Chapter 26

2.1K 239 0
                                    

Setelah tiba dirumah Harry, aku pun mengikutinya melangkah masuk ke dalam kamarnya. Aku sudah tidak sabar mendengar cerita dari Harry. Membuka kenop pintu, kami pun masuk ke dalam kamarnya. Hari ini kamar Harry tampak kacau dan berantakan. Baju, buku, bantal dan makanan sisa berserakan dimana-mana. Aku menapatnya heran namun Harry malah terkesan cuek saja.

“Mengapa kacau begini?”

“Aku lupa membersihkannya” Harry memungut pakaian kotornya yang berserakan dilantai lalu dia memasukannya kedalam keranjang. Aku ikut membantunya memungut beberapa bukunya lalu menumpuknya ditanganku.

“Bagaimana bisa kau lupa membersihkan kamarmu sendiri,hah?”

“Karena ku fikir, kau tidak akan datang lagi kemari. Jika benar seperti itu, berarti hanya aku saja yang akan melihat kekacauan dikamarku” ucapnya. Aku meletakan tumpukan buku itu diatas meja lalu berdecak pinggang didepannya.

“Mengapa berfikir seperti itu?”

“Karena pria sialan itu sudah kembali dikehidupanmu”

Harry mengangkut keranjang pakaian kotornya dan membawanya kedalam kamar mandi. Aku hanya memperhatikannya sambil menyadahkan tubuhku dipinggir meja.  

“Jika Niall kembali bukan berarti kita putus hubungan kan,Harry. Kau masih jadi temanku dan begitu pula sebaliknya” kataku sambil memungut bantal dan guling untuk membantunya membereskan kasurnya. Harry tidak membalasku, dia hanya sibuk menarik seprai kasurnya agar rapi.

“Harry, ceritakan padaku tentang hubunganmu dengan Niall sebelumnya. Tadi kau sudah berjanji didalam mobil”

Harry duduk ditepian kasurnya setelah tertata dengan rapi. Aku menyusul untuk duduk disebelahnya. Lagi-lagi Hary tak membalas ucapanku. Aku memperhatikannya yang sedang melamun seperti memikirkan sesuatu. Tanganku menyentuk pundaknya lalu mengguncang kecil agar dia mau menjawabku.

“Aku dan Niall adalah teman satu sekolah. Bukan hanya aku dan Niall, kami terdiri dari lima orang dan tiga diantara mereka adalah Louis, Zayn dan Liam. Kami bersahabat,Clar. Sangat dekat bahkan sudah seperti saudara”

“Jika seperti itu mengapa kau dan Niall seperti tidak menyu—“

“Aku belum selesai, jangan memotong ucapanku,Clar” Harry menyentak yang membuat aku mendengus kesal dan kembali diam.

“Kami sudah seperti saudara saat itu. Kami juga memiliki sebuah band. Bisa dibilang band kami paling terkenal dan banyak digilai wanita saat disekolah dulu. Hingga akhirnya kita semua pecah karena perseteruan dua orang saja”

“Kau dan Niall maksudnya?” aku menebak. Harry terdiam sebentar, sedetik kemudian aku mendapatkan sebuah anggukan darinya.

“Mengapa bisa?”

Wanita, itu alasannya. Aku berseteru dengan Niall hanya karena satu wanita yang memang paling populer disekolah kami dulu. Dimana wanita itu berstatus sebagai kekasihku namun Niall malah diam-diam mengencani kekasihku dibelakangku”

“Apa? Tapi Niall tidak mungkin seperti itu” bantahku.

Harry bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan menghampiri mejanya. Menarik laci, aku mendapati Harry sedang mencari sesuatu didalamnya. Aku hanya duduk sambil menengok kecil kearah laci itu. Berharap jika Harry akan berhenti membuatku penasaran seperti ini. Sesaat kemudian, Harry kembali berjalan kearahku sambil membawa sebuah kotak seperti kardus ditangannya.

“Apa itu?”

“Kau bisa membukannya sendiri”

Aku mengambil kotak itu dari tangannya. Membuka tutup kotak tersebut, aku melihat banyak barang didalamnya. Beberapa kertas yang berisikan tulisan, ini seperti karangan sebuah lagu. Dan mataku langsung terfokus ketika melihat banyak lembaran foto yang berada dibawah kertas itu.

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang