Pagi ini aku telah siap dengan busana casual seperti yang biasa aku gunakan ketika pergi ke kampus. Aku poles wajahku dengan sedikit make up agar aku tidak terlalu terlihat pucat seperti kemarin. Sesuatu melesat difikiranku ketika aku memaikan lipstick berawrna pink cerah pada bibirku. Bibir ini adalah bibir yang dikecup Harry kemarin.
Aku pun mengulas sedikit senyum ketika mendapati Ibu yang sedang menyiapkan makanan ditengah meja makan. Pemandangan yang sangat langka untukku lihat, biasanya setiap pagi Ibu masih berada dikantor untuk mengurusi pekerjaannya.
"Selamat pagi Ibu" sapaku sambil menarik sebuah kursi lalu mendudukinya.
"Selamat pagi sayang. Ayo sarapan dulu sebelum pergi ke kampus" Ibu mengolesi dua roti tawar dengan selai stroberi. Aku pun meneguk sedikit susuku sebelum Ibu memberi potongan roti itu untukku.
"Besok malam ada pertemuan antara perusahaan besar yang akan mengadakan kerja sama dan Ibu harus mewakili perusahaan kita. Ibu ingin kamu mengikutinya Risa, itupun jika kamu mau menemani Ibu"
"Berarti hanya ada direktur dari masing-masing perusahaan saja?"
"Tidak juga. Pasti ada calon pengusaha muda yang ingin mempelajari tentang perusahaan melalui pertemuan itu. Dan Ibu sangat berharap besar padamu karena bagaimana pun suatu saat nanti, kamu lah yang akan mengelola perusahaan kita"
Aku masih tak menggubris ucapan Ibu. Aku hanya sibuk berfikir sambil mengunyah roti yang ada didalam mulutku ini. Tidak ada salahnya jika aku datang namun aku sedikit khawatir jika akan terasingkan ditengah acara seperti penting seperti itu.
"Risa pikir-pikir dulu ya,Bu. Acaranya kan masih besok malam" ucapku. Ibu pun menganggukan ucapanku. Ibu memang tidak pernah egois untuk memaksakan keinginannya terhadapku.
***
Aku tiba dikampus dan hari ini tidak akan terlambat seperti kemarin. Ditengah perjalanan ke kelasku tadi, aku sempat melihat Harry namun dia sedang berjalan dengan benalunya. Harry tersenyum kearahku namun tidak dengan Losie. Entahlah, Losie seperti memiliki dendam tersendiri kepadaku.
"Hey, hari ini kau tidak terlambat lagi?" tanya Glisa dengan sedikit nada meledek. Aku menduduki bangkuku sambil melipat kedua tanganku didepan dada.
"Keterlambatanku kemarin karena sebuah kesalahan. Aku itu mahasiswi teladan yang tidak akan pernah ingin terlambat datang ke kampus"
"Lalu mengapa seorang mahasiswi teladan bisa terkena hukuman dari Mrs.Carolate?" tanya Sabila seolah meledekku lagi.
"Baiklah, kalian membuat mood ku hancur pagi ini" aku memasang wajah kesalku namun entah itu malah membuat mereka tertawa. Tidak ada yang lucu.
"Oh ya Risa, kemarin malam Niall menghubungi kita lagi" ucap Glisa. Aku sontak kaget. Kini wajahku berubah serius setelah mendengarnya.
"Apa yang Niall katakan?" tanyaku.
"Niall meminta kita mengawasimu dari Harry. Entahlah dari nada bicara Niall kemarin, dia terdengar seperti sangat tidak menyukai Harry. Memangnya ada apa diantara mereka?" tanya Sabila.
Aku mematung mendengar semua itu. Ku fikir Niall hanya mengancamku kemarin namun ternyata aku salah. Niall bersungguh-sungguh dengan ucapannya untuk menjauhkanku dari Harry. Dan apa ini maksud dari ucapan Niall kemarin malam?
"Apa Niall dan Harry memiliki konflik?" pertanyaan Glisa membuatku kembali tersadar. Tidak, belum saatnya aku menceritakan semua ini pada mereka.
"Tidak, mungkin saja Niall masih kesal karena kejadian saat aku membohonginya tempo hari yang lalu. Lalu apa kalian akan menuruti perintah Niall? Maksudku, apa kalian akan mengadu pada Niall jika aku sedang bersama Harry?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere
أدب الهواة"When you show up my world. At the time I learned love" - Clarisa Lie Rasela.