Chapter 31

1.9K 215 5
                                    

Aku membuka pintu lemariku untuk meraih mantel tebal berwarna hitam yang tergantung, kemudian memakainya dengan cepat. Aku sedikit kebingungan untuk menemukan kunci mobilku, sampai-sampai aku harus mengobrak-abrik semua barangku untuk menemukannya. Hingga akhirnya, aku menemukan kunci mobilku dibawah bantal. Aku dapat menghela nafasku sebentar. Dengan sigap, aku pun berlari keluar rumah untuk sampai didalam mobilku. Menamcap gas, aku serasa tidak memperdulikan apa-apa, hanya ada Niall dan Harry difikiranku.

Jalanan cukup sepi malam ini, membuat aku bisa menambah kecepatan mobilku tanpa halangan. Tak lama kemudian, akhirnya aku tiba dilokasi balapan mereka. Glisa telah mengirimkanku pesan singkat mengenai lokasi balapan mereka. Aku yang cemas pun segera turun dari mobil untuk berjalan ketengah garis start yang ramai dikerumuni oleh orang-orang. Hingga sudut mataku menemukan keberadaan Zayn, Louis, Glisa dan Sabila disana.

"Dimana mereka?" tanyaku dengan nafas terengah-engah.

"Kita terlambat,Risa. Mereka telah memulai balapannya" teriak Sabila ditengah suara dentuman musik yang begitu keras. Aku menarik rambutku kebelakang secara frustasi.

"Kau tahu alasan mereka melakukan balapan ini untuk mendapatkanmu"

"Apa maksudmu,Lou?"

"Risa, mereka berdua sama-sama menyukaimu. Mereka melakukan ini semua untuk memenangkan hatimu. Siapa yang kalah dalam balapan ini, dia akan menjauhimu. Dan siapa yang memenangkannya, dia yang berhak berada didekatmu. Itu kesepakatan yang mereka buat"

Aku terdiam mendengar pernyataan dari Zayn itu. Aku sangat tidak menyangka jika mereka bisa melakukan hal yang jauh dari pemikiranku. Mereka benar-benar gila, mereka fikir dengan cara seperti ini aku akan bangga pada mereka. Tidak sama sekali, ini semua membuat aku kecewa. Dan jika terjadi apa-apa pada mereka, aku lah yang akan semakin merasa bersalah.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanyaku memekik.

"Sebaiknya kita hentikan mereka sebelum mereka sampai digaris finish. Ayo cepat"

Glisa berlari terlebih dahulu. Aku, Zayn, Louis dan Sabila menyusul dibelakangnya. Aku akui ini melelahkan, jarak kami berlari sangatlah jauh dan itu berarti arena balap mereka lalui cukup panjang. Keringat kami bercucuran dan nafas kami terengah-engah ketika sampai tepat digaris finish namun mobil mereka berdua belum juga menampakan diri.

"Mereka belum sampai disini" ucap Sabila cemas.

"Aku harus menyusul mereka." Aku yang ingin berlari pun dihentikan dengan tarikan sebuah tangan yang cukup keras. Aku menoleh kebelakang dan ternyata Zayn lah yang menahanku.

"Risa, kau jangan ceroboh. Arena ini berbahaya untukmu. Mereka mengendari mobil dengan kecepatan tinggi dan kau bisa saja ditabrak oleh mere-"

"Aku tidak peduli,Zayn. Aku harus menghentikan ini semua sebelum terlambat" aku memberontak hebat yang membuat Zayn menyerah lalu melepaskan tanganku.

Aku berlari mengikuti alur jalan ini, keadaan disini sangat gelap. Tidak ada lampu yang menerangi jalan dan hanya ada cahaya bintang yang membuatku bisa melihat keadaan disekelilingku. Tak lama aku berlari, sebuah sorotan cahaya yang begitu menyilaukan terlihat dari sudut jalan yang berada sedikit jauh dari tempat kuberdiri. Aku pun menghalau cahaya itu dengan kedua tanganku. Aku yakin itu adalah cahaya dari mobil Niall dan Harry.


Semakin lama cahaya itu semakin terang, bahkan sekarang suara mesin mobil terdengar jelas ditelingaku. Aku pun diam beberapa saat, hingga aku menemukan keputusan untuk berlari berlawanan arah dengan mobil mereka. Tak perduli aku akan tertabrak atau apapun itu. Ini memang nekad, tetapi hanya ini yang bisa aku perbuat untuk menghentikan aksi gila mereka berdua.

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang