20. pembalasan

6.7K 421 5
                                    

Happy reading
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Semoga kalian suka

***

Pagi ini cuaca di kota Bandung sangat cerah. Mentari mulai menampakkan dirinya setelah lama tenggelam. Riuh kendaraan mulai menyambut pagi ini,  seolah berlomba mengejar waktunya.

Namun keadaan Rara tak secerah kota Bandung. Kesialan kembali menimpanya. Angkot yang ia tumpangi mendadak mogok, semua penumpang pun kesal dibuatnya. Begitupun Rara, gadis itu melihat jam putih yang melekat dilengan kirinya. Jam sudah menunjukkan pukul 06.40.  Sedangkan angkot tidak ada lewat, bahkan saat ia memesan ojek online pun tak ada yang nyantol. Semua sibuk mengantarkan penumpangnya.

Ia berdecak sebal, jika seperti ini terus ia akan terlambat kembali. Rara mulai membuka kontak dan mencari nama Arga disana. Ia berusaha menghubungi lelaki itu.

Sudah 5 panggilan tak terjawab juga oleh Arga. Apa Arga sudah tiba di sekolah ya?

Beralih dari Arga, ia kembali menelpon seseorang yang mungkin dapat membantunya. Kali ini ia harus pastikan panggilannya terjawab.

"Halo," ucap seseorang dari ujung telpon

"Tris lo udah berangkat sekolah,"

"ini baru mau otw Ra,"

"emm gue boleh nebeng gak? Angkotnya mogok lagi, tapi kalo gak boleh juga gak pa-pa kok, "

Tristan terkekeh diujung sana "boleh kok Ra, lo dimana sekarang? "

"pinggir jalan deket apotek Sari Sehat yang ke arah SMA Pratama Bangsa,"

"yauda lo tunggu disitu, gue kesana sekarang,"

Rara menghela nafasnya, semoga saja kali ini ia tidak terlambat lagi. Sudah dua hari Rara terlambat ke sekolah. Ia menyesal harusnya ia menggunakan mobilnya saja tadi. Kasian kan mobilnya sudah bersemedi sangat lama.

***

Motor sport merah sudah tiba di depan gerbang sekolah yang megah. Gerbang tinggi bercat putih dengan tulisan SMA Pratama Bangsa. Setiap pasang mata menatap kedua sejoli yang baru sampai itu dengan tatapan tak suka. Bahkan banyak diantara mereka yang terang-terangan membicarakan.

Rara baru saja turun dari motor Tristan. Beruntung masih ada 10 menit tersisa baginya.

"makasih ya Tris gue ngerepotin lo mulu, " ucap sebari memberikan helm yang ia pakai tadi.

"sama-sama Ra," Tristan melepas helmnya hingga wajah tampannya tak terhalang lagi. "gue minta maaf ya soal yang kemaren,"

Rara tersenyum kecil mendengarnya, untung saja kemarin Arga datang menolongnya. "iya gak pa-pa kok,"

"yaudah gue berangkat sekolah dulu ya,"

"yakin ke sekolah? Emangnya gak bolos?" goda Rara

Tristan tertawa, ia mengacak rambut panjang Rara. "tadinya sih mau ke sekolah. Tapi karna kamu ngingetin aku buat bolos, jadi aku bolos aja deh ya,"

"ihh jijik ya pake aku-kamu segala," ucap Rara merapikan rambutnya

Tristan kembali tertawa, bahkan suara dapat terdengar oleh para siswa yang melintasi mereka.

"yaudah gue sekolah dulu ya Ra. Belajar yang rajin, jangan telat makan ya nanti badan lo tambah kayak triplek," ejek Tristan yang langsung mendapat pelototan dari Rara.

"udah sana ah pergi hus-hus," usir Rara dengan mengibaskan kedua tangannya mengusir Tristan.

"heh gak tau makasih banget ya nih manusia,"

ALKATRIX [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang