10. LUKA

9.7K 582 10
                                        

Sekumpulan siswa sudah berkumpul di pinggir lapangan, mereka tengah bersiap mengahapi sang musuh.

Sesuai dengan rencana, ada yang berjaga disekitar sekolah khawatir jika ada yang menyerang sekolah mereka.

Sang ketua Alkatrix tersenyum miring melihat musuhnya yang menenteng sajam. Pengecut, gumamnya.

"bang perlu gua ambil senjata?"

"gak usah, mereka cuman pengecut" ucap Aldo

Tedo khawatir jika ini akan menjadi pertempuran yang sengit. Ia tak ingin teman-temannya terluka

"balik aja sono, pengecut kayak ko gak dibutuhin di Alkatrix"

Tedo yang mendengar itupun terlonjat kaget. Benar apa kata Arga, pengecut tak dibutuhkan di Alkatrix. Dan ia yakin jika ia bukanlah pengecut.

Pertempuran mulai berlangsung, Darathon yang membawa pisau dan senjata tajam lainnya mulai membabi buta. Alkatrix tak tinggal diam mereka mulai menghantam anak Darathon dan merampas senjata mereka.

Ya senjata makan tuan

Rey mulai menghajar anak Darathon dihadapannya ini. Ia terus menusukkan pisau yang ia rampas tadi pada musuhnya. Darah segar mulai menghiasi pisau kecil itu, begitupun dengan tubuh lawannya ini yang sudah robek dimana-mana.

"dan ini sentuhan terakhir buat lo"
Rey memotong lengan lawannya ini yang menjadikan telapak tangannya terputus.

Itulah Rey, seperti itu sih belum seberapa kejam baginya.

"arghhh bangsat"

Arga berteriak saat lengannya tersayat pisau yang dibawa oleh Tristan. Tristan tersenyum licik dan mulai menghantamkan pisaunya ke punggung Arga.

Bugh

Namun Aldo cepat datang. Ia menendang Tristan sampai ia terlempar jauh dan pisaunya jatuh ke tanah. Ia merebut pisau itu bertarung dengan Tristan. Arga tak tinggal diam ia mulai memberikan pukulan lagi kepada Tristan.

Sebagian anggota geng Darathon mulai terbaring lemah. Mereka sudah salah mencari musuh, geng Alkatrix ini tak hanya jago bela diri tapi mereka juga pandai menyusun rencana.

Suara tembakan polisi terdengar sangat nyaring membuat seluruh pemuda ini lari kalang kabut. Polisi mulai menangkap para pemuda ini dan mengamankannya di kantor polisi. Beruntung hanya geng Darthon yang kena, sedang Alkatrix sudah lari jauh entah kemana.

Rara meringis kesakitan luka ditangannya belum sempat diobati. Belum lagi tadi ia harus berolahraga basket dan lagi ia harus terlambat pulang karena ada jadwal piket.

Jam sudah menunjukkan pukul 17.20 itu berarti sulit untuk menemukan angkot. Ia terpaksa harus jalan kaki, jarak apartemen ke sekolahnya cukup jauh tapi ya sudahlah ia berharap ada seseorang yang memberinya tumpangan.

Bugh

"arghh aduh"

Sebuah motor menyerempet Rara hingga ia terjatuh. Beruntung motor ini dalam keadaan pelan karena berada di jalur tikungan gang sempit.
Arga menaikkan kaca helm fullfacenya. Ia melihat Rara yang sudah terduduk ditambah sambil memegang bokongnya yang kesakitan.

Sedang apa gadis ini, apa dia baru pulang sekolah.

Sadar akan siapa yang sudah menabraknya, Rara bangkit dan menatap tajam ke arah pengendara. "lo gak punya mata apa ya?"

Rara yang sebelumnya ingin marah namun salah fokus kepada lengan kiri Arga yang jaketnya kini sudah berlumuran darah.

si kulkas abis kecelakaan ya?, batin Rara.

ALKATRIX [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang