Chapter 57

1.8K 165 4
                                    

Setelah setengah jam dalam perjalanan, akhirnya taxi yang aku tumpangi berhenti tepat di depan kawasan rumahku. Hari ini, aku tiba dirumah dalam waktu yang hampir menunjukan pukul tengah malam. Setengah hari berada di restaurant Liam dan mengerjakan beberapa tugasnya sebagai pemimpin membuatku sedikit kewalahan. Aku menyadari jika menjadi seperti dirinya tidaklah mudah, melainkan harus memiliki keterampilan khusus pada bidangnya.

Akan tetapi aku tetap bersyukur bisa menjalankannya cukup baik di hari pertamaku ini, aku bisa melancarkan semua pekerjaan hingga restaurant Liam benar-benar ditutup malam ini. Aku dapat memetik sebuah keberuntungan dibalik ini semua, dengan semua kesibukanku hari ini dapat membuatku sedikit melupakan masalah yang sesungguhnya sedang aku hadapi pada kenyataannya.

Langkahku dibuat terhenti sejenak di depan halaman rumahku, ketika aku menemukan seseorang yang tengah duduk dikursi kayu yang ada diteras rumahku. Mataku menyipit tak percaya, ketika Harry bangkit berdiri saat dirinya menyaksikanku telah datang. Mungkin saja Harry menungguku sejak tadi, namun apapun alasan kedatangannya kemari, aku tetap harus mencoba untuk tak peduli.

Kulangkahkan kakiku menaiki tangga teras satu persatu, Harry tersenyum padaku ketika posisi kami sempat saling behadapan satu sama lain. Aku tetap mengabaikan semuanya dan mencoba menarik pintu utama rumahku.

"Clarisa, aku menunggumu." kata Harry sambil mendorong pintu dan menempatkan dirinya tepat dibelakang pintu sehingga kini Harry berada tepat didepanku. Aku memutar bola mataku seolah tak peduli lagi, Harry bedehem kecil sebelum berbicara kembali, "Aku menunggumu sejak tadi sore."

"Apa peduliku? Bahkan aku tak meminta kau melakukannya."

"Sampai kapan kau akan mengabaikanku? Aku datang untuk memperbaiki semuanya."

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, sampai kapan kau akan menggangguku seperti ini?"

"Clar, aku bisa menjelaskan semua kesalah pahaman yang terjadi tadi pagi. Beri aku kesempatan untuk berbicara."

"Sayangnya aku tidak ingin mendengar apapun darimu. Menyingkir dari hadapanku."

Aku berusaha menyelinap masuk pintu melalui celah kecil yang masih ku miliki, namun tubuhnya tetap menghandangi pergerakanku. Harry meraih kedua pergelangan tanganku dan mencengkramnya kuat-kuat, aku meringis kesakitan namun Harry tidak menghiraukanku, dia melangkah mendekat kearahku menutup jarak diantara kami berdua. Aku menunduk tak kuasa menatapnya yang memberiku sebuah tatapan yang tak bisa kuartikan. Harry marah, kecewa dan putus asa. Aku tidak mengerti.

"Aku dan Jesy tidak memiliki hubungan apapun, Clar. Kau bahkan tahu Jesy dan Niall akan segera bertunangan."

"Kau menemuinya dibelakangku, Harry. Kau berbohong padaku!" Aku manarik nafas dalam-dalam, teriakanku membuat kepalaku terasa pusing. Harry tampak diam sambil menunduk, aku berusaha menghindarinya namun tetap saja gagal.

"Dengarkan aku, Clarisa!" Harry berusaha memeluk kedua lenganku, tetap dengan pendirianku, aku masih menolak perlakuannya.

"Kau mengencani gadis yang ingin bertunangan dengan kekasihnya. Kau berbohong dengan acara pesta yang Louis adakan. Kau mengabaikanku seharian kemarin hanya untuk ini, hanya untuk bertemu dengan Jesy, mantan kekasihmu sekaligus gadis pertama yang berhasil membuatmu jatuh cinta...-"

"Aku tidak bermaksud membohongimu. Aku hanya ingin menjaga perasaanmu, aku tidak ingin mengecewakanmu."

"Kau jauh lebih mengecewakanku dengan caramu yang seperti ini, Harry."

"Maaf. Jika aku tahu semua akan seperti ini lebih baik aku tidak menemuinya."

"Nyatanya semua telah terjadi dan aku sangat kecewa. Kau pembohong dan aku tak percaya lagi dengan apapun yang kau ucapkan setelah ini." sentakku. Harry mencengkram kedua bahuku kuat, matanya memancarkan amarah dan kepedihan yang bercampur menjadi satu.

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang