21. jadian

7.1K 443 8
                                    

Happy reading
Kangan lupa tinggalkan jejak ya

***

"GUE MINTA MINTA BALASAN YANG KEMAREN DIFARGAA,"

Wajah Arga mulai mengeras dan tangannya mengepal kuat sampai melukai telapak tangannya sendiri. Mata tajamnya terus tertuju pada musuh yang dengan berani mengusik wilayahnya.

Arga mendekat dan menepis jarak di antara mereka. Lengannya mencengkam kerah baju Tristan. Tristan hanya tersenyum miring, "udah gue bilang cuman mau silaturrahmi,"

Bugh

Arga memberikan bogeman mentah pada Tristan tepat di pipi kirinya.

"Arga tahan," ucap Aldo

Rey dan Niko sudah menahan tubuh Arga yang terus memberontak. "Cumi ini di sekolah, tahan emosi lo," ucap Niko yang sudah kewalahan.

"kenapa lo marah? Gue cuman mau ngingetin, lo gak usah ikut campur urusan Rara!"

"hak apa lo ngatur hidup gue,"

Tristan terus tersenyum meremehkan, "karna lo gak tau apa-apa tentang dia,"

"dan dia itu milik gue," lanjutnya.

"oh iya, kalo gitu gue rebut milik lo,"

Tangan Tristan mulai mengepal kuat, ia maju dan memberika pukul tepat di perut Arga. Arga tak tinggal diam, ia terus memberikan pukulan kencang pada Tristan.

Adnan, Niko, Rey dan juga Aldo sudah tak mampu melerai, yang ada nantu mereka kena bogeman mentah dari Arga.

Rara baru saja keluar dari kelasnya, matanya melotot melihat siapa yang berkelahi di bawah sana. Tristan? sedang apa dia disini?

"Ra mau kemana?" panggil Nisa

Rara mengabaikan panggilan Nisa, ia tak bisa tinggal diam saja melihat perkelahian dua lelaki itu. Rara berlari dengan tergesa-gesa, matanya memerah. Bayangan saat itu kembali melintas dipikirannya. Ia sungguh tak kuat melihat orang berkelahi.

"ANJING lo Ar lo mau ngerebut cewe gue lagi hah, kenapa lo gak pernah puas!" pukulan terus menghantam tubuh Tristan. Tenaga Arga memang lebih besar dibanding Tristan.

"karna gue gak bakal ngebiarin cewek baik-baik berhubungan sama bajingan kayak lo,"

Baik Arga maupun Tristan sudah sangat emosi, mereka seolah tak memedulikan dimanan mereka sekarang. Para siswa hanya bisa melihat perkelahian antar ketua geng besar ini.

Tubuh Tristan sudah terlihat lemah, wajahnya sudah berlumuran darah. Baju seragamnya sudah robek oleh perkelahian tadi. Arga terus mebabi buta menghabisi Tristan.

"ARGA,"

Suara lembut itu berhasil membuat Arga berhenti. Rara datang dan menarik Arga untuk menjauh dari Tristan. Matanya sudah basah oleh air mata.

Rara melihat Tristan yang sudah tergeletak di tanah, dadanya terasa sangat sesak saat ini. Ia membantu Tristan untuk berdiri, dan Arga hanya melihat dengan emosi yang masih membara.

Anak Alkatrix hanya bisa melongo melihat Rara yang membantu Tristan, begitu juga para siswa yang lainnya.

"Dimas tolong bawa Tristan pergi dari sini," ucap Rara pada Dimas, sang wakil ketua Darathon. Dimas mengangguk dan membawa Tristan ke mobilnya. Mereka pergi begitu saja menyisakan tanda tanya pada diri Arga yang sudah membeku ditempat.

Rara melihat Arga hanya masih diam ditempat. Ia berjalan begitu saja melewati Arga. Namun, langkahnya harus terhenti karena lengan kekar sudah mencekalnya. Ia membalikkan tubuhnya dan menatap Arga dengan sorot mata dingin.

ALKATRIX [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang