2. PERTEMUAN

17.2K 928 25
                                    

Arga sangat menikmati alunan gitar yang ia mainkan ditemani keempat sahabatnya. Mereka sudah bersahabat sejak SMP, tak heran jika mereka sudah seperti keluarga. Arga yang notabennya sang most wanted memiliki sifat yang dingin dilengkapi dengan wajahnya yang tampan namun irit ngomong.

"anjir paan nih udah gede-gede panjang malah kalah" kesal Niko

"bahasa lo ambigu banget nyet!" sewot Adnan

"ye lo mikirnya jorok mulu, nih liat cacing gue dah mati"

Niko memang tipe cowok yang humoris, kocak, banyak gaya dan so ganteng, padahal jika dilihat-lihat memang Niko ini punya wajah yang tampa loh. Ia selalu saja bercanda tak pernah serius hidupnya. Tentunya ia ditemani dengan tiga sahabatnya yang lain, yaitu Aldo, Adnan, dan Rey.

Aldo ini sebelas-dua belas seperti Arga, dingin-dingin ganteng gitu. Setiap omongan yang keluar dari mulutnya pasti menusuk ke hati, ia tak pernah dekat dengan perempuan. Baginya jodoh sudah ada yang ngatur.

Kemudian Adnan,lelaki yang berwajah sedikit bule ini memang tampan. Adnan ini tak sedingin Arga dan Aldo, ia terlihat biasa-biasa saja. Namun jika sudah marah, ia tak dapat mengendalikan emosinya. Meyeramkan

Terakhir ada Reynaldi atau bisa dipanggil Rey. Rey ini sama absurdnya dengan Niko, receh selalu saja tertawa dan itu membuat wajahnya semakin tampan. Rey ini sama dengan Adnan, jika sudah emosi bagai singa yang keluar dari peristirahatannya.

Bagi Arga mereka adalah keluarga, keluarga yang sangat berharga. Ia tak akan tinggal diam jika ada yang berani mengusik sahabatnya. Walau kadang kekonyolan yang sahabatnya lakukan membuat Arga pusing, tapi dalam hatinya ia senang bisa dipertemukan dengan mereka semua.

"ga kantin yuk laper nih dede" ajak Niko sambil menarik seragam sekolah Arga. Ya terkesan menjijikan sih untuk seorang pria

"ihh babang Arga mah diem mulu"

"jijik nyet jijik" ucap Rey yang sudah merinding dengan tingkah laku Niko, padahal ia juga sama saja sering melakukan hal seperti itu.

"sirik aja lo"

Kini Niko berganti kepada Aldo yang tengah asik dengan handphonenya. Ia tahu jika Aldo pasti tak ingin diganggu olehnya, tapi Niko tetaplah Niko dengan keambyarannya.

"bang Aldo kantin yuk, si cumi diem aja tuh. Masa lo tega sih kalo gue pingsan gimana?" kini Niko mulai memasang puppy eyesnya agar Aldo mau menurutinya

"BANCI" sewot Aldo yang masih fokus pada handphonennya, tak memerdulikan niko yang sudah marah dibuatnya

"Astagfirullah bang Aldo jahat banget ya. Mulutnya pedes bener" dengan tangan yang mengelus-ngelus dadanya

"mampus" ledek Adnan

Arga yang sudah merasakan keroncongan diperutnya, kini beranjak pergi meninggalkan sahabatnya.

"nah kan tadi diajakin diem aja, sekarang malah minggat. Dasar cumi emang" kesal Niko sambil memandang Arga pergi

"udah mending ikut, jangan banyak bacot" kini Rey menarik Niko untuk segera menyusul Arga.

***

"bangsat"

Arga sangat marah melihat jus stoberi yang dibawanya harus jatuh begitu saja, padahal ia sama sekali belum meminumnya. Seorang wanita telah menabrak dirinya, apa wanita ini tidak melihat tubuh Arga yang segini gedenya.

"maaf maaf gue gak sengaja" gadis itu berdiri yang tadinya sempat terjatuh dan membuat jus yang dipegang Arga tumpah ke baju putihnya.

"lo gak punya mata hah?!" bentak Arga pada gadis itu

Rara mulai ketakutan saat mendengar bentakan dari pria ini. Rasanya ia ingin menangis saja, tapi Rara tak mau terlihat lemah didepan orang lain.

Arga mulai naik pitam, gadis dihadapannya ini malah diam saja menuduk.

"lo denger ga sih!"

"maaf gue gak sengaja" Rara yang sudah takut langsung saja berlari tanpa menghiraukan lelaki dihadapannya ini

"woy tanggung jawab!" teriak Arga dan berusaha mengejar wanita ini namun tangannya dicekal oleh Niko

"wih napa lo minta tanggung jawab, jangan-jangan..."

"diem!"

"hehe maaf babangku" dengan kedua telapak tangan yang disatukan

"napa dah lo?" kini Adnan yang bertanya pada Arga

"cewe tadi nabrak gue" jelas Arga masih dengan kemarahannya

"hah cewe yang mana dah" tanya Rey dengan kepala menoleh ke kanan ke kiri mencari sosok yang dimaksud Arga

"dah ga usah dipikirin ga, sabar aja namanya juga cewe"

***

Kini di kantin sudah ada tiga orang siswi yang sedang asik makan bakso dengan canda tawa yang menghiasi obrolan mereka.

"Ra baju lo kenapa merah gitu sih" tanya nisa dengan menunjuk baju Rara menggunakan sendoknya

"tadi nabrak orang terus jus nya jatuh kena baju gue deh"

"lah ko bisa, emang siapa yang lo tabrak?" tanya Nisa lagi

"gak tau, cowok pokoknya" jelas Rara dengan wajah kesal mengingat kejadian tadi

"hah cowok? Siapa? Ganteng gak?" kini Gia yang antusias mendengar penjelas dari Rara.

Gia memang seperti itu, dia adalah cewek pecinta cogan. Gia ini cantik dengan pipi tembem serta rambut berponi yang membuatnya terkesan imut tapi dengan mulut yang seperti toa. Kata Gia sih lebih baik dia jomblo, biar bisa menikmati cogan-cogan di dunia dengan tak ada kekangan tentunya.

"ih gue gak tau Gi, kenal juga gak"

"ih lo mah gak asik, masa gak tau" kesal Gia

Kini suasana kantin menjadi ramai karna kedatangan lima most wanted boy disekolah ini, siapa lagi kalo bukan Arga dan sahabatnya.

"duh Arga makin gans aja"

"apalagi Aldo cool banget"

"kapan ya gue jadi pacar Arga"

Kira-kira begitulah suara-suara yang menghiasi kantin saat ini. Arga dan sahabatnya duduk dimeja paling pojok dengan tulisan Alkatrix.

"duh duh itu Arga sama Aldo makin ganteng aja sih ya ampun!" teriak Gia tak kalah heboh dengan siswi lain

"berisik Gi, cowok doang elah" balas Nisa dengan santai sambil memakan baksonya.

Gia langsung memukul pundak Nisa, yang membuatnya jadi tersedak akibat baso yang ia makan.

"uhuk uhuk.."

"heh lo gak normal ya, ini tuh cogan Nis cogan"

Rara yang masih tak peduli dengan sekitarnya masih saja asik dengan baksonya. Ia tak peduli mau ada cogan atau apapun. Terserah.

***

Apa kabar semua? Jaga kesehatannya dan tetep semangat puasa bagi yang menjalankan❤

Karawang, 30 April 2020

ALKATRIX [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang