Chapter 18

1.8K 237 3
                                    

-Clarisa’s POV-

Aku membuka mataku perlahan, kepalaku sedikit terasa pusing. Aku menatap sekelilingk dan aku baru menyadari jika aku tertidur di dalam mobil. Aku mengucak mataku sambil menghilangkan rasa pusing yang melanda kepalaku. Setelah separuh tersadar, aku dapat melihat Harry yang tertidur dikursi pengendar sambil menyenderkan kepalanya diatas stir mobil.

“Harry bangun!” aku mengguncang bahunya dengan tangan kananku.

Ku lihat Harry menegapkan bandannya pertanda jika aku berhasil membangunkannya. Dia menoleh kearahku sambil menguap kecil. Samar-samar aku dapat melihat wajah Harry memar bahkan pipinya berdarah.

“Kau sudah sadar. Syukurlah.” ucapnya sambil tersenyum. Sangat terlihat jika ia menahan rasa sakitnya akibat disudut bibirnya terluka.

Aku pun mengambil ancang-ancang untuk pindah kebangku depan yang ada disebelah kursi pengendara. Namun sayangnya tubuhnya masih sangat lemas untuk berdiri, untung saja Harry mengangkat sedikit tubuhku untuk berpindah.

“Mengapa kita berada disini?” tanyaku.

“Karena kejadian semalam dan aku tidak berani membawamu pulang. Maafkan aku, Clar.”

Aku terdiam sambil memikirkan ucapannya. Setelah otakku bisa berjalan dengan normal lagi, aku mengingat kejadian semalam. Aku hampir diperkosa oleh bajingan di club malam itu. Dan setelah itu kepalaku pusing dan aku tidak ingat apa-apa lagi.

“Kau menolongku?” tanyaku. Harry menoleh kearahku lalu mengangguk.

“Karena perbuatanku kau hampir menjadi mangsa si bajingan sialan itu.” ucapnya. Aku tidak menggubrisnya lagi, sungguh aku sangat tidak ingin membahas kejadian semalam.

“Seharusnya kemarin aku tidak ikut denganmu.”

“Maafkan aku?” Harry meraih satu tanganku lalu menggenggamnya dengan erat. Aku pun merasa tidak ingin melepaskan tangannya.

“Sekarang jam berapa?” tanyaku. Harry melepaskan tanganku lalu ia melihat jam tangannya.

“Delapan pagi. Apa kau akan pergi ke kampus hari ini?”

“Apa sekarang hari Selasa?”

Harry menganggukan ucapanku.

Aku menarik rambutku kebelakang secara frustasi bahkan rasa sakit dikepalaku ini tidak hilang hingga kini. Sial, aku belum mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan sekarang. Bahkan hari ini ada sebuah kuis yang diadakan Mrs.Carolate untuk tabahan nilai. Dan apa aku bisa mengikutinya jika keadaanku seperti ini?

“Aku harus ke kampus, Harry!”

“Apa kau yakin akan pergi ke kampus dengan kondisi seperti ini? Kau terlalu lemas, Clar. Sebaiknya kau istirahat.”

“Tidak, Harry. Ada kuis yang harus ku ikuti hari ini. Jika saja aku tidak pergi bersamamu kemarin, semua tidak akan seperti ini.”

Harry mendengus seakan menyesali semua yang telah terjadi.

“Harry, cepat jalankan mobilmu dan bawa aku ke kampus!” perintahku.

Dengan itu Harry pun langsung melajukan mobilnya tanpa berbicara lagi. Aku dapat melihat wajahnya yang tak kalah cemas dariku.

***

Aku keluar dari mobil Harry setelah tiba di kampus. Bahkan kakiku saja masih bergetar ketika menginjak tanah. Ditambah lagi kepalaku masih terasa berat. Tetapi aku harus melawannya, aku harus mengikuti kuis itu hari ini.

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang