The song :Maroon 5 - Sad
Christina Perri - I Believe
***
Niall terlihat seperti mencoba menenangkan suasana dengan memintaku duduk agar dia bisa menjelaskan semuanya. Aku menurutinya dengan kembali duduk dikursiku sebelumnya, namun yang membuat aku sedikit terkejut ketika gadis itu duduk disebelah Niall sambil tetap menggandeng lengannya. Sialan, apa-apaan ini?
“Jelaskan semuanya padaku Niall. Aku berhak tahu!”
“Tenanglah Risa, aku akan menjelaskannya. Namun aku harap kau menepati janjimu untuk tidak membenciku jika mengetahui semuanya.”
“Niall jangan mengulur waktu. Cepat katakan semuanya padaku.”
Niall mengambil nafas dalam-dalam sambil melirikku dan gadis cantik yang berada disebelahnya segara bergantian. Aku memperhatikannya namun Niall hanya menunduk seperti mengurungkan niatnya untuk berbicara. Gadis itu tersenyum kearahku, senyumnnya begitu tulus dan dia terlihat semakin cantik.
“Oh aku ingat sekarang, kau pasti Clarisa kekasih Niall kan?” gadis itu mengulurkan tanganya padaku. Aku masih bertatapan heran dan tak membalas uluran tangannya.
“Kau tahu dari mana?” tanyaku. Niall kembali menoleh padaku, wajahnya cemas.
“Niall banyak bercerita tentangmu. Pantas Niall menyukaimu, ternyata kau memang cantik dan terlihat sangat baik.” ucapnya. Secara spontan aku menjabat tangannya sambil tersenyum, aku tidak mengerti mengapa bisa bersikap seperti ini.
“Ya aku Clarisa. Lalu kau siapa?”
“Aku..—”
“Biarkan aku yang menjelaskan semuanya.” Niall memotong ucapannya, memberi isyarat pada gadis itu untuk diam dan membiarkan dirinya berbicara. Gadis itu mengangguk dan lagi-lagi tersenyum, dia terlihat begitu tenang, tidak seperti aku dan Niall.
“Risa, sebenarnya aku ingin memberitahuimu tentang ini sejak aku kembali ke London, namun aku tidak bisa, aku tidak sanggup. Dan sekarang waktu yang tepat walau sesungguhnya begitu berat untukku. Dia calon tunanganku, kami dijodohkan oleh keluarga kami yang sudah saling mengenal.”
Aku kaget, aku tak percaya dengan ini semua. Hati kecilku menangis didalam, bagaimana aku tidak merasakan sakit setelah pengakuanya yang mengejutkan ini. Aku sangat tidak percaya, jika aku bisa berfikir baik, pasti aku sedang menebak jika Niall bercanda. Itu tidak mungkin, Niall membohongiku selama ini.
Aku terkekeh menutupi keterjetujanku, “Kau bercanda kan?”
“Aku serius, Risa. Aku tidak sedang bercanda. Maafkan aku.”
Niall menunduk tampak menahan air matanya bahkan aku dapat melihat sorotan kecewa dimatanya yang berubah merah. Semua itu membuatku semakin yakin jika ucapan Niall memang benar. Tak kupungkiri lagi, aku menangis sekarang. Aku menangis bak patung yang masih tidak bisa mempercayai semua kenyataan itu.
“Selama enam tahun ini kau membohongiku, Niall? Mengapa kau begitu tega padaku?” rintihku. Niall meraih satu tanganku yang ada diatas meja, aku bersikeras melepasnya namun tidak bisa
“Risa, semua ini baru berlangsung satu tahun yang lalu. Aku sendiri juga terkejut mendengar perjodohanku. Dan inilah salah satu alasanku dipindahkan kuliah ke Belanda, agar aku bisa semakin dekat dengan calon tunanganku. Sungguh, aku tidak bermaksud membohongimu.”
“Selama satu tahun kau pindah dan kau mengatakan jika kau fokus kuliah. Aku disini menunggumu kembali dan ini yang kau lakukan padaku. Kau menghianatiku dibelakang, seharusnya aku mempercayai semua ucapan Harry kala itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere
Fiksi Penggemar"When you show up my world. At the time I learned love" - Clarisa Lie Rasela.