Sorry karena late update buat kalian yang udah nungguin, chapter ini bakal jadi long chapter buat kalian, selamat membaca guys:)***
Tak terasa jam demi jam keliahku telah usai. Aku dapat menghirup udara segar ketika telah keluar dari kelasku. Walau sesungguhnya aku tidaklah terlepas dari tugas-tugas yang menyiksa. Glisa dan Sabila langsung menarik tanganku menuju kantin. Memilih sebuah meja yang nyaman menurut kami, kantin tampak sepi karena belum semua kelas telah usai. Aku jamin mereka tidak langsung pulang karena mereka ingin menunggu Zayn dan Louis. Kali ini aku tidak menolak karena aku juga ingin menunggu Harry. Aku memiliki janji untuk menemaninya ke rumah sakit hari ini.
"Aku dengar Ayah Harry sudah sadar"
"Ya, Paman Derk memang sudah sadar, Glis. Kemarin aku sempat menjenguknya dan keadaannya sudah semakin membaik"
"Kami ingin menjenguk kesana juga tetapi kami belum memiliki waktu" kata Sabila.
Aku menggeleng sambil tersenyum kecil, "Tidak apa. Aku yakin Harry akan mengerti"
Kami melanjutkan pembicaraan kecil sambil sibuk dengan urusan masing-masing. Glisa yang bermain dengan laptopnya, Sabila yang sibuk memainkan sedotan minumannya dan aku yang sibuk memainkan ponsel ditanganku. Niall mengerimkan aku pesan dan itu membuat aku dan dia terus bertukar pesan.
"Itu mereka datang", Sabila menunjuk kearah dibelakangku. Aku dan Glisa langsung menondongak, sudat mataku menemukan Zayn dan Louis berjalan kearah kami. Ku tatap Glisa dan Sabila telah berwajah sumbringan sekarang.
"Apa kalian lama menunggu?" tanya Louis sambil menduduki kursi yang ada disamping Glisa. Begitu pula dengan Zayn yang mencari tempat untuk duduk disamping Glisa, yang membuat kursi semakin sempit dan aku harus menggeserkan bokongku.
"Cukup lama namun tidak membosankan" balas Sabila.
Aku menumpuk kembali semua bukuku yang berceceran diatas meja, mengabaikan semua pembicaraan mereka ditengah meja makan. Aku pun beranjak dari kursiku sambil memotong pembicaraan mereka, "Oh ya, dimana Harry?"
"Hey..", satu tangan merangkul bahuku lembut, membuat aku langsung menoleh kesamping dan mendapati Harry yang terngah tersenyum dengan manis, "Maaf membuatmu menunggu lama"
"Tak apa, ada Glisa dan Sabila yang menunggu Zayn dan Louis juga"
"Jadi kau dengan setia menungguku?"
"Jika aku tidak memiliki janji, aku juga tidak akan menunggumu" kataku sambil tertawa renyah. Harry menarik leherku sehingga aku menyadah dipundaknya. Oh bahkan jika orang yang melihat kami semesra ini, mereka akan berfikir jika akudan Harry adalah sepasang kekasih.
"Aku fikir kau tidak perlu iri kepadaku ataupun Sabila lagi" ujar Glisa yang langsung membuat mataku membelak lebar. Aku sangat mengerti maksudnya, dia ingin menyindir kedekatanku dengan Harry.
"Tidak semua hal yang ada diotakmu itu benar,Glis. Well, aku dan Harry pergi dulu"
"Memangnya kalian akan kemana?" potong Zayn dengan cepat.
"Clarisa hanya menemaniku untuk menjaga Ayah. Setidaknya dia teman yang baik dibandingkan kalian berdua" Harry menampakan senyum sinisnya kepada Zayn dan Louis.
"Hanya teman? Kau yakin itu?"
"Seperti yang diucapkan Clarisa, tidak semua hal yang ada diotakmu itu benar,Lou. Sudahlah abaikan, Ayo Clar"
Harry menarik aku yang ada rangkulannya hingga kami membelakangi meja mereka. Aku terkikik sendiri mengingat pembicaraan mereka tadi. Oh bahkan mereka bisa menggodaku dan Harry. Itu salah satu hal yang aku benci, mereka tidak sepantasnya mengetahui hubungan tidak jelas diantara kami. Jika mereka tahu, aku yakin Losie dan Niall akan mengamuk seperti singa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere
Fanfiction"When you show up my world. At the time I learned love" - Clarisa Lie Rasela.