Chapter 11

2.4K 257 5
                                    

Semalam suntuk aku memikirkan ini bahkan hingga kini kelasku telah usai aku belum juga menemukan jawaban. Seharusnya aku bisa berkata tidak pada Harry, itulah yang aku inginkan. Tapi apa daya kali ini rasanya berbeda. Ada keinginan untuk kembali namun aku takut. Bimbang.

Aku, Glisa dan Sabila berjalan menuju parkiran mobil. Namun langkahku terhenti ketika melihat Harry. Dia berdiri didepan mobilnya sambil memutar-mutar kunci mobil ditangannya. Dia terlihat seperti menunggu seseorang, mungkin saja menunggu Losie.

“Clar?” Sapa Harry. Dia tidak salah orang?

Glisa dan Sabila bergilir menatapku dengan wajah aneh. Sama sepertiku

Aku memberinya tatapan 'apa maumu?' padanya. Harry yang seolah mengerti langsung menarik tanganku untuk berada di dekatnya dan sedikit jauh Glisa dan Sabila.

“Kembali.” bisiknya. Aku menghela nafas, ku fikir ucapan Harry kemarin hanya sebuah lelucon namun ternyata tidak. Dia serius.

“Aku belum menemukan keputusan, Harry.”

“Datang ke rumahku dan setelah itu kau akan menemukan sebuah keputusan final.”

“Aku tidak bisa hari ini. Aku ada janji dengan teman-temanku.” balasku.

“Perintahkan salah satu dari mereka untuk membawa mobilmu. Lalu kau pergi bersamaku.”

“Apa? Tidak!" Aku menolak, "Kau jangan egois ”

“Menurut, Clar!” Harry sedikit membentak. Aku sedikit kaget melihat sikapnya yang berubah lagi. Pergelangan tanganku dicekal kuat olehnya.

Aku menghela nafas panjang, "Baiklah. Aku perlu bicara dengan mereka. Lepaskan tanganku dulu.”

Harry tersenyum sambil melepaskan cengkramannya. Aku kembali mendekati Glisa dan Sabila yang berdiri bak patung disana, menyaksikan keributan kecil kami.

“Bajingan itu berbuat hal buruk lagi padamu?” tanya Sabila berbisik.

“Aku terjebak. Aku harus kembali pada tugasku.”

“Maksudnya, kau menuruti lagi keinginan Ayah Harry untuk merubahnya?” kejut Glisa. Aku mengangguk pasrah.

“Ceritanya panjang, aku tidak bisa menjelaskannya sekarang. Lain waktu aku akan ceritakan pada kalian.” Aku menghela nafas sebentar sebelum mengulurkan kunci mobilku pada mereka “Ini kalian bawa saja mobilku. Nanti aku akan mengambilnya. Sekarang aku harus ke rumah Harry.”

“Berdua saja bersama Harry?” Sabila terkejut. Aku mengangguk lagi.

“Aku akan baik-baik saja. Aku telah mengetahui cara untuk mengontrol kelakuannya. Kalian tidak perlu khawatir. Aku duluan ya, dah.”

***

“Well, untuk apa aku datang lagi kesini?” tanyaku ketika telah berada di kamar Harry.

Harry menarik sebuah kursi, mengarahkannya padaku dan kini ia duduk tepat di depanku, “Untuk menemukan sebuah keputusan.”

“Aku masih belum menemukan keputusan apapun. Percuma.”

“Kita lihat saja nanti.”

Aku tak menggubris ucapannya lagi. Aku sibuk memainkan ponselku melakukan sebuah kegiatan untuk mengindari kontak mata dengannya.

“Aku tidak memintamu untuk memainkan ponsel di dalam kamarku.” ucapnya. Aku menoleh padanya lalu memasukan ponselku ke dalam saku kemeja.

“Kau bilang aku datang kesini hanya untuk menemukan sebuah keputusan. Ya, ini aku sedang menunggu keputusan itu datang.”

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang