Halo semua selamat menebak-nebak di cerita Alkatrix.
Gaes serius nanya. Mohon jangan dikacangin ya. Please jawab yaa.. Menurut kalian cerita Alkatrix itu gimana? Aku butuh kritik dan saran kalian nih? Lanjutin jangan ceritanya?
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian ya. Biar aku lebih semangat bikin ceritanya. Aku lagi niat nih bikinnya Haha.
Selamat datang di Alkatrix.
***
Arga duduk di sebuah sofa yang ada di markasnya. Ia sibuk merakit mainan transformer yang baru saja ia beli. Kemarin ia tidak sengaja melihat sebuah mainan robot yang terpajang di etalase mall. Tangannya terus merakit bagian terkecil sekalipun agar tidak ada yang tertinggal. Matanya menatap beralih dari buku petunjuk dan mainan itu secara bergatian.
Markas kini tengah ramai oleh anggota yang lain. Belum lagi Niko dan Rey yang terus berteriak karena bermainan play station. Mereka terus berebut mempertahankan kemenangan mereka. Sudah pasti kalian akan sakit telinga mendengar suara cempreng Niko. Entahlah kenapa laki-laki itu bisa cempreng sekali.
"REYYY! ULAH KITU ATUH SIA MAH," teriak Niko. Ia kesal dengan Rey karena terus merebut bola di permainan sepak bola yang sedang mereka mainan itu. (rey jangan gitu dong lo mah)
"salah sendiri ngoper bola malah ke tim lawan," ujar Rey sambil tertawa.
"ya makanya lo jangan langsung diambil. Kasih ke gue dulu hoh," kesal Niko lagi.
"mana ada main bola kayak begitu dodol," ujar Rey.
Niko nampak serius memainkan stik ps di tangannya. Jangan sampai ia kalah lagi. "anjirr anjirr Rey jangan direbut dong," ujar Niko. Bolanya telah berhasil direbut oleh Rey kembali. Padahal sedikit lagi ia akan mencetak gol.
"nihh nih satu dua dannnn-" ujar Rey serius.
"GOLLL!" teriak Rey sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. Ia tertawa senang karena kembali menang pada pertandingan ini.
Niko memanyunkan bibirnya kesal. Ia terus-menerus dikalahkan setiap bermain dengan Rey. Sudahlah ia malas bermain ps lagi.
"yeyyy pundung aja kayak emak-emak gak dikasih duit belanjaan lo," ledek Rey sambil tertawa.
"bodo amat Rey bodo amat," ucap Niko. Kini ia duduk disebelah Arga dengan sebuah bantal yang ia peluk kesal.
Arga menaikkan sebelah alisnya, ia menatap Niko heran karena bertingkah seperti seorang perempuan yang merajuk. "napa lo?!" tanya Arga.
"diem cumi, gue lagi kesel sama si Rey," ujar Niko.
"jijik," gumam Arga.
Ia kembali fokus pada mainan robotnya yang hampir setengah jadi. Hanya tinggal beberapa bagian saja yang masih acak-acakan.
Adnan baru saja datang bersama Aldo, mereka membawa masing-masing semangkok bakso. Rupanya ada tukang bakso di luar sana. Pantas saja anak-anak yang lainpun bersemangat sekali pergi keluar.
"bakso Ga," tawar Aldo duduk di depan Arga. Sedangkan Adnan ia duduk di bawah karena lebih leluasa.
"mangga," jawab Arga. (silahkan)
"si cumi doang yang ditawarin Do?" tanya Niko.
"kalo mau pesen aja sana, gue yang bayar," ujar Aldo sambil mengaduk bakso kuah bening kesukaannya.
"asikkk makasih pacar gelapku," ucap Niko lansung pergi keluar untuk memesan bakso.
"lo udah makan belum? Diem mulu daritadi," ujar Adnan memperhatikan Arga yang sibuk sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKATRIX [COMPLETED]
Ficção AdolescenteSolidaritas? Brutal? Teka-teki? Cinta? Perjuangan? Selamat datang di Alkatrix! "Bagi gue gak ada yang namanya kebetulan, semua itu udah direncanakan Tuhan. Termasuk lo Ra," Jaeson Difarga Pratama, sang ketua Alkatrix. Laki-laki labil yang dipenuhi d...