54. JAESON DIFARGA PRATAMA

4.6K 322 33
                                    

Halo semua apa kabar? Mau gimanapun endingnya siap gak nih? Wkwk

Semoga sesuai harapan kalian semua.

Jangan lupa vote dan komen khusus part ini ya.

Selamat datang di Alaktrix

***

Gadis berseragam SMA sedang tergesa-gesa mengumpulkan tugas sekolahnya. Ia terlihat berlari hingga rambutnya seakan menari mengikuti angin. Sial sekali ia sampai lupa membaca tugasnya yang sudah ia cetak hingga mengharuskannya untuk mencetaknya ulang.

Rara mengetuk pintu ruang guru dengan sopan. Ia mengangguk santun saat guru laki-laki berkepala pelontos serta kumis tebalnya itu sedang sibuk dengan buku juga bolpoinnya.

"Pak ini tugas saya. Maaf terlambat mengumpulkannya," ujar Rara.

"simpan saja disini," ujar Pak Jos.

"terimakasih Pak," ujar Rara pamit.

"Rasheilani tunggu sebentar. Saya ingin bertanya tentang Arga," ujar Pak Jos.

Dahi Rara berkerut. "iya Pak," ujar Rara.

"bagaimana kondisi Arga sekarang? Sudah seminggu dia tidak sekolah," ujar Pak Jos.

"Arga masih dirawat di rumah sakit. Dia sedang koma Pak," jawab Rara lesu.

"semoga Arga segera sadar dan cepat pulih kembali," ujar Pak Jos.

"Aamiin Pak," tambah Rara.

"kalau begitu saya pamit ya Pak," ujar Rara.

Pak Jos mengangguk. Ia menundukkan kepalanya lemas karena khawatir dengan kondisi Arga. Murid nakalnya kini sedang terbaring lemah di rumah sakit. Ya terasa sepi jika tidak ada si biang onar di sekolah.

Rara berjalan lesu, ia masih fokus memainkan jari-jari tangannya. Perasaannya sangat khawatir sekali.

Di koridor kelas yang sepi, Rara berdiri di pembatas lantai 3 gedung sekolah. Ia menatap lapangan futsal outdoor tempat dimana Arga selalu mengahabiskam waktu istirahatnya bersama anggota Alkatrix. Pernah Rara melihat Arga dengan lihai menggiring bola futsal dan mencetak gol. Meski laki-laki itu tidak mengikuti ekstrakurikuler apapun tapi Arga memiliki segudang keahlian yang dapat ia kembangkan mestinya.

"disini lo rupanya," ujar seseorang itu yang Rara sudah kenal pasti siapa dia.

Nida mencengkram kuat pundak kiri Rara. Sepertinya gadis ini akan membuat Rara dalam masalah lagi.

"lepasin tangan lo," ujar Rara melepaskan tangan Nida dari pundaknya.

Namun Nida tidak mau itu. Ia kembali mencengkram pundak Rara lebih kencang dari sebelumnya. "gak usah so suci bisa kan?" tanya Nida yang lebih tepatnya memerintah Rara.

"maaf gue lagi males ribut," ujar Rara hendak pergi.

"SOK BANGET SIH LO!" tegas Nida.

"asal lo tau ya Ra. Sekarang Arga kayak gitu itu gara-gara lo! Lo yang bikin Arga sampai kritis kayak gini!" ujar Nida berhasil membuat langkah kaki Rara berhenti.

Gara-gara Rara? Benarkah itu? Bukankah semua ini terjadi karena gadis licik yang berbicara barusan.

"lo perlu gue sumbangin cermin?" tanya Rara sarkas.

"lo itu orang kaya tapi gak kebeli cermin ya? Gak pernah ngaca? Ngaca dulu sana di toilet," ujar Rara.

"lo berani sama gue?!" ujar Nida emosi.

ALKATRIX [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang