Pagi ini, aku tiba trlebih dahulu dikampus. Menduduki bangkuku didalan kelas, aku hanya melihat beberapa mahasiswa saja yang baru memasuki kelas. Mengapa aku bisa datang sepagi ini? Karena Niall datang ke rumahku lalu membangunkanku ketika matahari belum terbit dan itu membuatku harus bersiap-siap lebih pagi dari hari-hari sebelumnya. Oh sial bahkan saking paginya, Glisa dan Sabila pun belum datang.
Tidak ada salahnya juga karena waktu ini aku manfaatkan dengan baik untuk mengerjakan tugas dari Mrs.Carolate. Tak terasa, besok aku harus sudah mengumpulkannya agar aku bisa mengikuti kuis bulan ini. Mengingat hal itu, aku jadi terbayang akan Harry. Dia membawaku ke club kala itu dan dia lah dalang dibalik ini semua. Namun entahlah Harry yang sekarang sangat berbeda dengan Harry yang dulu aku kenal.
"Ada apa denganmu? Tumben sekali kau datang pagi-pagi." sapa Glisa yang lumayan menganggetkanku. Mereka - Glisa dan Sabila menduduki bangkunya, bahkan saking asiknya melamun aku jadi tidak mengetahui sejak kapan mereka datang.
"Semua karena Niall. Dia menjemputku pagi-pagi buta, menyebalkan sekali." keluhku sambil melepaskankan pena dari tanganku lalu menutupnya pada halaman buku yang baru saja aku kerjakan.
"Mengapa Niall seperti itu lagi? Maksudku dia seperti begitu takut membiarkanmu berada jauh darinya." tanya Sabila.
Aku mengedikan kedua bahuku, "Aku sendiri tidak tahu. Niall itu mudah goyah dengan pendapatnya. Aku hanya takut dia bersikap over protektif lagi terhadapku."
Glisa dan Sabila diam setelahnya, mereka seperti tampak berfikir. Dan aku memilih untuk mengabaikan dengan membuka kembali lembaran buku terakhir yang aku buka. Oh sial kali ini aku benar-benar harus menyelesaikan tugas ini, tidak ada tunggakan lagi.
"Tugas dari Mrs.Carolate belum kau selesaikan juga?"
"Sedikit lagi, Bil. Hanya tinggal lima halaman lagi."
"Oh ya? kapan kau sempat membuatnya bukannya belakangan ini kau selalu sibuk mengurusi Niall dan Harry?"
Aku langsung membelakan mata lebar kearah Glisa setelah apa yang dia ucapkan, "Aku masih bisa mengetur waktuku. Harry berperan penting dalam tugas ini, dia sangat banyak membantuku."
Aku kembali pada tugasku setelah tidak ada lagi balasan dari mereka. Mengapa bisa aku dikatakan sibuk mengurus Harry dan Niall? Baik, memang aku sempat frustasi akan sikap gila mereka namun semakin lama mereka semakin bisa bersikap dewasa.
Dengan cepat, aku langsung menutup buku tugasku setelah menemukan dosen lain yang memasuki kelasku. Tentu saja aku tidak mau terkena hukuman hanya karena mengerjakan tugas disaat mata kuliah telah dimulai.
***
Langit begitu cerah siang hari ini, bahkan tidak ada apapun yang bisa menutupi sinar teriknya. Aku berjalan mondar-mandir dikoridor kampus, seperti itik yang kehilangan induknya. Sesekali aku mendongak kedepan halaman kampus dan sampai sekarang aku belum mendapati Niall menjemputku juga. Sial, berapa lama lagi aku harus menunggu Niall disini?
"Menunggu seseorang?", suara serak yang aku hafal betul membuat aku menoleh kebelakang. Aku sontak kaget ketika membalikan tubuhku dan menyadari jika Harry berada sangat dekat didepanku.
Oh apa yang sedang terjadi pada jantungku sekarang?
"Ya. Tiga puluh menit menunggu dan Niall belum datang juga."
"Dia menjemputmu?" tanyanya dan aku membalas dengan sebuah anggukan.
"Aku akan memintanya untuk mengantarku ke restaurant Liam. Aku tidak mengerti mengapa Liam begitu mendesakku untuk datang."
"Jadi kemarin dia menghubungimu untuk memintamu datang ke restaurantnya?"
Aku mengagguk lagi, "Ya. Bahkan kemarin dia memintaku datang namun aku tidak bisa karena aku masih berada dirumahmu. Kira-kira hal penting apa yang ingin dia bicarakan padaku?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere
Fanfic"When you show up my world. At the time I learned love" - Clarisa Lie Rasela.