Hai semua selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan vote kalian yaSemoga suka dengan ceritanya
***
Bendera merah putih telah berkibar dengan gagah. Semua murid masih berbaris dengan rapi mendengarkan nasihat dari pembina upacara. Ada sebagian murid yang tidak bisa diam di barisan paling belakang. Tangannya terus jahil mencoleh kuping Aldo yang sudah merah karena menahan marah.
Niko, murid tengil dengan tangan jahilnya. Ia berbaris di barisan paling belakang dengan Aldo di depannya. Serta Arga, Adnan dan Rey sejajar dengan mereka semua.
Niko benar-benar tidak bisa diam, sepanjang pembina memberi nasihat ia terus menerus menggoda Aldo. Mulai dari mencolek telinganya, memainkan rambutnya, sampai menepuk-nepuk punggung Aldo.
"Nik bisa diam gak?" tegas Aldo dengan wajah sangarnya.
"nggak bisa Do," jawab Niko enteng.
"lama banget sih," gumam Rey.
Adnan menoleh kebelakang dan melihat Rey yang berkacak pinggang. "sabar atuh,"
"kemarin sekolah kita sudah menjadi perwakilan dari kabupaten Bandung, dan Alhamdulillah para murid berprestasi ini dapat membanggakan kita semua dengan kemenangan yang mereka raih," ucap pembina upacara.
"oleh karena itu saya akan langsung mengumumkan siapa yang telah memenangkan perlombaan cerdas cermat, yang pertama adalah selamat kepada saudara Aldo Atmaja juara satu di cabang individu," suara gemuruh tepuk tangan mulai memenuhi sekolah. Semua murid memandang Aldo takjub."wedehhh selamat cees," ucap Arga memberikan salam pada Aldo.
"gue nggak kaget sih Do. Karna gue udah ngira lo pasti juara, kalo lo kalah baru deh gue kaget," sahut Niko dibelakang Aldo dan merangkul pundak Aldo.
"anjirr temen gue emang bener-bener ya. Ketularan dari gue nih," ucap Rey.
"ketularan apanya Rey? Aldo udah jenius dari orok," ujar Adnan menjitak kepala Rey.
"makasih ya," jawab Aldo dengan senyum tipisnya.
"seneng gue punya temen kayak lo Do," ucap Arga.
"gue juga seneng punya pacar simpenan kayak lo Do," ujar Niko ikut-ikutan.
"gue makin curiga kalo lo emang demen sama cowok Nik," ucap Arga menatap Niko ngeri.
"busengg ya nggaklah cumi," elak Niko. "gue masih normal bin waras ya lur,"
"gila iya, normal kagak," ucap Aldo.
Sontak Rey tertawa mendengar ucapan Aldo. "tuh kan gue bilang juga apa. Aldo emang ketularan gue,"
"makanya Do jangan sering-sering maen sama Adnan," peringat Adnan.
"gimana nggak maen bareng. Orang tiap hari bareng-bareng mulu," sewot Arga bercanda.
"sabar cumi sabar," ucap Adnan dengan tawanya.
Selanjutnya pembina upacara kembali mengumumkan juara dari cerdas cermat dengan suara lantangnya. "dan yang kedua untuk cabang kelompok. Selamat kepada saudara Farhan Mahendra dan saudari Rasheilani Dwikaniza Rahman mendapatkan juara satu," ucap pembina upacara.
Sontak Gia memeluk tubuh Rara kuat. "YA AMPUN RARA LO JUARA SATU LAGI DONG," heboh Gia. Semua orang memberikan tepuk tangan untuk Rara dan Farhan.
"selamat ya Ra, pinter banget sih temen gue," ucap Nisa.
Rara hanya bisa tersenyum gembira. Alhamdulillah hari ini ia kembali membanggakan mending keluarganya. Tanpa sadar ia meneteskan air mata harunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALKATRIX [COMPLETED]
Ficção AdolescenteSolidaritas? Brutal? Teka-teki? Cinta? Perjuangan? Selamat datang di Alkatrix! "Bagi gue gak ada yang namanya kebetulan, semua itu udah direncanakan Tuhan. Termasuk lo Ra," Jaeson Difarga Pratama, sang ketua Alkatrix. Laki-laki labil yang dipenuhi d...