Chapter 37

1.8K 205 8
                                    

Aku masih mematung dalam kondisi yang tidak mengenakan. Sesekali aku memberanikan untuk menoleh kearahnya dan Niall dengan tajam masih menatapku hingga sekarang. Harry dan Paman Derk hanya menatap kami yang tengah ada dalam kebisuan ini. Suaraku seolah tertahan tak bisa mengucapkan sepatah kata pun sekarang. Dengan berat kudengar Niall menghembuskan nafasnya.

"Aku ingin bicara denganmu."

Niall menarik pergelangan tangan kananku, lalu menyeretku keluar dari kamar rawat Paman Derk dengan sedikit kasar. Aku yang tidak bisa memberontak pun harus menurut. Aku tidak mungkin menambah kemarahannya terhadapku. Niall menutup pintu rapat-rapat sebelum dia melepaskan tanganku ketika kami tiba didepan pintu. Hanya ada kami berdua sekarang -- Aku dan Niall.

"Niall, aku bisa menjelaskan semua-"

"Semuanya sudah jelas,Risa." potong Niall cepat.

Aku menunduk, meremas tanganku sendiri sambil mencoba berfikir untuk mencari jalan keluar, "Tetapi aku bisa menjelaskannya, Niall. Kau harus dengarkan aku dulu"

"Kau telah berbohong padaku." sentak Niall.

"Aku melakukannya karena aku memiliki alasan yang jelas."

"Alasan karena kau lebih memilih untuk bersenang-senang bersama Harry, begitu maksudmu?"

"Niall, ku mohon izinkan aku untuk berbicara.", aku menyentak tak kalah hebat darinya. Merasa tertekan akan tuduhannya, aku memberanikan diri untuk membalasnya. Aku bahkan dapat mendengar dengusan nafas kesalnya ketika dia mengacak rambutnya dengan satu tangannya.

Aku kembali menarik nafas, mengumpulkan seluruhnya untuk berbicara, "Saat diperjalanan tadi aku merasa sangat lapar, Harry langsung mengajakku makan siang di restaurant milik Liam. Kami hanya menghabiskan waktu disana, untuk makan siang dan tidak ada yang lebih. Jika kau tidak percaya, kau bisa tanyakan pada Liam."

"Seharusnya dengan kepercayaan yang aku berikan padamu, kau harus lebih bisa menjaga dirimu darinya,Risa."

"Aku mengerti, aku paham betul itu. Tetapi keadaan memaksaku, aku tidak mungkin menolak tawaran makan siangnya."

"Tetapi kau tidak jujur padaku ketika aku meneleponmu tadi dan--"

"Jangan salahkan Clarisa, aku lah yang salah"

Aku dan Niall menoleh kesamping, mendapati Harry yang baru saja keluar dari pintu kamar rawat Paman Derk. Dia menutup pintu kembali sebelum menyusul ketengah aku dan Niall.

Kini jantungku berdetak lebih kencang dibandingkan dengan yang tadi. Lagi dan lagi aku harus berada ditengah mereka berdua dalam keadaan kacau seperti ini.

"Kau memang lelaki yang tidak tahu diri Harry"

"Kau terlalu membosankan untuk Clarisa"

"Kau bukan siapa-siapa, Harry. Kau hanya orang baru yang menjadi penganggu dikehidupan kami berdua. Kau perusak dan selalu menjadi orang pembuat onar"

"Kau seharusnya sadar akan dirimu sendiri,Niall. Kau harus bertanya pada dirimu sendiri mengapa Clarisa menjadi bosan menjadi kekasihmu"

Suara adu mulut mereka membuat telingaku bising, aku menutup telingaku dengan kedua tanganku seperti tidak ingin mendengar pertengkarang mereka yang terjadi untuk ke sekian kali. Aku menarik nafas sebelum beteriak, "HENTIKAN!"

"Jadi dugaanku selama ini benar."

"Dugaan apa lagi, Niall?"

"Kau dan Harry memiliki hubungan spesial?" tanya Niall geram. Aku menunduk seraya tak kuasa menjawabnya. Aku tidak memiliki hubungan spesial dengan Harry, hanya saja kami saling memiliki ketertarikan.

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang