Halo semua selamat datang di Alkatrix. Selamat berpusing-pusing lagi.
Jangan lupa vote dan komen ya, jadilah pembaca yang baik.
***
"wah wah cewek cupu baru dateng nih," ledek Nida sambil tersenyum licik melihat Rara yang berjalan di koridor kelas."gimana hadiah gue kemaren? Bagus banget kan?" tanyanya lagi. Nida meneguk segelas susu hangat yang ia beli di kantin.
Rara memutar kedua bola matanya malas. Ia tidak ingin pagi harinya harus disambut dengan keributan dengan perempuan ini. Sungguh awal yang menyebalkan. Apalagi Nida terus berlaga sok berkuasa disini.
"minggir gue mau ke kelas!" ujar Rara tegas.
"enak aja lo maen pergi aja. Urusan kita belum selesai," ujar Nida menghalangi jalan Rara.
"urusan apa sih Nid? Gue gak pernah punya urusan sama lo," ujar Rara. Ia benar-benar malas menananggapi semua perkataan Nida.
"ini urusan gue, lo dan Arga. Kenapa lo belum putusin dia? Masih kurang perlakuan gue ke lo?" ujar Nida.
"Arga pacaran sama lo tapi nyatanya dia cintanya sama gue. Dia yang selalu ada disisi gue, bahkan Arga gak pernah nolak kalo gue minta sesuatu sama dia. Percuma status doang pacaran, kalo perasaan lo cuman bertepuk sebelah tangan," ujar Nida.
"gimana rasanya dicuekin sama pacar sendiri? Sakit ya? Makanya jangan suka ngerebut cowok orang lain," lanjut Nida sambil menatap Rara rendah. Ada sorot kebencian dari kedua matanya.
"gue gak pernah ngerebut pacar orang lain. Lagipula Arga masih anggap gue sebagai pacar walaupun dia cuekin gue. Dia gak pernah ngucapin kata putus sekalipun sama gue," ujar Rara.
"dia gak pernah bilang putus ke lo karna dia kasian sama lo. Siapa yang mau sama cewek cupu kayak lo?! Inget Ra lo itu baru kenal Arga kemarin sore, sedangkan gue jauh diatas lo. Persaingan kita tuh beda jauh. Gue kaya, cantik, punya segalanya, sedangkan lo apa? Asal-usul lo aja gak jelas. Arga pacaran sama lo itu karna terpaksa bukan karna cinta," ujar Nida.
Rara berdiri dengan kesal, kedua tangannya sudah mengepal kuat. Ia tersulut emosi karena perkataan Nida barusan. Ia memang cantik, punya segalanya tapi Rara juga punya hak disini. Ia berhak jatuh cinta pada siapapun, sekalipun dengan Arga.
"kalo emang lo udah kenal Arga dari lama, udah saling sayang sama Arga dari lama, lantas lo kemana aja selama ini? Lo tiba-tiba ada di hubungan gue sama Arga dan berusaha bikin kita putus," ujar Rara.
"mau Arga terpaksa pacaran sama gue atau gak. Yang penting gue tulus sama dia. Gue sayang sama Arga bukan karena Alkatrix atau yang lainnya. Gue gak sematre lo yang terobsesi dengan kedudukan Arga, harta Arga dan semuanya. Seenggaknya gue lebih waras dibanding lo," ujar Rara telak.
"LO?!" ujar Nida tidak percaya. Ia benar-benar benci dengan Rara. Satu yang membuatnya emosi adalah Rara bilang jika ia terobesesi dengan Arga.
"emang benerkan Nid lo itu cuman manfaatin Arga. Mana yang katanya saling sayang tapi kenyataannya lo cuman ngincer harta dan tahtanya Arga aja. Rasanya lo yang cupu disini," ujar Rara.
Hembusan nafas Nida bergerak cepat. Ia meremas gelas plastik yang ia bawa. Sebal rasanya mendengar perkataan Rara yang lebih berani darinya. Awalnya ia yang akan mempermalukan Rara tapi malah dirinya yang menjadi korban.
Tak sengaja matanya melihat Arga dan inti yang lain berjalan ke arahnya, mereka tampak saling melempar guyonan. Ia terpikir satu hal, lantas ia menumpahkan susu hangat itu tepat di seragam putih abunya dengan sengaja. Dan lantas berteriak.
"LO KETERLALUAN BANGET SIH!" teriak Nida.
Rara hanya melongo melihat kelakuan Nida. Maksudnya apa ia menumpahkannya ke bajunya sendiri. "Nid lo apaan sih?!" ujar Rara kesal. Rara memegang kedua pundak Nida berusaha menyadarkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKATRIX [COMPLETED]
Teen FictionSolidaritas? Brutal? Teka-teki? Cinta? Perjuangan? Selamat datang di Alkatrix! "Bagi gue gak ada yang namanya kebetulan, semua itu udah direncanakan Tuhan. Termasuk lo Ra," Jaeson Difarga Pratama, sang ketua Alkatrix. Laki-laki labil yang dipenuhi d...