6. DONT JUDGE

11.6K 670 14
                                    

"bangsat lo Nik"

"heh kacang arab, jelas-jelas gue yang menang"

"ya karna lo curang! "
Hilman yang tak setuju dengan hasil pertandingan sepak bola pada playstation ini, mulai beradu mulut dengan Niko.

Aldo yang sedari tadi memperhatikan Arga yang terus saja memijat kepalanya. Ia tahu betul pasti Arga mempunyai masalah. Tapi bukankan seorang badboy selalu berbuat masalah.

Katanya sih masalah dapat membuatmu menjadi dewasa, maka dari itu sering-seringlah bermasalah gaes.

"Ada masalah?" tanya Aldo menepuk pundak.

Memang disini Aldo lah yang lebih dewasa, dibalik sikap dingin nya ia yang paling khawatir jika menyangkut para sahabatnya ini.

"Tristan" jawab Arga ogah-ogahan

"kenapa lagi?"

"gue tadi liat dia di depan sekolah"

"nyari ribut lagi?"
Arga langsung menggeleng, kepalanya terus saja memikirkan Rara. Bisa-bisanya siswi SMA Pratama Bangsa menemui Geng Darathon, apalagi di depan sekolahnya.

"curut-curut mari berkumpul nih makanannya udah mateng"
Sontak para remaja yang awalnya tengah asik dengan kesibukannya masing-masing, langsung berlari saat mendengar teriakan dari sang juru masak, Adnan.

Adnan ini walaupun anak Geng yang terkenal beringas, ia sangat pandai memasak. Ya itu tentunya dilatar belakangi oleh sang Ibundanya yang seorang Chef.

"wih apaan nih?"

"kenalin nih gaes fried mix vegetable with peanut sauce" sebutnya sambil menyombongkan diri

"dih naon tibang bala-bala jeung sambel kacang geh balaga sia mah" sewot Niko yang menyomot goreng bakwan pun langsung melenggang pergi. (dih apaan cuma bakwan sama sambal kacang aja sombong lo)

"heh ini itu seni ya seni tolong!"

"terserah babang Adnan aja dah"

***

Arga yang baru saja pulang, langsung disambut oleh teriakan sang bunda. Kini jam sudah menunjukan pukul 2 pagi, dan Arga baru pulang.

"Arga kamu itu dari mana aja sih? "

"main bun"

"main apa sampe jam segini?" Novi tak habis pikir, anak semata wayangnya ini selalu saja membuatnya khawatir.

"maaf bun"

"yauda kamu mau makan dulu gak?"

"gak usah bun Arga mau langsung tidur aja"

Tubuh yang segar membuat Arga nyenyak untuk tidur, ia sungguh lelah. Lelah memikirkan gadis itu.

Tunggu, memangnya untuk apa Arga memikirkan itu. Apa jangan-jangan dia jatuh cinta? Karena kata Niko kalo orang kepikiran cewe mulu itu tandanya jatuh cinta.

***

Kantin sudah ramai oleh siswa yang ingin mengisi perutnya. Kantin SMA Pertama Bangsa ini cukup luas, dikelilingi oleh tanaman hias dan terdapat kolam ikan ditengahnya.
Arga dan sahabatnya duduk di bangku kantin pojok, semua siswi mulai mencuri pandang pada kelima inti Alkatrix itu.

"makanya mata tuh di pake, udah pake kacamata masih aja gak keliatan lo?"

Rara sudah muak dengan keributan yang terjadi di kantin, semenjak datangnya Sarah kantin selalu saja ramai. Bukan karena terpesona, bukan. Melainkan sikap so berkuasa dan sombong yang Sarah tunjukan pada murid lain.

Sebenarnya itu hanya hal sepele, tapi bisa membuat Sarah memaki gadis itu habis-habisan. Tak ada yang berani melawan Sarah, mereka hanya menonton saja. Memangnya ini layar tancap apa ya.

"lo gak tau kan baju gue basah, lo gak bakal mampu beli baju ini tau gak?"

"maaf kak gak sengaja" siswi yang sudah menunduk karna ketakutan oleh Sarah yang terus saja memakinya, padahal ia tak sengaja menyenggol lengan Sarah yang mengakibatkan es jeruk itu tumpah ke baju Sarah.

"lo pikir maaf aja cukup, duit bapa lo aja gak bakal cukup buat beli baju ini! Lo cuman anak miskin, bapa lo tuh miskin. Ngerti! "

Brak

Semua dikagetkan dengan suara gebrakan meja, begitu juga dengan Arga. Kini menampilkan seorang siswi yang sudah menatap tajam ke arah Sarah. Ia sungguh tak kuat jika ada orang lain yang menghina orang tua. Bagaimana bisa mereka mengina sosok yang telah membesarkan mereka dengan cinta kasihnya.

"jangan berani-beraninya lo ngehina orang tua dia!" bentak Rara.

Ya gadis itu adalah Rara. Gadis yang sudah dibakar oleh emosi karena amarahnya.

Sarah yang melihat ada orang yang berani ikut campur urusannya. Mulai tertawa meremehkan.

"gak usah lo ikut campur urusan gue"

"lo ngehina orang tua, berarti lo berurusan sama gue"

"mau jadi pahlawan lo ngebela dia?"
Gia dan Nisa yang mulai khawatir dengan temannya ini mencoba menarik Rara agar tak usah ikut campur urusan Sarah.

"mending lo minta maaf ke dia" suruh Rara pada Sarah yang kemudian menunjuk siswi berkacamata tersebut.

"hak apa lo? Gak usah so kecantikan lo, mentang-mentang disini banyak cowok jadi lo mau pamer gitu. Liat muka lo gak seberapa cantik dari gue"
Rara tersenyum meremehkan perkataan wanita di depannya ini. Ia mulai merebut es teh manis yang dipegang Gia dan menumpahkannya pada Sarah.

Para murid sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Rara. Pasalnya Rara ini terkenal murid yang kalem.
Sarah yang tak terima atas perlakuan Rara, mulai menarik rambut Rara hingga Rara mengerang kesakitan. Tak tinggal diam Rara pun manarik rambut Sarah dengan lebih keras.
Tubuh Rara yang lebih kecil dibanding Sarah, membuatnya terdorong ke belakang hingga dia terjatuh di kolam ikan. Sarah pun tertawa melihat lawannya yang sudah basah dan terlihat berantakan.

"makanya lo gak usah ikut campur urusan gue!"

Ia kemudian meninggalkan kantin bersama dayang-dayangnya. Dan Rara penampilannya sungguh berantakan. Memang sih kolam ini hanya beberapa centimeter dalamnya, tapi cukup untuk membuat tubuh Rara basah kuyup.

Arga yang sejak tadi melihat kejadian tersebut mulai beranjak mendekati Rara. Ia mulai menggendong Rara ala bridal style. Rara tak mau ambil pusing karena tatapan murid lain, ia ingin segera menghilang saja rasanya

***

Halo semua🌺🌺

Karawang, 30 April 2020

ALKATRIX [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang