Chapter 28

1.8K 223 5
                                    

Aku dapati wajah Harry yang tampak jauh lebih buruk dan kacau dari Niall semalam. Wajahnya memar dan biru, sudut bibirnya dan bagian pelipisnya juga terluka. Aku mendekatinya sambil bertatap heran. Meneyntuh wajahnya pelan, namun Harry malah meringis seakan merasakan sakit yang teramat luar biasa.

"Maaf Harry"

Aku pun melepaskan tanganku dari wajahnya namun Harry mengambil satu tanganku lalu menggenggamnya erat. Harry menggeleng sambil tersenyum kecil. Terlihat jelas jika dia begitu susah tersenyum akibat luka disudut bibirnya. Walau begitu, Harry masih saja terlihat manis dengan senyumnya.

"Mengapa bisa begini?"

"Tidak apa-apa"

"Jangan membongiku, Harry. Mengapa bisa seperti ini? Jawab aku dengan jujur". Aku merintih seakan memintanya untuk jujur. Harry hanya menunduk, tampak seperti berfikir. Aku menatapnya sambil menunggunya untuk berbicara.

"Apa yang terjadi antara kau dan Niall semalam?" tanyaku lagi. Sedetik kemudian, Harry yang awalnya menunduk menjadi menoleh kearahku sambil menaikan satu alisnya.

"Kau mengetahui semuanya?"

"Katakan apa yang terjadi pada kalian kemarin malam. Kau dan Niall sama-sama kacau,Harry. Katakan apa yang terjadi, kalian tidak bisa menyembunyikan sesuatu dibelakangku. Harry, kumohon". Aku merintih sekali lagi. Harry mengarahkanku mendakatnya sehingga aku berhasil memeluknya dan membenamkan kepalaku dipundaknya. Aku menangis sekarang, aku tidak tahan dengan ini semua.

"Maafkan aku,Clar" ucapnya nyaris berbisik. Aku masih menangis dipelukannya yang terasa begitu tenang dan hangat. Hingga aku melepaskan pelukannya sambil menghusap air mataku secara perlahan. Harry tampak tegang sambil beberapa kali menarik nafasnya.

"Mengapa kau meminta maaf? Apa yang terjadi? Katakan Harry"

"Niall datang ke rumahku kemarin malam. Dia bertamu dengan cara yang sangat tidak sopan, dia tiba-tiba langsung menonjokku ketika aku baru saja membuka pintu. Dia seakan tidak memberiku kesempatan untuk berbicara. Aku tidak bisa tinggal diam,Clar. Dan kekacauan itu terjadi setelahnya"

Harry menarik rambut ikalnya kebelakang secara frustasi. Aku pun melakukan hal yang sama. Aku tidak pernah menyangka Niall bisa bertindak seperti itu, aku fikir semua ini ada hubungannya dengan pertengkaran kita kemarin siang, disaat aku mendesahkan nama Harry ketika Niall menciumku. Dan sialnya, Harry malah meladeni kemarahannya Niall.

"Seharusnya kau lebih bisa menahan emosimu,Harry. Aku sudah beberapa kali memperingatimu tentang hal itu. Ini yang aku takukan, semua akan kacau jika kalian berdua sama-sama egois"

"Clar, aku tidak bisa tinggal diam jika seseorang memukuliku dengan alasan yang tidak jelas. Terutama aku tahu jika Niall cemburu terhadapku. Lalu kau fikir, aku akan diam begitu saja? Kau salah Clar, aku tidak akan membiarkannya. Untung saja kemarin aku tidak menghabisi kekasihmu dan aku sudah cukup mengalah padanya. Tetapi kau malah menyalahkanku atas ini semua. Sialan"

Aku terdiam setelah mendengar sentakan yang menyakitkan dari Harry. Air mataku bercucuran semakin deras sekarang, namun aku buru-buru menghapusnya karena aku tidak ingin mahasiswa lain melihatku dengan kondisi seperti ini. Harry tampak marah, wajahnya memerah dan aku takut ketika dia seperti ini.

"Aku hanya tidak ingin semuanya menjadi lebih kacau. Aku tidak ingin kalian berdua saling menyakiti dan terluka. Aku hanya tidak ingin itu terjadi,Harry"

"Tetapi aku tidak akan menyakitinya, jika kekasihmu yang sialan itu tidak memulai terlebih dahulu,Clar. Kau seharusnya menyalahakannya bukan malah menyalahkanku"

"Aku hanya memintamu untuk mengerti sedikit saja,Harry. Aku merasa bersalah, aku selalu merasa semua ini seolah-olah salahku. Aku hanya meminta pengertian darimu, Harry"

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang