01

15K 1.1K 496
                                    

[disarankan menggunakan background hitam]

Nama pemuda ber-bomber merah itu adalah Lee Donghyuck, namun lebih sering dipanggil dengan nama Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama pemuda ber-bomber merah itu adalah Lee Donghyuck, namun lebih sering dipanggil dengan nama Haechan. Saat ini, ia berada di garis start lintasan dengan menaiki Honda CBR250RR yang warnanya serasi dengan jaketnya. Sorot matanya tajam dan menusuk siapapun yang berada di luar area balap. Gue selalu mengagumi cara dia mengendarai motor sport-nya. Tapi, malam ini akan berbeda. Gue nggak akan sekadar melihat dia.

“Choi Jinju?”

Rupanya Donghyuck langsung mengenali gue begitu motor sport gue berhenti di sebelahnya. Kami memang satu sekolah, tapi rasanya lumayan lega karena seenggaknya dia yang notabene anak populer nggak pura-pura buat nggak mengenali gue. Tersentuh akan sambutan hangat itu, gue buka kaca helm dan tersenyum asimetris pada pemuda Lee itu.

“Belum dapet musuh, kan? Gue yang bakal ngelawan lo.”

Donghyuck menyeringai ke arah gue, ngeliat gue dari bawah sampai atas. Sumpah, gue bukannya takut, tapi malah tambah seneng bukan main. Senyum gue tambah lebar. Jantung gue berdetak dua kali lipat, karena atmosfer balapan mulai menjalari setiap bagian tubuh gue.

“Lo tau, kan, pemenang bisa minta apapun?”

Donghyuck berujar sinis. Dia kayaknya menganggap remeh gue. Tapi, hal itu emang wajar. Soalnya, Lee Donghyuck adalah pembalap yang berada di ranking teratas di tempat ini. Nama dia terpampang di papan besar di depan arena. Hanya tiga besar nama yang bisa nangkring di sana. Sementara, gue pendatang baru dan nggak mungkin muncul nama gue di sana.

“Gue udah tau aturan reload. Lo tenang aja. Lagian, lo nggak bakal menang mudah.”

Reload. Anak-anak SMA kayak gue―maksud gue penyuka motor sport―pasti tau reload, karena tempat ini paling bagus buat nonton, taruhan, dan ikut balapan. Gue udah beberapa kali datang ke sini, hanya menonton, tapi gue udah pelajari situasinya.

Nggak butuh waktu lama, gue langsung menutup kaca helm asal, lalu mencondongkan badan ke setir motor. Sedangkan, Donghyuck berdecak, lalu menutup helmnya dan bersiap di posisi. Di depan kita berdua, udah ada Park Jisung―anggota termuda reload―buat ngasih aba-aba.

"Siap?"

Jisung menunjuk lurus bergantian tepat ke arah mata gue dan Donghyuck secara bergantian. Sementara, kami berdua menyambutnya dengan memutar gas, memanaskan mesin, saling adu suara berisik di udara.

"Mulai!"

Begitu tangan Jisung turun, motor gue dan Donghyuck melaju, meninggalkan garis start layaknya letusan pistol. Gue bisa denger suara antusias penonton di luar jalur.

"HAECHAN!"

"HAECHAN!"

"HAECHAN!"

Kepalan orang-orang mengudara. Ternyata, lumayan ramai yang dateng malam ini. Walau semua sorakan itu bukan buat gue, jiwa gue justru semakin berhasrat buat menangin balapan.

Reloading | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang