-EXTRA PART-

10.9K 355 75
                                        

Selamat datang di Alkatrix!

***

Brukkk

Rara menutup loker Arga saat ia selesai membereskan barang milik Arga. Ia bersender menatap jaket dan ikat kepala milik Arga. Barang yang selalu Arga pakai kemanapun ia pergi.

Ia terkekeh hambar saat kedua barang ini sama persis dengan yang ia temukan dalam kotak biru dulu. Ia berpikir cerita Arga dan Rafael sama persis. Keduanya berakhir pergi meninggalkan Rara. Sungguh tidak dapat dibayangkan.

Sulit diterima saat orang yang dekat dengan kita harus pergi begitu saja tanpa berpamitan sekalipun. Ia tidak menyangka jika Arga akan pergi secepat ini. Laki-laki itu telah menghembuskan nafas terakhirnya sebulan yang lalu. Padahal hari itu adalah hari ulang tahun Rara, sungguh hadiah yang sangat mengejutkan.

"udah selesai?" tanya Aldo tiba-tiba saja sudah ada di samping Rara.

"eh—" ujar Rara kaget.

Aldo melihat ikat kepala juga jaket Arga. "barang itu mau disimpan di lo?" tanya Aldo lagi.

Rara mengangguk ragu. "gue baru aja bersihin lokernya Arga. Kalau boleh gue pengen nyimpen barang-barang ini," ujarnya sambil menunjukknya jaket dan ikat kepala Arga.

"boleh, itu hak lo. Lo yang paling deket sama Arga. Gue rasa dia gak akan keberatan," jawab Aldo.

Rara menghela nafasnya pelan. Saat ini hari-harinya terasa sepi. Tidak ada lagi Arga yang selalu ramai menjadi pusat perhatian semua orang. Kepergianya sungguh menyisakan rasa pedih yang mendalam bagi semua orang.

"gimana kabar Alkatrix?" tanya Rara membuka topik pembicaraan.

"baik dan gue harap akan selamanya baik," jawab Aldo sambil menatap ke parkiran sekolah tempat dimana ia dan inti Alkatrix menunggu Arga.

Rara mengikuti arah pandang Aldo. "dulu gue sering liat lo bareng yang lain nongkrong di depan pos satpam cuman buat pulang bareng-bareng. Kalian itu punya solidaritas yang tinggi. Geng kalian gak cuman tentang perkumpulan biasa tapi udah jadi keluarga," ujar Rara.

"iya itu yang selalu Arga bilang," sahut Aldo.

"gue, Arga, Rey, Niko dan Adnan udah kenal sejak SMP. Kita ngelewatin suka dukanya bareng-bareng. Dulu kita sering ngeledekin Arga karena tingkah konyolnya. Dulu Arga itu jauh beda dari sekarang. Ya hampir mirip kayak Niko. Sampe kita semua gak nyangka kalau Arga diangkat jadi ketua Alkatrix. Sifat dan sikap Arga berubah," ujar Aldo lebih banyak bicara dari biasanya.

"gue rasa Arga itu lebih ke pembohong," ujar Rara membuat Aldo menoleh.

"dia pembohong yang hebat," lanjut Rara lagi.

"pembohong?" tanya Aldo tidak mengerti.

"Arga yang selama ini kita kenal ternyata bukan Arga yang sebenarnya. Dia pembohong hebat dalam menyembunyikan rahasia itu. Gue gak tau seberapa menderitanya Arga. Kita terlalu fokus dengan masalah hubungan masa lalu itu sampai kita gak sadar kalau Arga—" ujar Rara memotong pembicaraannya sendiri sebab tidak sanggup dengan jalan cerita hidup Arga.

"gue pikir hidup Arga gak akan sama seperti Rafael tapi ternyata hanya alur yang berbeda. Gue kembali kehilangan orang yang gue sayang. Kepergian Arga terlalu berat gue terima. Bahkan semasa hidupnya pun gue gak pernah punya momen indah. Gue gak pernah jadi teman yang baik buat dia," ujar Rara.

"berulang kali gue ditinggal pergi. Berulang kali gue ngerasa de javu kayak gini. Kenapa Tuhan jemput Arga secepat ini?" tanya Rara lirih.

"bukan cuman lo yang tersiksa Ra. Kita semua juga sangat terpukul. Arga itu jauh dari kata sahabat untuk Alkatrix. Gue ngerasa bersalah sebagai keluarga dia. Tapi gue juga gak bisa menentang takdir. Udah seharusnya Arga pergi saat itu," ujar Aldo.

ALKATRIX [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang