–Harry’s POV—
Sinar matahari yang menyorot melalui celah-celah jendela dibalik gorden kamarku menyilaukan mataku. Sempat mengurungkan niatku untuk membuka mata karena tubuhku terasa begitu lemas dan pegal, hingga perlahan ku gerakan bulu mataku lalu sayup-sayup menatap ke sekeliling kamarku. Aku tersentak menyadari Losie yang berbaring disampingku tanpa sehelai pakaian pun, hanya selimut yang menutupi kami berdua. Lantas aku menyadari jika aku juga tidak mengenakan pakaian apapun. Sialan.
Aku mengerang ketika menyadari kepalaku yang sangat berat setelah ku angkat sedikit dari bantalku. Menyingkirkan tangan Losie yang mendekapku, aku pun berusaha duduk ditempat tidur sambil mengrontrol rasa sakit dikepalaku. Sekali lagi aku menatap Losie yang masih tertidur pulas disampingku. Sial, apa yang telah terjadi semalam? Aku berusaha mengingat semuanya, memutar kembali kejadian kemarin agar aku menemukan dimana letak sebuah kesalahan sehingga kami berakhir diranjang bersama Losie. Aku mulai memejamkan mataku untuk mengingat kembali semuannya.
Aku menatap alroji yang kini telah menunjukan pukul delapan malam. Mengingat janjiku, aku pun bergegas mengambil jaket lalu memakainya. Aku tak bisa melupakan janjiku pada Clarisa, dia adalah satu-satunya gadis yang selalu membuatku tidak tenang ketika aku meninggalkannya tanpaku. Berlari kecil ke garasi mobilku namun ketika aku ingin membuka pintu mobilku, sorotan cahaya dari depanku menyorot tepat kearah mataku.
Mulutku mengatup setelah menyadari orang yang keluar dari mobil berwarana merah menyala itu adalah Losie. Aku menggerutu didalam hati, sebisa mungkin aku sudah mencoba meyakinkan padanya jika kami telah berakhir namun Losie tak putus asa membujukku untuk kembali. Losie berjalan mendekatiku dengan dua kantung plastik yang ada dikedua tangannya. Ada maksud dibalik semua ini, aku paham.
“Hei Harry, kau mau kemana?”
“Kau ada perlu apa datang kemari,Los?”
“Bukankah kita belum menyelesaikan pembicaraan kita tadi siang karena Clar—makudku gadis perebut itu datang dan mengacaukan pembicaraan kita.”
"Berhenti memanggil Clarisa dengan sebutan jalang atau gadis perebut.”
“Oh terserah padamu, Harry. Malam ini aku hanya ingin berbicara denganmu, hanya berdua tanpa ada gangguan dari siapapun.”
“Aku tidak bisa, Losie. Aku memiliki urusan yang lebih penting.”
“Tidak ada urusan yang lebih penting selain berbicara denganku. Jika kau memiliki urusan dengan Clarisa, abaikanlah untuk hari ini saja karena aku ingin bicara, Harry.”
“Aku tetap tidak bisa, Losie.”
Aku berusaha membuka pintu mobilku namun Losie menahan dengan punggungnya yang menempel dipintu mobilku, sekarang kami saling berhadapan. Entah, aku menjadi benci pada tatapannya yang seolah-olah sedang menggodaku.
“Kau tidak bisa menolakku, Harry. Kau harus menurut denganku malam ini.”
Losie merebut kunci mobil yang ada ditanganku kemudian dia mengeret pergelangan tanganku untuk mengikuti langkahnya. Dengan berat hati aku kembali ke dalam rumahku, bermaksud hanya untuk meladeni Losie sebentar saja, hanya sekedar membuat sebuah pembicaraan diantara kami seperti keinginannya. Losie gadis yang keras kepala dan egois, hal itu yang membutaku tidak menyukainya.
Aku duduk disofa sesuai intruksi darinya, kemudian dia duduk disampingku sambil menghusap lenganku dari ujung keujung, terlihat manja dan menjijikan. Aku benci jalang satu ini tapi entah aku tak bisa menolak keinginannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere
Fanfic"When you show up my world. At the time I learned love" - Clarisa Lie Rasela.