Chapter 29

2.2K 225 16
                                    

Jam dinding menunjukan pukul tujuh pagi, aku tersadar dari tidur nyenyakku setelah mengerjapkan mataku beberapa kali. Rasa kantukku masih begitu melanda, namun sesuatu membuatku tersadar seutuhnya. Mendapati Harry yang tengah tertidur disampingku dengan keadaan bertelanjang dada membuatku sedikit kaget. Menatap sekeliling, tertanya kami tertidur diatas sofa ruang tamu yang begitu sempit. Aku pun kembali mengingat kebersamaan yang kita lalui semalam, ketika Harry datang untuk menemaniku yang sedang frustasi akan masalahku dengan Niall.

Harry menjagaku selama tertidur, dia mendekapku erat dalam pelukannya. Jika tidak, bisa dipastikan aku akan terjatuh dari atas sofa yang sempit ini. Tak kusadari tanganku juga mendekapnya. Menyadari akan hal itu, aku pun menjalankan jemariku disetiap lekuk tubuhnya yang begitu sempurna, Dalam keadan tertidur saja, Harry masih terlihat tampan dan begitu panas.

Perlahan aku menarik diri dari Harry, namun tetap membuatnya terjaga dalam tidurnya. Aku tidak tega membuatnya terbangun, terlebih lagi aku yakini jika Harry semalam menjagaku dalam tidurku. Melangkah naik keatas kamarku, aku pun meninggalkan Harry di tengah ruang tamu. Aku akan membersihkan diri terlebih dahulu sebelum aku akan terlambat untuk pergi ke kampus.

Setelah siap dengan diriku dan juga barang-barang untuk pergi ke kampus. Aku pun turun ke bawah, berniat untuk membangunkan Harry yang tadi masih tertidur. Namun aku sontak kaget, ketika mendapati punggung seseorang yang tengah terlihat sibuk di sekitar meja makan.

"Harry, apa yang kau lakukan?" kataku, membuatnya menoleh kebelakang sambil tersenyum melihat keberadaanku. Harry pun berjalan mendekat kearahku berdiri.

"Selamat pagi Clarisa" Harry mengacak rambutku pelan kemudian mengarahkanku lebih dekat, membuatnya berhasil mengecup pipiku singkat. Tidak aneh melihat perlakuan Harry yang seperti ini, bahkan baginya inilah yang menjadi lambang pertemanan kami.

"Ternyata kau sudah bangun, aku fikir kau masih tertidur pulas"

"Karena kau meninggalkanku begitu saja" Harry menarik kursi yang ada dimeja makan, secara spontan aku pun langsung mendudukinya. Harry menjongkok seperti bersujud didepanku, dia menggenggam satu tanganku yang berada diatas paha.

"Aku tidak tega membangunkanmu"

"Asalkan kau tahu, kau tidur seperti bayi. Aku hampir tidak tidur semalam karena ulahmu. Hingga akhirnya aku menemukan cara mengatasinya, caranya adalah memelukmu selama tertidur"

"Mengapa tidak membawaku ke kamar saja?"

"Aku sudah bilang, kau itu berat,Clar. Jika aku mengangkatmu, aku akan membuang banyak tenagaku. Terlebih lagi, setelah aku memelukmu, kau terlihat begitu tenang dan aku juga ikut tertidur bersamamu" jelasnya. Aku mengerutkan keningku menatap wajahnya yang berada agak dibawah dariku.

"Apa aku seberat itu atau itu hanya alasanmu karena kau ingin mengambil kesempatan untuk memeluku sepanjang malam?"

"Kau bilang aku ingin mengambil kesempatan?" Harry menyeringai kearahku. Aku mengangguk cepat seolah menantangnya. Harry mendongakan kepalanya keatas, membuat aku merasakan bibir lembut Harry kembali, namun kali ini Harry menciumku cukup singkat.

"Itu baru yang dinamakan mengambil kesempatan,Clar" Harry bangkit sambil menarik kursi yang ada disebelahku lalu mendudukinya dengan cepat. Aku hanya menggeleng melihat tingkahnya. Kali ini mataku terfokus pada sesuatu yang aku lihat diatas meja makan, ada dua potong sandwich diatas piring.

"Kau membuatnya?" tanyaku seakan tak mempercayai apa yang aku fikirkan. Harry mengangguk sambil tersenyum lebar kearahku.

"Ya. Hanya itu yang aku bisa buat. Jika aku harus memasak dengan menyalakan kompor, aku takut rumahmu akan meledak lalu aku akan mendekam dipenjara" Harry terkekeh. Aku tertawa pendengar candaannya.

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang