Pintu depan rumah terbuka kasar, tampak seorang pemuda yang sangat tampan muncul di baliknya dan dengan tergesa-gesa dan raut wajah yang khawatir tertera jelas disana. Ia tak melihat di ruangan itu ada orang lain selain kakek itu. Pemuda itu dengan panik memeriksa semua tubuh kakek itu seperti ia takut jika kakek itu kehilangan nyawanya.

"Pak tua, banyak juga nyawamu?! Apa kamu sadar ha! Jika kamu mengeluarkan asense roh mu dan juga qi, itu mengurangi hidup mu?! Apa kamu tidak menghargai usahaku yang membuatmu seperti sekarang? Padahal kamu belum minta maaf sama ibu?! Dasar orang tua bau, kamu membuatku sangat rugi besar dengan memberikanmu pil pajang umur!" Omel pemuda itu tanpa jeda.

"Bocah bau!! Omong kosong apa yang kamu katakan, ha?! Apa kamu tidak malu berbicara seperti itu dengan ayahmu di hadapan orang lain?!" Hardik Juan Shi Malu bercampur marah.

"Ech? Ada orang lain?" Pemuda itupun menoleh kekanan dan ke kiri dan mendapati Faiza yang masih memegang kotak obat.
Zuxuan pun terkejut melihat gadis cantik yang berdiri di hadapannya. Ia terpana melihatnya. Waktu pergi ke kafe Faiza ia tidak melihat wajah ibu nya seperti apa, dan sekarang ia melihat dengan jelas wajah yang sangat ia rindukan. Wajah itu bertambah cantik dan anggun berbalut kain jilbab yang membungkus kepalanya. Sangaaaat cantik. Jika itu wanita lain ia akan langsung membawanya kabur untuk di nikahinya.

"Ehm, apa...ada sesuatu yang aneh di wajahku?" Tanya Faiza sambil menunjuk ke wajahnya, ia heran dan risih di lihat sampai segitunya oleh seorang pemuda tampan. Tapi entahlah, ia merasa familiar dengan wajah tampan itu.

"Ach tidak, tidak. Anda sangat cantik. Terimakasih telah merawat ayah saya" jawab Zuxuan tersenyum lebar.

"Emm...dilihat dari kalian bukan seperti ayah dan anak, tapi kakek dan cucu" celetuk Faiza mengena di hati Juan Shi. Membuat dia sedih.

"Itu karena aku menikah dengan ibunya sudah berumur, jadi ketika putraku sudah dewasa terlihat aku ini kakeknya" sedih Juan Shi.

"Ma..Maaf, kek. Bukan maksud saya. Ah ya kita belum kenalan, saya Faiza"

"Panggil saja kakek Ju. Dan anak bau itu Xuan Zu"

" Oh..oke, kakek ju Faiza permisi dulu. Keburu malam nanti ibu Faiza marah. Bye kakek ju, bye bang Xuan" setelah itu Faiza ngacir pulang meninggalkan kedua pria beda generasi yang sedang bengong. Tiba-tiba tawa Juan Shi meledak. Zuxuan yang jadi sewot tingkat dewa.

Ibuuuuuuuu kenapa kamu panggil putra mu dengan sebutan abaaaaang!!!! Teriak Zuxuan jengkel. Tawa Juan Shi bertambah membahana tak terkendali, melihat kelakuan Zuxuan, putranya yang arogan.

Sorry dikit banget

OM MR JUAN SHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang