"Lain kali ayo makan bersama lagi." Ucap Althaf kepada Zayan dan Falesha.
"Aku tidak berminat untuk makan bersama mu." Jawab Zayan.
"Falesha, apa kamu setuju?" Tanya Althaf.
"Tentu, ayo makan bersama lain kali." Jawab Falesha sambil tersenyum.
Zayan menatap Falesha kesal karena merasa cemburu dan dia tau kalau dia tidak akan rela Falesha pergi bersama pria lain.
Karena sudah mulai larut, Althaf melajukan mobil nya kekalahan untuk mengantar Badia kembali kerumah nya. Setibanya didepan sebuah rumah sederhana yang ada di pinggir kota, Badia meminta Althaf menghentikan mobilnya. Saat Badia akan keluar dari mobil, Althaf memegang tangan Badia dan menatap gadis itu.
"Aku akan menjemputmu besok untuk pergi bekerja." Ucap Althaf sambil tersenyum.
"Baiklah." Jawab Badia kemudian keluar dari mobil.
***
Seharian Nadhifa sibuk merencanakan tentang acara pernikahan mereka kepada Rahel sampai Rahel merasa kewalahan.
Apa tema pernikahan kita? Siapa saja yang akan kita undang? Dimana kita menggelar pernikahan? Apa saja makanan yang akan kita sajikan? Kemana kita akan berbulan madu? Begitu banyak hal yang direncanakan Nadhifa karena sangking bahagia nya. Selama beberapa tahun terakhir, semenjak Rahel dulu sempat bertunangan dengan Chika, Nadhifa tidak pernah terlihat sebahagia hari ini. Begitu pun dengan Rahel, dia tidak pernah sibuk dan terlalu mementingkan hal kecil kecuali saat bersama Nadhifa.
Karena terlalu bahagia dan tidak ingin memudarkan momen bahagia itu, Nadhifa dan Rahel memutuskan untuk menikah bulan depan. Mereka sudah membicarakan dengan keluarga dan semuanya setuju dengan saran mereka, karena bagaimana pun umur mereka memang sudah seharusnya menginjak umur yang pantas menikah.
Karena bahagia nya, Nadhifa sampai lupa memberitahu Zayan, keponakan kesayangan nya itu.
"Zayan, kamu dimana?" Tanya Nadhifa dari balik telepon.
"Aku sedang mengemudi, kenapa?" Jawab Zayan dari balik telepon.
"Aku akan memberitahu kamu berita bahagia, tapi aku tidak ingin memberitahunya melalui telepon. Siapkan makanan dan pesta kecil untuk ku dan seseorang, kami akan datang besok ke villa kalian untuk menyampaikan kabar gembira." Ucap Nadhifa.
"Katakan lah sekarang." Ucap Zayan.
"Tidak, aku akan mengatakan nya besok. Ah benar, minta Falesha untuk mengenakan baju pemberianku ya, dia pasti tau baju yang mana. Karena baju itu dikenakan nya saat menunggu mu yang tidak kunjung datang saat malam itu. Oke." Ucap Nadhifa kemudian menutup telepon nya.
Zayan tidak bisa menahan senyum nya saat melihat tingkah konyol Bibi nya itu, bahkan Falesha ikut tersenyum mendengar ucapan Nadhifa.
Zayan menggenggam tangan Falesha dan menatap istrinya itu.
"Apa terjadi sesuatu? Kamu terlihat mengkhawatirkan sesuatu semenjak kita pergi dari club tadi." Ucap Zayan sambil fokus kepada kemudinya.
"Aku baik baik saja, aku hanya merasa sedikit kelelahan. Mungkin karena tubuhku jarang bergerak dan membuatnya tidak sehat." Jawab Falesha sambil menatap Zayan.
"Iya aku mengerti. Ah benar, aku sudah mengatakan kepada Ayah tentang gedung yang kamu pilih. Aku akan menyelesaikan semua nya dalam 1 minggu dan kamu bisa segera mengolah nya agar tidak lagi bosan divilla." Ucap Zayan.
Falesha hanya tersenyum dan meletakkan tangan Zayan di pipinya. Falesha merasa seakan kehangatan tangan Zayan menjadi selimut yang nyaman bagi nya malam itu. Zayan tersenyum dan mengusap lembut pipi istri nya itu.
***
Malam berlaku begitu saja, pagi yang cerah telah menyambut pasangan suami istri itu. Zayan membuka matanya pelan dan memencarkan pandangan nya untuk mencari dimana keberadaan istrinya itu. Sampai akhirnya mata Zayan berhenti pada sesosok yang sedang duduk menghadap jendela sambil menikmati pemandangan luar rumah.
Zayan beranjak dari kasur dan memeluk Falesha dari belakang. Zayan kemudian mengecup lembut pipi Falesha dan menutup matanya untuk mencium bau wangi dan lembut dari tubuh istrinya itu. Falesha mengelus lembut rambut Zayan sambil tersenyum.
"Kenapa kamu bangun pagi sekali?" Tanya Zayan.
"Aku hanya merindukan villa ku. Ayo ke villa ku setelah selesai pesta dengan Bibi Nadhifa." Jawab Falesha.
"Baiklah Sayang." Jawab Zayan kemudian mengeratkan pelukan nya kepada Falesha.
Semua makanan dan minuman yang diminta Nadhifa sudah disediakan di atas meja makan. Zayan dan Falesha sudah duduk di sofa menonton televisi sambil menunggu kedatangan Nadhifa. Tidak lam kemudian bel berbunyi dan Zayan langsung membuka pintu. Zayan tidak menerka apapun saat melihat Nadhifa datang bersama Rahel, karena biasanya mereka memang sering pergi bersama.
Karena sudah siang, mereka makan siang bersama sambil berbincang bincang. Mereka kemudian menikmati beberapa potongan buah sambil menonton televisi.
"Baiklah, aku tidak tahan untuk menyimpan nya terlalu lama. Aku akan memberitahu kalian." Ucap Nadhifa.
Zayan dan Falesha tidak terlihat penasaran dan sangat santai sambil menikmati buah.
"Kami akan menikah." Ucap Nadhifa.
Uhuk!! Uhuk!!!
Zayan langsung batuk dan berusaha mengeluarkan buah yang tersangkut di kerongkongan nya. Falesha langsung memberikan air kepada Zayan dan menepuk nepuk lembut punggung Zayan.
"Aish bocah sialan, apa kamu sangat terkejut sampai bereaksi seperti itu?!" Gerutu Nadhifa.
"Dia mungkin masih tidak percaya." Sahut Rahel.
"Baguslah, akhirnya pengorbanan dan Cinta Bibi selama ini bisa tercapai. Aku ikut senang." Ucap Falesha sambil tersenyum.
Karena bahagia, Nadhifa langsung berjalan mendekati Falesha dan memeluknya.
"Terima kasih sayang, aku sangat bahagia memiliki keponakan seperti mu, tidak seperti yang itu dia bahkan tidak mengucapkan selamat padaku." Ucap Nadhifa sambil memeluk Falesha dan melirik Zayan.
Spontan Zayan langsung mendorong tangan Nadhifa untuk menjauh dan melepaskan pelukan nya dari Falesha.
"Jangan sentub istriku, sentuh lah suamimu sendiri." Ucap Zayan kesal sambil memeluk Falesha.
"Aish, aku akan segera menikah. Aku akan menunjukkan kemesraan kami berlipat lipat dari kalian." Ucap Nadhifa kesal kemudian kembali duduk disamping Rahel.
Falesha dan Rahel hanya bisa tersenyum menyaksikan tingkah konyol kedua orang itu.
Setelah selesai berbincang bincang dan menghabiskan waktu bersama, Zayan dan Falesha langsung pergi ke villa Falesha setelah Nadhifa dan Rahel kembali pulang.
Setibanya di villa, Falesha menarik tangan Zayan untuk masuk ke dalam villa. Zayan membuka tirai berwarna biru laut yang ada di jendela dan menyaksikan pemandangan disana.
"Wahh, Indah sekali. Kamu bisa menyaksikan laut secara langsung dari sini." Ucap Zayan.
Falesha tersenyum dan masuk ke dalam kamarnya.
Zayan kemudian ikut masuk ke kamar dan menemani Falesha. Falesha menatap beberapa barang yang selama ini sering dipegang nya.
"Apa kamu sangat merindukan villa mu?" Tanya Zayan.
Falesha mengangguk.
"Kalau begitu ayo menginap disini, kita akan kembali setelah kamu merasa tidak terlalu merindukan nya lagi." Ucap Zayan.
Falesha langsung menatap Zayan tidak percaya dan memegang tangan Zayan.
"Kamu tau bukan, sifat pengertian mu dan lembutmu inilah yang membuat aku makin mencintai mu." Ucap Falesha kemudian memeluk Zayan.
"Aku akan melakukan apapun agar kita bisa bersama, jadi kumohon tetaplah diam dan berhenti mencari tahu tentang Ibumu. Aku minta maaf untuk kesalahan Ayahku, aku akan mencoba mencari kebenaran dan membantu mu untuk melupakan semua kepedihan masa lalu itu. Aku takut kita akan terluka jika kamu mengetahui terlalu banyak tentang Ibumu."
Gumam Zayan dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)
Romancesebuah misi balas dendam yang berakhir menjadi pernikahan. seorang gadis yang dibesarkan tanpa orang tua kandung menjadi gadis yang tidak mengenal rasa takut dan bertahan hidup hanya untuk membalaskan dendam nya. gadis yang sudah menyimpan banyak ke...