Halo semua. Karena pada bilang up cepet, jadi yaudah aku up sekarang aja ya daripada kalian pada gak tidur gara-gara penasaran nih haha.
Jangan lupa vote dan komen ya khususnya tentang part ini.
Selamat datang di Alkatrix.
***
"ADNAN LO GILA!" teriak Rara.Rara terus memberontak melepaskan dirinya dari kedua laki-laki bertubuh besar ini. Jujur saja tangannya sudah memerah akibat cekalan yang sangat keras. Nafasnya semakin menggebu saat Adnan dengan lancang mengangkat pistolnya ke arah Arga. Biadab sekali laki-laki ini!
"LEPASIN GUE!" teriak Rara. "ADNAN ITU ARGA TEMEN LO! SADAR ADNAN!"
Jika kalian melihat penampilan Rara saat ini pasti kalian akan terkejut. Rambut yang berantakan serta seragam SMA yang kotor. Matanya memerah karena sudah tidak kuat menahan tangisnya.
Mata Rara terbuka lebar. Ia terus berteriak memohon pada Adnan untuk tidak melakukan hal keji itu. Tak lupa juga ia berdoa kepada Tuhan untuk diberikan pertolongan kepada semuanya. Tolong jangan biarkan Arga merasakan apa yang Rafael rasakan dulu.
"selamat menonton Ra," ujar Adnan licik.
"ARGA!" teriak Rara dengan sekencangnya.
Ia terus memberontak tanpa memedulikan rasa perih yang ia rasakan. Masa bodoh, yang terpenting sekarang adalah Arga.
Kedua laki-laki ini terus mencengkram lengan Rara dengan kuat. Tentu saja mau Rara memberontak bagaimanapun tenaganya tidak akan sebanding dengan kedua laki-laki ini.
Tanpa pikir panjang Rara langsung menendang bagian sensitif dari laki-laki yang ada di kanannya. Kemudian ia juga langsung melakukan hal yang sama kepada laki-laki di sebalah kiri. Sontak saja kedua laki-laki itu berlutut menahan rasa sakit yang luar biasa akibat tendangan Rara yang sangat kencang.
"ARGA!" teriak Rara saat Adnan mencoba membidik dada kiri Arga.
Dorrr!!!
Sebuah peluru itu melesat kencang tinggi ke udara setelah Rara dengan berani mencoba merebut pistol itu dari Adnan. Beruntung peluru itu tidak berhasil mengenai Arga. Ia mencoba mengeluarkan seluruh sisa tenaganya. Meski ia tahu, entah ia tidak akan menang melawan laki-laki ini.
"SIALAN! MINGGIR LO!" tegas Adnan.
"GUE GAK AKAN NGEBIARIN LO NGEBUNUH ARGA. SETELAH LO NGELAKUIN ITU KE RAFAEL DAN SEKARANG LO MAU BUNUH ARGA! LO GILA ADNAN! BAJINGAN KAYAK LO GAK PANTES HIDUP!" teriak Rara.
Adnan berteriak lalu terus berusaha menarik pistolnya itu. Sial tenaga Rara ternyata lumayan besar. "GUE BILANG MINGGIR! LO MAU GUE BUNUH JUGA HA?!" ujar Adnan membentak Rara.
"SIALAN LO. NYUSAHIN BANGET JADI CEWEK! GUE BILANG MINGGIR!" ujar Adnan.
Dengan nafasnya yang berhembus cepat. Rara masih terus merebut pistol itu dari Adnan. "gue gak akan ngebiarin lo ngelakuin itu Nan," ujar Rara.
"BERENGSEK!" teriak Adnan.
Semua laki-laki yang ada disana langsung berusaha menarik Rara agar menjauh dari Adnan. Tentu saja dengan mudah mereka menarik Rara menjauh lalu mendorongnya begitu saja sampai tubuhnya terhempas ke belakang. Sontak saja Rara kembali berusaha merebut pistol itu dari Adnan. Ia tidak ingin jika semuanya harus berantakan.
"PERGI! GUE TEMBAK LO SEKARANG JUGA!" tegas Adnan. Matanya sudah menyalang tajam pada Rara karena gadis ini terus saja mengganggu.
"gue mohon Adnan berhenti. Gue gak mau lo jadi kayak gini. Tolong jangan kayak gini. Lo harus inget kalau Arga itu sahabat lo," ujar Rara sambil terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKATRIX [COMPLETED]
أدب المراهقينSolidaritas? Brutal? Teka-teki? Cinta? Perjuangan? Selamat datang di Alkatrix! "Bagi gue gak ada yang namanya kebetulan, semua itu udah direncanakan Tuhan. Termasuk lo Ra," Jaeson Difarga Pratama, sang ketua Alkatrix. Laki-laki labil yang dipenuhi d...