Pagi ini Rara berangkat bersama Arga, malam tadi Arga sudah berjanji akan menjemputnya. Cuaca saat ini kota Bandung cukup mendung, Rara mengenakan jaket berwarna pinknya beserta topi hitamnya.
Rata tersenyum melihat motor Arga yang sudah ada dihadapannya, ia langsung menaiki motor itu. Rara sempat bingung, ia harus berpegangan kemana. Kemudian ia berpegangan ke pundak Arga.
"gue bukan tukang ojek"
"terus gimana?"
Arga meraih kedua lengan Rara dan menarik ke pinggangnya. Sontak Rara kaget atas perlakuan Arga."gak usah kaku, gue cuman takut lo jatoh"
Rara hanya tersenyum manis mulai menempatkan dagunya diatas pundak Arga. Sesekali mereka berbincang tentang hal-hal yang tak penting.
Sesampainya disekolah banyak siswi yang memperhatikan mereka, karena tak biasanya Arga memboncengi seorang perempuan."gatel banget sih tuh cewe"
"pake acara meluk-meluk lagi"
"dasar cabe emang"
"Arga cocoknya sama gue tuh"
Rara yang sudah muak mendengar cibiran pada siswi ini, hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia mulai menggunakan topi hitam untuk menutupi wajahnya.
Arga yang melihat itu langsung merebut topi hitam Rara dan langsung memakainya. Hal itu membuat Arga terlihat lebih tampan dibuatnya.
Rara mencoba marah namun dengan cepat Arga menaruh jari telunjuknya di depan bibir Rara.
"lo gak usah nunduk mulu, nanti mahkota lo jatoh"
Apa-apaan Arga ini. Bisa-bisanya ia menggombal di pagi buta. Rara hanya tersenyum kikuk mendengar ucapan Arga, ia mulai berjalan meninggalkan Arga yang masih tersenyum.
Arga meraih jemari Rara dan mulai mengaikatnya dengan jemarinya. Rara menoleh ke arah Arga dengan dahi yang berkerut seolah minta penjelasan. Sedangkan Arga, ia hanya memasang wajah datarnya."topinya biar gue yang pake ya, rasanya pas di kepala gue" Rara hanya mengangguk mengiyakan permintaan Arga.
"gue ke kelas dulu ya" ucap Arga sambil mengusap ujung kepala Rara dengan lembut.
Para murid yang sejak tadi memperhatikan mereka pun mulai berteriak histeris atas perlakuan Arga pada Rara. Mereka iri pada Rara, bagaimana bisa ia berinteraksi seintim itu dengan Arga, si kulkas berjalan.
***
"Rara!"
"apa sih Gi lo duduk dibelakang gue, jadi lo gak perlu pake teriak juga"
Rara menoleh ke belakang saat ada yang berteriak memanggil namanya. Saat dia berbalik, Rara melihat Gia dengan wajah tak berdosanya dan senyuman yang menghiasi bibirnya."Ra gue denger-denger tadi berangkat bareng Arga ya"
"kalo iya kenapa?"
"omaygat astaga Raraaaa"
Nisa yang sibuk menulis catatannya, sontak menutup kedua telinganya saat suara cempreng memasuki indra pendengarannya."coba ini mulutnya rada dikondisikan, cempreng banget" Nisa menyentil bibir manis Gia. Gadis ini selalu saja membuat kehebohan dimana-mana.
"ko lo bisa bareng Arga sih Ra, ceritain dong" rengek Gia
Rara memutar bola matanya malas, sahabatnya ini tak akan bisa diam jika belum dituruti apa kemauannya.
Rara mulai menceritakan kejadian kemarin sore saat bertemu dengan Arga hingga bagaimana tadi pagi ia berangkat bersama Arga."tapi lo gak kenapa-kenapa kan Ra? " tanya Nisa setelah mendengar cerita dari Rara. Rara menggelengkan kepalanya, "alhamdulillah gue baik ko"
"duh gue juga pengen dong diboncengin sama anak alkatrix" ucap Gia dengan gaya lebaynya
"ada tuh sama Niko mau?" Tawar Nisa
"ih masa Niko sih, gue pengennya sama Aldo"
"ya ampun Gi lo demennya sama tembok berjalan gitu ya"
"biarin temboknya ganteng dan keren inih"
"masalahnya nih ya si Aldo demen gak sama cewek model kayak lo"
"ih Nisa jahat banget sih lo"
Rara terus saja tertawa mendengar pembicaraan kedua sahabatnya ini.***
Arga kini duduk dibangku kantin sambil mengunyah baso aci yang ia pesan. Luka diwajahnya masih terlihat dengan jelas, apalagi lengan kirinya yang berbalut dengan perban.
Hal itu membuat Arga terlihat semakin tampan, penampilan badboynya seakan terus menghipnotis setiap pasang mata."topi baru Ga?" tanya Adnan yang memperhatikan topi hitam berlogo berlian
"gak"
"tapi keren sih Ga lo makin cakep njir" ucap Rey dengan kedua jempol yang mengarah ke Arga
"topi siapa emang?" tanya Adnan kembali
"punya Rara"
"anjay makin lengket aja lo bos"
"gak ngangka temen gue udah normal lagi" sahut Niko dengan gaya tengilnya.
Arga yang mendengar itu pun langsung menatap tajam ke arah Niko, berusaha untuk menelan Niko hidup-hidup.
***
Karawang, 30 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKATRIX [COMPLETED]
Novela JuvenilSolidaritas? Brutal? Teka-teki? Cinta? Perjuangan? Selamat datang di Alkatrix! "Bagi gue gak ada yang namanya kebetulan, semua itu udah direncanakan Tuhan. Termasuk lo Ra," Jaeson Difarga Pratama, sang ketua Alkatrix. Laki-laki labil yang dipenuhi d...