Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Happy reading***
"Ga bantuin dong jangan diem aja "
"ogah males "
Rara sangat geram pada Arga yang sedang santai tidur di kursi panjang. Sedangkan Rara, ia harus menyapu daun yang berserakan ditaman ini. Ralat, sebenarmya mereka berdua yang harus menyapunya.
Padahal ini semua gara-gara Arga yang membuatnya terlambat dan harus menjalani hukuman. Ia benar-benar tak habis pikir pada Arga. Mentang-mentang sekolah ini adalah milik ayahnya.
Arga bangun menegakkan tubuhnya, ia memegang perutnya yang keroncongan. Arga berdiri dan mengambil tasnya yang tergeletak di bawah kursi.
"mau kemana lo? " tanya Rara dengan gagang sapu lidi yang sengaja ia arahkan pada wajah datar di depannya ini.
"kantin " ketus Arga
"enak aja lo, bantuin dulu! " sewot Rara
Arga tak memerdulikan Rara. Ia pergi begitu saja meninggalkan Rara yang sudah jengah dengan tingkah lakunya.
Rara melotot, ia sudah emosi sekali memghadapi manusia ini. "heh asal lo tau. Ini semua gara-gara lo Arga! " teriak Rara.
Arga masih tetap berjalan dengan santai dengan ibu jari yang ia arahkan pada Rara.
"Dasar Arga gila, "
"anjir ini juga daun kenapa gak abis-abis sih " kesal Rara yang kemudian membanting sapu lidinya.
Langkah kaki Arga membawa dirinya pada kantin yang sepi karena ini masih jam pelajaran. Ia tak peduli pada Rara, saat ini perutnya lebih penting dari gadis itu.
"mang ajat bakso nya satu pake mi kuning sama sayur aja "
"siap jang "
Arga menunggu teman-temannya, karena sebentar lagi istirahat. Bakso yang ia pesan sudah ada di hadapannya. Bakso dengan mi kuning serta sayur adalah favoritnya, ditambah dengan sedikit sambal membuatnya semakin nikmat. Ia langsung melahap bakso itu sampai tak tersisa. Sejak kemarin ia belum sempat makan sama sekali. Wajar saja cacing di perutnya mengamuk.
Tak lama gerombolan siswa mulai berlari memenuhi kantin yang membuatnya penuh sesak. Begitupun dengan keempat inti Alkatrix yang sudah duduk di hadapan Arga.
"Gila, Gila pusing gue dengerin cerita pak Burhan. Nyeritain masa lalu mulu. Gue heran tuh guru susah move on kayaknya" Rey mengacak rambutnya, sejak di kelas tadi ia sudah muak mendengar cerita sejarah yang melantur kemana-mana.
"tau tuh sebel gue kan gue mau bolos aja susah " sewot Adnan
"ko baru dateng? " tanya Arga yang kemudian melahap cireng yang sudah dipesannya. Perut Arga seperti tak ada kenyangnya.
"mau bolos juga susah, pak Burhan malah ngancem bakal ada ulangan dadakan katanya kan kasian anak-anak yang lain" jelas Adnan
"noh guru kesayangannya si Aldo. Cerita tentang kerajaan majapahit malah ngelantur nyeritain kisah hidup dia. Padahal kan gak ada yang dengerin " ucap Niko yang sudah datang dengan 4 porsi mie ayam dan es teh manis.
Aldo tak memerdulikan ucapan Niko. Dibanding yang lainnya Aldo ini yang paling rajin untuk sekolah. Wajar saja ia menjadi bahan contekan temannya saat ada ulangan.
"lah lo sendiri kenapa ada di sini?Telat? " tanya Rey
Arga mengangguk. Matanya terus tertuju pada ketiga gadis yang baru saja datang ke kantin. Salah satu gadis itu terlihat lusuh, keringatnya sudah menetes dimana-mana.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALKATRIX [COMPLETED]
Teen FictionSolidaritas? Brutal? Teka-teki? Cinta? Perjuangan? Selamat datang di Alkatrix! "Bagi gue gak ada yang namanya kebetulan, semua itu udah direncanakan Tuhan. Termasuk lo Ra," Jaeson Difarga Pratama, sang ketua Alkatrix. Laki-laki labil yang dipenuhi d...