Chapter 33

2K 225 0
                                    

Percikan cahaya menyilaukan mataku. Itu membuatku sadar jika matahari telah terbit yang menandakan hari telah berangsur pagi. Aku pun mengucak mataku perlahan sambil menguap beberapa kali. Namun belaian tangan seseorang yang terasa pada rambutku langsung membuatku membuka mata penuh.

Dan betapa kagetnya aku menemukan sosok Niall yang tengah berbaring disampingku sambil memperhatikanku dengan jarang yang begitu dekat. Seharusnya Harry yang aku temui ketika aku membuka mata bukan Niall. Aku memutar bola mataku kesegala arah dan aku baru menyadari jika aku tidur diatas kasurku yang ada didalam kamarku tercinta.

"Niall?"

"Selamat pagi sayang" Niall mengambil satu tanganku lalu menciumnya. Niall pertopang pada sikunya untuk semakin mendekat kearahku.

"Mengapa aku bisa berada disini?"

"Memang kau selalu tidur dikamarmu bukan"

"Bukan begitu. Maksudku, bukannya kemarin aku berada dirumah sakit menemani Harr-" Aku menghentikan ucapanku secara tiba-tiba sambil menggelengkan kepalaku. Betapa bodohnya aku yang hampir mengatakan jika aku semalaman bersama Harry didepan Niall. Jelas-jelas aku tahu Niall akan sangat marah setelahnya.

"Kau menemani Harry dirumah sakit semalaman, itu kan yang kau ingin katakan tadi?"

"Ya aku hanya menemani Harry, tidak lebih" Niall mengacungkan jari telunjuknya didepan bibirku ketika aku ingin menjelaskan semuanya. Senyuman manis terpancar dibibir Niall dan itu menandakan jika dia tidak sedang marah kali ini.

"Kau tidak marah padaku?" tanyaku ragu dengan bibir gak bergetar. Niall mengarahkan jemarinya pada bibirku yang membuat aku sedikit kaget.

"Aku sadar jika selama ini aku terlalu bersikap over protektif terhadapmu. Dan aku tahu semua itu membuatmu tertekan berada didekatku. Aku tidak akan melarangmu untuk berteman dengan siapapun termasuk Harry. Aku percaya padamu, Risa"

"Kau tidak sedang bercanda kan,Niall?" aku terkekeh seperti tak mempercayai apa yang baru saja dilontarkannya.

"Untuk apa aku bercanda,Risa"

"Jadi kau bersungguh-sungguh akan ucapanmu?"

"Tentu saja. Aku lelah jika harus ribut setiap harinya denganmu hanya karena pria seperti Harry"

"Tetapi kau tidak akan melarangku untuk berteman dengan Harry kan?"

"Aku memberimu kebebasan untuk berteman dengan siapa saja. Sejak awal, tidak seharusnya meragukanmu. Aku percaya padamu,Risa"

Aku mengulas senyum semanis dan selebar mungkin yang menandakan jika aku amat senang pagi ini. Aku pun menjalankan jemariku pada wajah Niall. Dia tersenyum sambil membelai rambutku. Aku merindukan Niall yang seperti ini.

"Aku juga sadar jika aku sering mengabaikanmu karena ada Harry. Maafkan aku, mulai sekarang aku akan menjaga kepercayaanmu padaku, Niall"

Aku menarik sedikit punggungku dari tempat tidur untuk memeluk Niall yang telah membuka kedua tangannya. Aku tidak menyangka jika Niall akan menyesali semua yang telah dia perbuat selama ini. Aku senang melihat Niall mau memberi kepercayaannya padaku. Pelukan kali ini terasa begitu tulus dan hangat. Inilah yang aku rindukan setelah sekian lama hubungan kami agar sedikit renggang.

Niall menyelipkan rambutku kebelakang telinga. Aku hanya mengulas senyumku ketika bisa menatap mata birunya yang indah. Niall semakin mendekat sehingga aku bisa merasakan bibirnya yang melumat bibirku dengan lembut. Kali ini aku membalas ciumannya, aku begitu merindukan Niall yang seperti ini. Dan kami pun menyelesaikan morning kiss kami setelah beberapa detik.

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang