Chapter 11

2.7K 168 2
                                        

Mendengar ucapan Zayan yang tidak masuk akal, Falesha merasa marah dan langsung berdiri dari duduk nya.

"Kamu pikir aku lelucon? Apa bagimu mudah untuk menukar uang dengan sebuah pernikahan? Pernikahan itu sesuatu yang penting bagiku dan aku tidak ingin melakukan nya seperti sebuah permainan yang kamu lakukan ini." Ucap Falesha dengan nada suara yang tinggi.

"Sha, ini bukan seperti yang kamu pikirkan. Aku sungguh sungguh sama ucapan aku, aku akan tanggung jawab dan menikahi kamu." Jawab Zayan.

"Sudah berapa wanita yang kamu ajak menikah seperti ini? Aku tidak pernah berfikir akan bertemu lelaki brengsek seperti mu." Ucap Falesha kemudian berjalan meninggalkan Zayan.

Zayan menyandarkan kepala nya ke kepala kursi sambil menekan keras dahi nya.

"Aahhh!!! Ini baru pertama kalinya aku melamar dan harus ditolak mentah mentah." Teriak Zayan kesal.

Dengan perasaan kesal, Zayan melajukan mobil nya dan pergi ke club nya. Zayan berjalan dengan putus asa masuk ke dalam club.

"Yan? Aku tau kamu akan kesini kalau sedang merasa gundah." Ucap Rahel yang sudah berdiri di hadapan Zayan.

"Ah paman, ayo duduk aku akan minta karyawan ku memberimu minum." Jawab Rahel.

Sambil menikmati secangkir kopi, Rahel terus memperhatikan keponakan nya yang terlihat banyak beban pikiran itu. Melihat itu, Rahel memegang pundak Zayan dan menepuk nya pelan.

"Apa dia tidak menerima nya?" Tanya Rahel kepada Zayan.

"Iya, bagaimana juga dia bisa menerima menikah dengan seseorang yang tidak dikenal nya. Apalagi dia pasti mendengar rumor buruk tentangku diluar sana dan itu membuat nya makin ingin menolak ku." Jawab Zayan.

"Iya memang rasanya mustahil, tapi kamu juga tau kan kalau Ayah dan Ibumu menikah juga bukan karena keinginan mereka. Tidak selama nya sesuatu yang dipaksa itu berakibat buruk, ada sesuatu yang perlu dipaksa agar melahirkan sesuatu yang lebih baik." Ucap Rahel.

Zayan menyeruput kopi nya dan kembali menyandarkan kepala nya ke sandaran sofa. Zayan mencoba menekan otak nya untuk bekerja, mencoba mencari cara bagaimana semuanya bisa selesai. Dia tidak punya waktu untuk menunggu, karena bagaimana pun dia harus muncul di media dan mengumumkan alasan nya membawa wanita ke villa nya.

***

Dengan langkah marah dan menahan emosi nya, Falesha berjalan cepat menuju ruangan tante Fathiya. Tapi baru saja tiba di depan ruangan, semua orang terlihat gelisah dan menunjukkan wajah sedih. Falesha mendekati mereka dan menanyakan apa yang terjadi.

"Ada apa?" Tanya Falesha kepada Rafka.

"Operasi tante Fathiya ditunda, mereka tidak bisa melakukan operasi tanpa menyelesaikan masalah administrasi." Jawab Rafka.

"Apa mereka perlu begini?!" Ucap Falesha merasa marah.

Karena merasa marah, Falesha ingin berjalan menuju ruangan kepala rumah sakit dan memprotes semua itu, tapi Keenan dengan cepat memegang tangan Falesha dan melarang nya.

"Semua yang kamu lakukan gak akan berhasil Sha, mereka hanya butuh uang kita." Ucap Keenan.

Tapi Falesha benar benar ingin berbicara dengan kepala rumah sakit dan akhirnya berjalan menuju ruangan kepala rumah sakit bersama dengan Keenan. Tepat setelah berada didepan ruangan kepala rumah sakit, Falesha menghentikan langkahnya setelah melihat siapa yang berada di hadapan nya.

"Kamu?" Ucap Falesha tidak percaya.

Zayan mencoba tersenyum setelah melihat Falesha yang berdiri di hadapan nya. Zayan tidak pernah menduga akan bertemu dengan Falesha disana, Zayan hanya datang kerumah sakit setelah diminta Ayah nya untuk mengecek rumah sakit.

"Maaf Tuan muda saya membuat anda menunggu, silahkan masuk Tuan." Ucap salah seorang perawat wanita sambil menundukkan kepala nua hormat kepada Zayan.

Zayan tersenyum dan melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan kepala rumah sakit tanpa melirik ke arah Falesha. Falesha dan Keenan masih berdiam diri di depan ruangan sambil mencoba mencerna pikiran nya tentang siapa laki laki itu sebenarnya. Falesha tidak pernah mencari tahu tentang Zayan dan yang hanya dia tau adalah Zayan pria kaya yang suka bermain dengan wanita. Falesha akhirnya memutuskan untuk menunggu Zayan keluar dari ruangan dan akan berbicara dengan kepala rumah sakit. Setelah beberapa menit menunggu, Zayan keluar bersama dengan kepala rumah sakit. Falesha langsung mendekat dan berbicara dengan kepala rumah sakit.

"Pak apa begini cara kerja kalian? Apa kalian hanya akan melakukan operasi setelah mendapat kan uangnya? Tidak bisakah kalian mengasihani kami? Kami akan membayarnya bagaimana pun juga." Ucap Falesha.

"Maaf Nona jangan membuat keributan disini, anda bisa membicarakan masalah atau keluhan anda di tempat lain, silahkan ke lobby dan mereka akan menuntun anda ketempat itu." Jawab kepala rumah sakit.

"Apa yang terjadi?" Tanya Zayan kebingungan.

"Saya juga kurang tau pasti Tuan, yang saya tau ada anggota keluarga nya yang mengalami kecelakaan dan harus melakukan operasi. Tapi mereka tidak memiliki uang untuk itu dan kami tidak bisa melakukan nya." Jawab Kepala rumah sakit.

"Aah jadi kamu pemilik rumah sakit ini? Apa kamu tidak bisa berbicara dengan mereka dan melakukan nya untukku?" Ucap Falesha.

"Aku akan melakukan nya jika kamu menyetujui permintaan ku." Jawab Zayan.

Keenan langsung menatap Falesha dengan bingung, seperti ingin mencari tau apa sebenarnya yabg sedang dibicarakan Zayan.

"Permintaan? Apa maksudnya permintaan?" Tanya Keenan kebingungan kepada Falesha.

"Aku akan memberikan uang dan membiarkan anggota keluarga kalian di operasi jika dia menyetujui permintaan ku." Ucap Zayan.

Keenan semakin penasaran dengan permintaan apa yang diinginkan Zayan sampai dia akan melakukan banyak hal itu untuk Falesha. Sedangkan Falesha menggenggam erat tangan nya untuk menahan emosi dan amarah yang ada pada diri nya.

"Silahkan berfikir, tapi bagaimana pun semakin lama operasi di lakukan bukankah itu akan mengancam hidup nya?" Bisik Zayan di telinga Falesha kemudian berjalan pergi meninggalkan Falesha.

Tiba tiba entah keberanian yang datang dari mana, Falesha menarik tangan Zayan dan menunduk. Zayan menatap Falesha dan menunggu Falesha melakukan sesuatu, namun Falesha hanya diam dan tidak berbicara. Sampai akhirnya Falesha menarik tangan Zayan dan membawa nya keluar dari rumah sakit. Tepat di taman rumah sakit, disebuah bangku panjang berwarna putih, Falesha membawa Zayan kesana untuk berbicara.

"Jika aku menyetujuinya, apa aku akan terikat denganmu selamanya?" Tanya Falesha pelan kepada Zayan.

"Hmm karena kita akan menjadi suami istri selama nya." Jawab Zayan.

"Apa tidak bisa jika aku meminta waktu untuk pernikahan ini? Maksudku tidak bisakah kita menikah hanya dengan batas waktu tertentu misalnya setahun." Ucap Falesha.

"Aku tidak akan melakukan hal seperti itu karena itu sama saja aku mempermainkan pernikahan. Pikirkanlah, jika kamu bersedia kamu bisa datang ke villa ku dan jika kamu tidak bersedia aku tidak bisa membantu mu untuk pengobatan keluarga mu. Karena kau harus menjadi kejam untuk mendapatkan apa yang aku inginkan." Jawab Zayan.

"Apa kamu benar benar akan nyaman dengan pernikahan yang tidak didasari Cinta ini?"

"Itu urusan nanti, toh orang tuaku juga menikah tanpa rasa Cinta pada awalnya. Jika kita benar benar tidak cocok, aku akan melepaskan mu dan membiarkan mu pergi." Jawab Zayan.

Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang