"woy cumi bangun lo!"
"hmm"
"lah hmm hmm aja terus"
Hampir satu jam seorang lelaki merebahkan tubuhnya diatas meja sekolah. Bagaimana tidak, semalam ia membantu Ayahnya mengerjakan tugas kantor hingga pukul 2 pagi. Belum lagi ia harus pagi sekali karena mengantar mamahnya ke bandara.
Ya, dia adalah Jaeson Difarga Pratama. Lelaki bertubuh atletis dan tentunya berwajah tampan. Putra dari keluarga Pratama, seorang pengusaha kaya raya.
"jam berapa?" tanya Arga.
Niko yang sedang asik bermain game cacing di handphonenya pun menoleh. "jam tujuh kurang lima menit bro" jawab Niko.
"oh" ujar Arga. Ia bangun dan melangkah pergi meninggalkan kelas.
"lah kemana lo?" tanya Adnan yang sibuk bermain dengan Rey.
"bolos" jawab Arga enteng
Membuat teman-temannya melongo, padahal mereka sempat bangga kepada Arga yang sudah ada di sekolah sejak pagi sekali.
"si anjir cumi dipikir ini sekolahan bapak dia apa ya" cletuk Niko menatap kepergian Arga.
pletak
Rey yang mendengar itupun langsung melempar pulpennya kearah Niko. "ini emang sekolahan bapaknya kali"
"heh anjir sakit dong hayati" sahut Niko dengan gaya lebaynya.
Aldo yang sudah jengah dengan obrolan temannya pun, memutuskan untuk menyusul Arga.
"mau kemana tuh si tembok" tanya Niko
"bolos lah gitu aja pake nanya" jawab Adnan yang langsung lari meninggalkan Niko
"dih dede ko ditinggal bang"
***
Jam sudah menunjukan pukul 06.55. itu artinya 5 menit lagi gerbang sekolah akan segera ditutup, begitupun dengan Rara yang terus berlari menuju sekolahnya. Ia sangat kesal karena angkot yang ia tumpangi untuk ke sekolah mendadak mogok. Membuat Rara harus berlari sekitar 100 meter lagi ke sekolahnya.
Sayang sekali gerbang sekolah sudah ditutup, di dalamnya sudah ada Pak Joshua atau biasa dipanggil Pak Jos. Guru dengan penampilan baju kemaja yang dimasukkan ke celana dan perut buncit serta kumis tebal dilenkapi kepala pelontosnya.
"pak buka dong gerbangnya,please ya pak" bujuk rara masih dengan suara ngos-ngosannya
"tumben kamu telat ra, biasanya kan kamu selalu datang pagi" ujar Pak Jos.
"duh pak saya kesiangan terus angkotnya mogok terus saya lari kesini pak terus saya capek nih pak" keluhnya.
"kamu ini teras terus aja, pokoknya gak bakal saya ijinin kamu masuk"
Rara yang sudah menetralkan nafasnya mulai memasang puppy eyesnya agar pak Jos mengijinkannya masuk.
"pak saya kan baru pertama kali telat pak, lainkali gak bakal lagi deh"
Pak Jos pun mulai merasa kasian pada anak muridnya ini. Bagaimanapun Rara itu sala satu muridnya yang berprestasi dan ia belum pernah sekalipun telat seperti ini.
"yasudah saya ijinkan kamu masuk, tapi kamu tetap dihukum harus membersihkan lapangan olahraga indoor sampai selesai" ujar Pak Jos.
Rara mengela nafas, sungguh sial ia hari ini. Rara benci sebenci bencinya dengan hari ini.
***
Sekolah ini memang termasuk sekolah yang ternama diBandung, SMA Pratama Bangsa. Sekolah yang meiliki gedung 3 lantai dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti lapangan olahraga indoor maupun outdoor, dan taman yang cukup luas.
Sekolah ini dikenal dengan prestasi akademik dan nonakademiknya yang membuat sekolah lain iri. Dan disini itu banyak cogan tentunya.
Satu lapangan basket serta dikelilingi tribun penonton memang hal yang cukup bagus bukan?. Tapi tidak untuk Rara yang harus membersihkan ruangan ini sendirian, lebih baik ia jadi cleaning service bisa dapat gaji.
"semangat ra! Gue tau lo itu cewe kuat, stronggg!" teriak Rara menyemangati dirinya sendiri.
Rara adalah sisiwi kela XII MIPA 2, ia termasuk siswi yang berprestasi dibidang akademik. Ia pernah membanggakan sekolahnya dengan berbagai perlombaan dan selalu pulang dengan membawa piala tentunya.
Rara bersyukur ternyata Tuhan memberikan fisik yang sempurna tak kurang satu apapun. Bentuk wajah yang agak bulat, mata yang indah, bibir tipis yang menawan serta rambut panjang yang selalu ia biarkan tergerai membuatnya terlihat manis.
Ia memang memiliki wajah yang menawan tapi ia tak ingin disebut most wanted girl, karena hal itu selalu membuatnya risih. Meski begitu tetap saja banyak lelaki yang selalu mengerjarkannya.
"yes akhirnya selesai juga" ucap Rara.
Rara mulai merapikan sapu dan pastik sampah yang sudah menumpuk itu.Hampir dua jam pelajaran ia lewati hanya untuk hukuman ini. Sungguh ia tak ingin melakukan hal ini lagi, lelah letih lesu gaes .
Saat Rara akan pergi ke kelasnya, ia berlari dengan secepat mungkin agar ia tak ketinggalan pelajaran. Jika dipikir-pikir kalo tahu begini lebih baik ia tak usah sekolah saja ya.
Bugh.
"bangsat!"
***
Hai semua ini cerita pertama aku, semoga kalian suka ya.Sayang kaliannnn
Karawang, 22 April 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
ALKATRIX [COMPLETED]
Teen FictionSolidaritas? Brutal? Teka-teki? Cinta? Perjuangan? Selamat datang di Alkatrix! "Bagi gue gak ada yang namanya kebetulan, semua itu udah direncanakan Tuhan. Termasuk lo Ra," Jaeson Difarga Pratama, sang ketua Alkatrix. Laki-laki labil yang dipenuhi d...