Chapter 50

2.2K 180 5
                                    

Kurasakan sentuhan yang membuatku tenang, menyebabkan aku ingin lebih lama menutup mataku dan menikmati tidurku yang nyenyak. Walau separuh dalam diriku sudah tersadar namun rasa lelah dan tak ingin bangun itu lebih merenggut keinginanaku. Nafas seseorang yang menerpa wajahku dapat kurasakan, bau nafas mintnya begitu nikmat untuk dihirup.

Semakin lama, aku semakin tak ingin menahan gejolakku untuk melihat wajahnya. Kugerakan bulu mataku sebelum aku membuka mataku secara perlahan-lahan. Seperti dugaanku, aku serasa berada disurga yang dipenuhi oleh pangeran tampan dan salah satunya sedang tersenyum padaku dipagi ini.

“Selamat pagi, Clar.” Harry mengecup puncak kepalaku sehingga aku kembali menutup mataku menikmatinya.

“Selamat pagi Harry. Rupanya hari ini aku kalah darimu.”

Harry menekuk satu sikutnya disebelah bahuku kemudian dia menopang kepalanya disana sambil tetap memperhatikanku yang tengah berbaring, “Kalah apa?”

“Kau bangun lebih pagi dariku sehingga aku melewatkan pemandangan yang seharusnya dapat aku lihat.”

Harry terkekeh pelan, “Pemandangan apa yang ingin kau lihat?”

“Wajah tampanmu ketika kau tidur. Aku juga bisa menelusuri lekuk wajah tampanmu dengan jemariku. Terutama bibir dan lesung pipimu itulah yang menjadi favoritku. Oh satu lagi, rambutmu. Aku suka semua itu darimu.”

“Selama ini kau berfikir jika aku tidak menyadari jika kau selalu melakukan semua itu sebelum aku bangun tidur?”

“Memang tidak karena kau seperti kerbau yang sangat malas bangun.”

Harry tertawa terbahak sehingga aku juga ikut tertawa melihatnya. Aku senang mendengar tawanya dipagi ini, rasanya sudah lama sekali aku dan Harry tidak sedekat ini. Satu tangannya memelukku erat membuatku harus menggeserkan posisiku agar lebih merapat dengannya.

Well, kau sudah terlalu sering melihat pemandangan indah dariku. Dan pagi ini giliranku, kau tidak boleh serakah.”

“Jadi tadi kau memperhatikanku seperti biasa aku memperhatikanmu ketika tertidur?”

“Tentu saja tidak. Apa kau tidak menyadarinya?”

“Menyadari apa?” Aku mulai menjalankan tanganku pada rambut ikalnya yang lembut.

Harry menghentikanku dengan mengambil tanganku lalu dikecupnya punggung tanganku, “Aku menciummu selama kau masih tertidur,Clar.”

“Kau serius?” tanyaku layaknya gadis bodoh.

“Menurutmu aku ini bercanda?”

Aku meninju kecil lengannya sehingga tawa Harry semakin menjadi-jadi. Wajahku memerah dalam seketika karena godaannya. Aku terus mendengar tawanya karena Harry tak berhenti-henti juga, aku sedikit merasa jengkel jika telah seperti ini.

“Itu tidak lucu sama sekali, Harry!” bentakku namun Harry masih tak menghiraukanku. Aku mengambil nafas panjang untuk berteriak, “Harry diam!”

Terdengar nafas Harry yang sedikit terengah setelah menyelesaikan tawanya. Aku menyingkirkan tangannya yang mendekapku lalu mendorongnya sedikit menjauh. Sikapnya yang seperti itu membuatku sedikit sebal. Harry berusaha menarik kembali tanganku namun aku menolaknya sambil mencibit kecil kulit tangannya.

“Kau terlalu sensitif, Clar. Aku hanya bercanda.”

“Tetapi aku tidak suka caramu!”

“Clar, kau jauh terlihat lebih jelek jika seperti ini.”

“Diam Harry!”

Hening dalam sesaat ketika Harry mau menuruti ucapanku. Harry masih berbaring disebelahku dengan jarak yang sedikit terjaga. Aku menatap langit-langit kamarku sambil melipat kedua tanganku didepan dada. Namun kurasakan sebuah tatapan yang seolah mengintimidasiku, bahkan kurasa Harry tak berkedip ketika memperhatikanku. Sial, dia jauh lebih menyebalkan lagi.

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang