Happy reading semuaa
Jangan lupa tinggalkan jejak ya❤❤✨Terimakasih semua
***
Kantin terasa sangat ramai hingga udara terasa sangat sumpek. Bau berbagai makanan mulai menusuk ke hidung setiap orang yang masuk ke ruangan ini. Suara teriakan terdengar dimana-mana, meminta makanan mereka agar cepat sampai.
"asli tuh mang Ajat laku banget baksonya, emang paling debes dehh,"
Gia baru saja datang dengan dua mangkuk bakso serta cireng pesanan Rara.
Nisa menaruh 4 sendok sambal dimangkuk baksonya, warna kbakso itu sudah merah pekat hingga aroma pedasnya dapat tercium menyengat.
"mantap nih," ia memakan baksonya tanpa terlihat kepedasan sedikitpun.
"Nis lo gak kepedesan? Nanti perut lo sakit," ucap Rara khawatir pada Nisa
Nisa hanya tersenyum dan menggeleng menjawab pertanyaan Rara."pantes aja judes gitu hobinya makan sambel," timpal Gia.
"apa lo bilang?!" sewot Nisa
"tuh kan ngamuk,"
Nisa sudah melotot mendengar perkataan Gia, teman cemprengnya yang satu ini."udah-udah Nis," lerai Rara.
"lo kenapa sih Nis lusu banget tuh muka? Gak salah nih ada masalah sama si singa Leon itu tuh," tebak Gia
"udah deh Nis gak usah dipikirin si Leon mah, emang gak punya hati tuh cowo,"
"emang Leon siapa?" tanya Rara, cireng isi ayam itu ia cocol dengan sambal kacang kesukaannya.
"itu tuh friendzone-nya Nisa,"
"ihh nggak, enak aja lo," ucap Nisa dengan mulut yang penuh bakso.
"halah bullshit, berangkat sekolah kadang bareng, makan bareng, ekskul juga bareng, sering jalan, tapi gak pernah jadian tuh," ledek Gia
"ishh tuh mulut lemes banget, gue guyur kuah bakso nih,"
"hai,"
Ketiga gadis itu menoleh ke samping saat suara berat yang sangat familiar terdengar. Sosok lelaki berbadan tegap, dengan baju seragam yang sudah keluar serta ikat kepala hitam bertuliskan Alkatrix.
Senyum itu merekah di wajah tampan dihiasi netra abu menyala miliknya. Keringat bercucuran dihadinya membuatnya terlihat memesona. Arga baru saja selesai bermain perang-perangan dengan Adnan dan Rey. Mereka berlari melewati koridor kelas, sudah seperti anak kecil yang berteriak kesana kemari.
Rara kembali fokus pada cireng yang lebih menarik dibanding lelaki sangar disampingnya ini. Bayangan saat Arga menghabisi preman itu kembali terbayang dipikirannya. Ia bergidik ngeri pada Arga yang sangat kejam ini.
"Ra Arga tuh, masa didiemin mulu," ucap Nisa menyenggol lengan Rara.
"gue boleh duduk," tanya Arga
"boleh ko duduk aja gak pa-pa," bukan Rara yang menjawab. Melainkan Gia yang antusias dengan kehadiran Arga.
Arga langsung duduk disamping Rara, dan terus menatap Rara. Rara yang rusuh ditatap seperti itu sedikit menggeser duduknya dan menjauh dari Arga. Tapi Arga terus mengikuti Rara."kenapa sih ngikutin mulu,"
"kan lo pacar gue," ucap Arga masih dengan senyum di bibirnya.
Gia dan Nisa hanya memperhatikan dua sejoli didepannya ini, mereka sudah menahan tawa sedari tadi."jangan makan cireng mulu nanti badan lo melar kayak cireng," Rara berdecik mendengar itu. Ia tak peduli, badan Rara akan seperti ini saja walaupun ia makan banyak atau pun makan cireng sebanyak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKATRIX [COMPLETED]
Roman pour AdolescentsSolidaritas? Brutal? Teka-teki? Cinta? Perjuangan? Selamat datang di Alkatrix! "Bagi gue gak ada yang namanya kebetulan, semua itu udah direncanakan Tuhan. Termasuk lo Ra," Jaeson Difarga Pratama, sang ketua Alkatrix. Laki-laki labil yang dipenuhi d...