Hayu langsung aja ya jangan lupa vote dan komentar kalian khusus part ini.
Selamat datang di Alkatrix
***
"YO SELAMAT PAGI ISTRI-ISTRIKU SEKALIAN. SENENG DEH NGELIAT KALIAN AKUR," heboh Niko ikut bergabung dengan teman sekelasnya.
"emang ada yang mau jadi istri lo Nik?" tanya Rani.
"ada. Kan lo calon istri gue," ujar Niko malah menggombal yang langsung membuat kedua pipi Rani bersemu merah.
"haduh haduh sikat aja kang," sahut Rey yang duduk di bangku paling belakang.
"apaan sih lo," ketus Rani langsung memalingkan wajahnya dari Niko.
"lah kok ngambek gue kan serius," ujar Niko.
"gue tabok lo serius," sewot Rani.
"eitss jangan lah," ujar Niko langsung menutup wajahnya. "dasar juminem,"
Niko berjalan mendekat ke arah keempat temannya yang sudah berkumpul di bangku paling belakang. Mereka terlihat sedang sarapan dengan makan beberapa macam gorengan yang telah dibeli di kantin sekolah.
"gak bagi-bagi lo pada ya," ujar Niko langsung mengambil satu bakwan jagung dengan lontong.
"gak bilang-bilang dulu lo," ujar Rey.
Niko langsung menampilkan deratan gigi rapihnya itu. Ia duduk disamping Arga yang kini sedang meneguk air mineral dalam botol kemasan.
"kok lo udah sekolah sih Ga?" tanya Niko.
"si cumi mana betah di rumah mulu," ujar Rey.
"gue udah sembuh," jawab Arga.
"perut lo masih diperban?" tanya Niko yang dijawab anggukkan kepala Arga.
"lo juga udah masuk sekolah Nan? Katanya lo di skors," ujar Niko.
"Ayah Arga yang ngebantu gue. Thanks ya Ga. Keluarga lo baik banget sama gue," ujar Adnan sambil tersenyum.
Beruntung sekali ia memiliki sahabat seperti Arga. Ya meskipun Arga memiliki kerumitan sendiri dalam hidupnya tapi ia tidak pernah memiliki dendam pada dirinya. Bodoh jika Adnan masih berusaha membunuh Arga.
"lo juga keluarga gue Nan. Semuanya keluarga gue," ujar Arga.
"asoyy gue direkrut sebagai keluarga Pratama," ujar Niko senang.
"gak pantes lo jadi bagian keluarga Arga," ujar Rey.
"tampang lo tidak mendukung Nik," lanjutnya.
"heh lo pikir lo pantes Rey?" tanya Niko kesal
"tampang playboy begitu," gumam Niko yang masih bisa didengar oleh Rey.
Plakk
"mana ada playboy heh," sewot Rey langsung melempar botol air mineral kosong yang tepat mengenai lengan kiri Niko.
"lo masih musuhan sama Adnan?" tanya Arga tiba-tiba pada Rey.
"gak. Gak musuhan," jawab Rey seadanya.
"masih dia mah Ga," timpal Niko sambil melirik Rey.
Rey menatap tajam Niko, kedua rahangnya bersatu karena kesal pada temannya ini. "gak Ga. Gue udah baikkan," jelas Rey cepat.
"masa? Kok lo diem-diem mulu sama Adnan? Lo masih kesel sama dia?" tanya Arga.
Adnan langsung menoleh melihat Rey, ia menunggu jawaban dari Rey. Meskipun kemarin sudah meminta maaf tapi tetap saja mungkin Rey masih dendam padanya. Lagipula ia sadar, ia sudah salah besar. Kesalahannya ini memang sulit untuk dimaafin. Belum lagi ia mengetahui jika Rey ini sangat bencu dengan pengkhianatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKATRIX [COMPLETED]
Teen FictionSolidaritas? Brutal? Teka-teki? Cinta? Perjuangan? Selamat datang di Alkatrix! "Bagi gue gak ada yang namanya kebetulan, semua itu udah direncanakan Tuhan. Termasuk lo Ra," Jaeson Difarga Pratama, sang ketua Alkatrix. Laki-laki labil yang dipenuhi d...