Chapter 58

2.2K 167 4
                                    

Suara jarum jam memenuhi ruangan ini, hanya hal itulah yang dapat ditangkap oleh gendang telingaku saat ini, sedangkan fikiranku melayang-layang entah kemana. Perlahan aku mulai memejamkan mataku sambil melipat kedua tanganku diatas meja. Semua yang belakangan ini aku alami membuat kinerja otakku tak berjalan normal seperti biasanya.

"Clarisa, kau baik?" tanya seseorang dari balik pintu yang terbuka. Nola berjalan masuk kedalam dan aku menegakan posisi dudukku pada kursi kerja yang ada di ruang kerja restaurant milik Liam.

"Aku baik, Nola. Ada apa? Apa terjadi masalah dengan pelayan atau koki yang sedang bekerja?"

"Tidak ada, aku hanya menyusulmu kemari karena aku melihatmu tak bersemangat seperti hari biasanya. Apa yang sedang kau fikirkan?"

Aku mengerutkan dahiku bertanya pada diriku sendiri mengapa Nola bisa mengetahui isi fikiranku. Aku tahu aku tidak bisa menutupi keterpurukanku didepan banyak orang, itu salah satu kelemahan lain yang kumiliki. Seseorang akan lebih mudah mengetahui masalahku hanya dengan memperhatikan wajah kusutku, akan tetapi aku tak bisa mengumbar semua masalahku didepan banyak orang, cukup aku yang memikirkan ini semua.

"Tidak terjadi apa-apa, sungguh aku baik. Kau jangan mencemaskanku karena hal itu, Nola."

"Kau sedang memiliki masalah, benar bukan?"

"Iya, kau benar karena aku memang memiliki masalah. Tetapi masalahku bukan masalah besar, hanya masalah pribadi. Sungguh, jangan mengkhawatirkanku."

"Baiklah, jika kau masih belum mau menceritakan semuanya padaku. Akan tetapi lebih baik bila kau mau membagi sedikit masalahmu kepada orang lain, itu akan lebih membuatmu tenang. Well, Liam dan beberapa temanku megatakan jika aku ini pendengar yang baik."

"Oh terimakasih sebelumnya, kau memiliki niat yang mulia. Tetapi sungguh, aku akan baik-baik saja, Nola."

"Kau tidak merasa lelah?"

"Lumayan, namun aku akan pulang jika restaurant sudah tutup. Aku tidak mungkin pulang kan bila tugasku belum usai."

"Lebih baik kau pulang sekarang, ini sudah cukup larut malam dan sebentar lagi aku akan menutup restaurant ini. Kau pulang duluan saja, kau terlihat begitu lelah, Clarisa. Jangan fikirkan aku karena masih banyak orang yang bisa membantuku disini."

"Kau yakin tidak apa-apa?"

Nola mengangguk antusian dan menepuk pundakku memberiku isyarat untuk bersiap-siap. Nola adalah gadis yang baik, hal itu yang membuatku nyaman bekerja sama dengan adik sepupu Liam ini. Nola sudah menganggapku seperti kakaknya sendiri, dan begitupun denganku yang meganggapnya seperti adikku. Aku merapikan beberapa buku yang sempat aku baca ketika aku merasa bosan, lalu aku memasukannya kedalam tasku.

"Nola, kau benar-benar tidak masalah jika aku tinggalkan?"

"Tidak, Clarisa. Sekarang kau pulang dan beristirahat. Sampai bertemu besok dan hati-hati dijalan."

"Okay, sampai bertemu. Daah."

Aku melambaikan tangan sambil berjalan keluar dari ruangan Liam. Meliriknya kembali kebelakang, aku masih menemukan Nola yang tersenyum diambang pintu. Suasana restaurant masih cukup ramai ketika hari hampir menunjukan tengah malam. Aku yakin hal itu membuat semua orang yang bekerja disini cukup kewalahan, akan tetapi hal itu akan terbalaskan dengan gaji yang besar karena restaurant Liam merupakan rumah makan terbaik yang ada di tengah kota.

Berdiri dipinggir trotoar, aku berharap ada sebuah taksi yang lewat dan bisa mengantarku pulang ke rumah. Langit tampak sangat gelap ditambah dengan tiupan angin yang membuatku harus mengeratkan jaket kulit yang sedang aku gunakan. Terkadang udara malam memang sangat tidak cocok dengan tubuhku.

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang