Pelukan

2.2K 132 2
                                    

Setelah mendapat kan dokumen yang diinginkan nya, Zayan kembali ke club untuk melanjutkan pekerjaan nya. Namun, saat Zayan akan melajukan mobilnya ke kantor, Althaf datang dan mencegah Zayan untuk mengemudi.

"Aku akan mengemudi, kamu tidak bisa mengemudi dalam kondisi saat ini." Ucap Althaf kemudian masuk ke dalam mobil.

Althaf melajukan mobil nya menuju jalanan dan melirik Zayan yang terlihat masih memikirkan banyak hal sampai membuatnya terlihat kebingungan.

"Aku benar benar berharap para gadis akan melihat bagaimana wajahmu saat ini, agar mereka bisa melihat bagaimana wajah bodoh mu itu." Ucap Althaf.

Zayan terlihat tidak bergeming dan terus menggenggam erat dokumen yang ada di tangan nya.

"Aku tidak akan membawamu ke club, aku akan minta sekretaris mu untuk menyelesaikan pekerjaanmu untuk hari ini. Kamu dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk bekerja, aku akan membawamu ke suatu tempat." Ucap Althaf.

Zayan masih tidak bergeming dan menggigit bibir bawah nya sampai dia tidak sadar kalau bibirnya berdarah.

Tepat didepan restoran milik Bibi Azka, Althaf menghentikan mobil dan membawanya Zayan keluar. Althaf kemudian memesan beberapa makanan dan minuman untuk mereka.

Zayan masih terlihat memikirkan banyak hal, karena dia tidak mengatakan apapun.

"Kenapa? Apa kamu terkejut dengan apa yang dilakukan istrimu? Aku sudah katakan dia bukan gadis biasa, aku melihatnya masuk ke ruangan perusahaan dengan mata ku sendiri dan aku tau dia bukan gadis biasa setelah aku mencari tahu tentangnya tapi tidak menemukan apapun tentangnya." Ucap Althaf.

Mendengar itu membuat Zayan emosi dan menarik kerah baju Althaf dan mengepalkan tinju nya tepat di depan wajah Althaf.

"Sudah aku katakan jangan menyelidiki apapun tentang nya!! " Teriak Zayan.

"Kenapa? Karna kamu taku aku mungkin mengetahui tentangnya?! Aku hanya tidak ingin kamu dalah bahaya, aku tau dia tidak pernah membahayakan mu bahkan dia menyelematkan mu. Tapi, aku tidak tau apa niatnya menikahimu, aku hanya takut pernikahan kalian berakhir dengan pembunuhan." Ucap Althaf.

"Sekali pun dia membunuh ku, itu urusan ku dan dia. Jangan mencampuri semua hal yang kamu pikir itu hak mu, kamu sudah terlalu banyak ikut campur dalam hidupku. Kamu mengawasi masa remaja ku, mencari tau tentang kekasihku, aku benar benar bisa terima itu dan tidak melakukan apapun. Tapi, kali ini aku tidak akan membiarkan mu, aku tidak akan membiarkan mu mengganggu wanita ku. Aku yang akan menjalani hidupku, jangan pernah menyentuh kehidupan kami lagi." Ucap Zayan kemudian mendorong tubuh Althaf.

Althaf menarik nafas berat dan menatap Zayan yang terlihat masih penuh dengan amarah.

Bibi Azka kemudian masuk kedalam ruangan dan membawa makanan masuk untuk Zayan dan Althaf.

"Bibi, tolong siapkan kamar untuk Zayan, dia mungkin akan menginap disini." Ucap Althaf.

"Aku punya rumah sendiri kenapa aku harus menginap?" Ucap Zayan sambil berdiri.

"Bibi, ambil uang ini untuk bayaran makanan ini. Panggil taksi dan pulang sendiri." Lanjut Zayan kemudian keluar dari ruangan.

"Bocah sialan, apa dia pikir ada taksi disini." Gumam Althaf.

***

Di sebuah mall besar di kota itu, Falesha melangkahkan kaki nya dan membuka masker nya saat melihat tujuan nya sudah didepan mata.

"Ini milik keluargamu, aku kembalikan karna aku tidak membutuhkan nya." Ucap Falesha sambil melemparkan dokumen itu ke wajah Kahla yang sedang duduk di atas sofa sambil melihat majalah.

"Apa maksudmu? Jangan katakan, kalau Ayahku begitu karena perbuatanmu." Ucap Kahla.

"Dia begitu karena perbuatan nya sendiri. Ini peringatan untukmu, jangan menyentuh hidupku karena aku mulai menghancurkan kehidupan orang orang yang menghancurkan hidupku." Jawab Falesha.

"Kamu!! " Teriak Kahla yang sudah berdiri dan ingin menampar Falesha.

Namun, Zayan datang dan menahan tangan Kahla yang ingin menampar Falesha. Falesha langsung menatap heran kepada Zayan yang mengetahui dimana keberadaan nya.

Zayan kemudian menarik tangan Falesha dan membawanya keluar dari mall. Zayan melajukan mobil nya menuju villa dan membawa Falesha untuk masuk.

"Aku tidak akan membentakku karena kamu tidak menyukai itu dan aku akan berusaha melakukan apa yang kamu sukai. Aku akan bertanya, apa ini perbuatanmu?" Tanya Zayan.

"Hmm, aku melakukannya." Jawab Falesha.

"Aku, aku tidak menyalahkanmu karena kamu membantu mereka menemukan kejahatan yang selama ini tertutup rapat. Tapi, apakah kamu harus menghancurkan keluarga mereka? Mereka tidak akan bisa hidup jika Ayahnya dipenjara, bagaimana kamu bisa melakukan itu?" Tanya Zayan.

"Lalu, apakah aku harus diam saja setelah melihat kejahatan nya dan membiarkan dia menipu para karyawan. Mereka orang kaya yang sudah hidup bahagia selama ini, tapi apa pernah kamu bayangkan bagiamana hidup karyawan yang bergantung makan pada gaji bulanan mereka?" Ucap Falesha.

"Aku, aku tau ini sebuah kesalahan. Tapi,,,,"

"Kenapa? Kamu tidak bisa mengatakan nya? Jangan perduli pada nya hanya karena dia mantan kekasihmu, aku tidak peduli siapa orang itu, jika dia menggangguku, aku akan melakukan hal yang sama." Ucap Falesha kemudian pergi meninggalkan Zayan.

"Ada apa ini? Kenapa aku menjadi ketakukan dia akan melakukan hal yang sama jika dia tahu tentang Ayahku yang memenjarakan Ibunya."
Gumam Zayan dalam hati.

"Musuhmu, apa yang kamu lakukan jika aku membantumu menemukan nya?" Tanga Zayan.

Falesha mengenntikan langkah nya dan menatap Zayan.

"Aku akan berterima kasih padamu dan melakukan apapun padamu jika kamu menemukan nya." Jawab Falesha.

"Lalu, apa yang akan kamu lakukan pada musuhmu? "

"Nyawa dibalas nyawa, darah dibalas darah. Aku akan membunuhnya." Jawab Falesha.

Seketika Zayan menarik nafas berat dan menatap Falesha lemas. Tubuh Zayan seakan tidak dapat digerakkan karena lemas semuanya.

Falesha kemudian mendekati Zayan dan menatap wajah Zayan.

"Kenapa? Apa kamu menemukan sesuatu di perusahaan Ayahmu?" Tanya Falesha.

"Tidak, aku masih belum menemukan apapun." Jawab Zayan.

"Kalau begitu kenapa menanyakan hal itu." Ucap Falesha sambil menendang kaki Zayan.

Zayan spontan langsung terjatuh ke lantai dan membuat Falesha terkejut.

"Wah, apa kamu selemah ini? Kenapa kamu terjatuh padahal aku hanya menendangmu sedikit." Ucap Falesha sambil membantu Zayan berdiri.

Falesha membawa Zayan duduk diatas sofa, kemudian memberikan secangkir teh untuk Zayan.

Zayan tiba tiba memeluk tubuh Falesha dari belakang dan terlihat kelelahan.

"Kenapa? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Falesha.

"Kapan kamu akan mencintai ku? Aku mulai merasa lelah mencintaimu seorang diri." Ucap Zayan pelan.

"Bertahanlah, aku akan mencintai mu sebentar lagi." Jawab Falesha.

"Maafkan aku sering marah marah padamu akhir akhir ini, mungkin emosi ku sedang tidak stabil." Ucap Zayan.

"Apa kamu ingin pergi ke pantai? Aku ingin pergi kesana, ayo berlibur beberapa hari untuk menebus waktu bulan madu kita kemarin. Tidak perlu jauh, yang penting kita berdua." Ucap Falesha.

"Baiklah, kita akan pergi besok." Jawab Zayan sambil mengeratkan pelukan nya pada Falesha.

Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang