Chapter 27

2.1K 223 1
                                    

Sama seperti kemarin, aku menunggu Niall menjemputku dilapangan kampus. Semenjak Niall kembali, dia sering melarangku ini itu, termasuk melarangku untuk membawa kendaraan sendiri ketika aku bertanya alasannya, Niall selalu mengatakan jika takut terjadi apa-apa padaku. Niall memang penuh perhatian terhadapku hanya saja aku tidak akan suka jika Niall bersikap over protektif terhadapku.

Dari tempatku berdiri, aku dapat melihat kearah parkiran mobil dimana aku melihat, Harry dan Losie berjalan bersama untuk memasuki mobil Harry. Losie memeluk Harry dan Harry merangkulnya selama berjalan. Mereka tampak mesra kembali setelah sekian lama aku tidak melihat pemandangan seperti ini.

"TIN!" suara klakson mobil itu mengagetkanku seketika. Mengalihkan pandanganku dari Losie dan Harry, aku mendapati mobil Niall yang telah berada didepanku.

"Risa, jangan melamun disana. Ayo masuk" ucap Niall sambil membuka jendela mobilnya. Aku mengangguk lalu dengan cepat berjalan memasuki kursi pengendara yang ada disebelahnya. Dan selanjutnya, Niall melesatkan mobilnya keluar dari kampusku.

"Kita akan kemana,Niall?"

"Aku ingin kau menemaniku ke toko musik. Aku ingin menambah satu koleksi gitarku lagi. Dan bodohnya, aku meninggalkan gitar kesayanganku di Belanda"

Ini adalah salah satu hal yang paling aku hafal betul dari Niall. Niall sangat gemar bermusik dan dia begitu mencintai alat musik gitar. Bahkan Niall juga sering menyanyikan lagu dengan iringan dari gitar yang dia mainkan. Lagu yang selalu Niall katakan dipersembahkan untukku. Dari situ lah, aku menilai Niall sebagai pri yang sangat romantis.

"Aku tahu kau terlalu mencintai gitar. Bahkan aku ragu jika kau akan lebih mencintai gitarmu dibandingkan denganku" aku terkekeh sendiri mendengar ucapanku tadi. Sedikit tidak masuk diakal, aku cemburu pada sebuah gitar.

"Kau meragukanku selama ini?" Niall menyeringai kearahku.

"Tentu. Kau bertemu dengan gitarmu setiap hari. Dan benda itu selalu bisa menemanimu setiap detiknya"

"Oh ayolah, kekasihku itu tidak bodoh cemburu pada benda mati"

Niall tertawa renyah sama sepertiku. Aku bahkan merasa bodoh dengan mencemburui sebuah gitar, persis dengan yang Niall ucapkan. Niall mengarahkan satu tangannya keatas kepalaku lalu menariku mendekatinya. Itu spontan membuatku menyadahkan kepalaku dipundaknya dan memeluk Niall yang sedang menyetir mobil. Aku sangat merindukan suasana seperti ini.

Hingga akhirnya mobil Niall berhenti didepan sebuah toko musik yang berkuran megah. Ini kali pertama aku berkunjung ketempat seperti ini, bahkan aku baru tahu jika tempat ini adalah sebuah toko musik padahal setiap hari aku melewatinya jika pergi ke kampus.

Kalau dikatakan aku ini menyukai musik, ya aku menyukai musik. Namun bernyanyi hanyalah sekedar hobiku karena aku yakin Ibu tidak akan mendukungku pada bidang itu. Dan Niall, dia pria yang sangat mencintai musik terutama alat musik gitar.

"Menurutmu gitar mana yang bagus untukku?" tanya Niall sembari melihat-lihat berbagai jenis gitar yang digantungkan diatas rak. Aku menatap satu-persatu gitar yang memiliki warna berfariasi itu. Sayangnya, aku takut jika seleraku tidak bagus kali ini.

"Kau akan membeli warna yang sama dengar gitar kesayanganmu itu?"

"Kurasa tidak. Aku ingin yang berbeda kali ini. Mungkin gitar yang kau pilih akan selalu membuatku mengingatmu ketika aku memainkannya. Dan kau tidak perlu cemburu buta lagi pada benda mati favoritku ini"

"Kau menyebalkan sekali, Niall" aku memukul kecil lengannya. Niall hanya terkekeh dan aku merasa semakin malu sekarang.

"Hey Niall, kau sudah datang"

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang