Chapter 14

2.9K 150 14
                                    

Zayan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan normal untuk menuju rumah Neneknya. Karena semenjak Zayan memilih untuk pindah ke villa nya sendiri, kedua orang tuanya sering menghabiskan waktu di rumah Neneknya dan hanya sesekali kembali ke villa mereka, karena villa yang dimiliki oleh orang tua Zayan terlalu besar untuk dua orang.

Sesekali Zayan melirik Falesha yang duduk disampingnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Aku mendengar kalau operasi Tante mu berjalan dengan lancar." Ucap Zayan mencoba membuka pembicaraan.

Falesha hanya mengangguk dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Akhirnya Zayan tidak punya pilihan lain selain hanya fokus pada kemudi nya.

Zayan memegang tangan Falesha untuk memasuki rumah keluarga besar Rafardhan itu. Falesha sempat mendorong tangan Zayan untuk menjauh, namun Zayan kembali menarik tangan Falesha.

"Kumohon bertingkah lah seolah kamu menyukai ku dihadapan keluarga ku, karena Nenek ku tidak tau tentang kita menikah secara terpaksa. Jadi aku tidak ingin mengecewakan nya." Bisik Zayan di telinga Falesha.

Akhirnya mau tidak mau Falesha hanya pasrah dan membiarkan Zayan melakukan apa yang diinginkan nya.

Setibanya didalam rumah, Nenek Refa langsung berjalan mendekati Falesha dan memeluk nya. Dia benar benar bahagia melihat cucu nya yang akhirnya bisa menemukan jodoh nya setelah sibuk berkeliaran selama ini. Falesha hanya bisa tersenyum melihat semua orang yang memperlakukan nya dengan baik, karena memang Falesha tidak pernah merasakan bagaimana hangatnya suasana dari kata sebuah keluarga. Falesha menarik tangan Falesha dan membiarkan nya duduk disamping nya. Mereka menikmati makan malam keluarga itu dengan bahagia, bahkan orang tua Falesha dan juga Rahel datang untuk makan malam bersama.

"Apa kamu sudah bekerja? Apa pekerjaan mu?" Tanya Nenek Refa kepada Falesha.

Falesha langsung menatap Nenek Refa dan kebingungan ingin menjawab apa, dia tidak tau kalau pertanyaan itu akan muncul untuk nya disaat seperti ini.

"Dia bekerja dibagian keuangan Nek." Sahut Zayan.

"Keuangan? Wah dia hebat, diperusahaan mana kamu bekerja? " Tanya Nenek Refa.

"Perusahaan mereka hanya perusahaan kecil dan tidak terlalu dikenal banyak orang, Nenek tidak juga akan tau jika aku menyebutnya." Sahut Zayan lagi.

Melihat Zayan yang terus menerus menjawab pertanyaan yang ditujukan kepada Falesha, Haykal menatap tajam ke arah Zayan seakan ingin membunuh anak nya itu. Zayan tidak bisa berbuat apa apa selain tersenyum dan seolah olah semuanya baik baik saja di hadapan Ayah nya itu.

Setelah makan malam, para anggota keluarga sibuk berbincang bincang dengan hal yang penting dan tidak penting. Falesha hanya bisa mendengarkan mereka dan mencoba menyesuaikan diri, sementara Zayan tetap duduk di kursinya yang berada di samping Falesha. Tidak meninggalkan Falesha, karena dia takut keluarga nya akan menanyakan hal hal yang berbahaya bagi Falesha untuk dijawab. Karena memang Falesha memiliki pekerjaan yang sangat berbahaya dan jika keluarga Zayan tau, mereka mungkin juga akan sulit menerima Falesha. Karena itulah, Zayan berusaha untuk tetap berada di samping Falesha untuk tetap mengawasi Falesha.

Sementara di taman belakang rumah, Nadhifa dan Rahel sedang duduk bersama. Seperti biasa, mereka berbincang bincang mengenai banyak hal. Sekarang mereka sudah dewasa dan fokus dengan pekerjaan mereka masing masing. Rahel sekarang bekerja di sebuah perusahaan kertas dan memegang jabatan sebagai wakil direktur. Sedangkan Nadhifa bekerja di perusahaan Kakaknya sebagai karyawan biasa. Haykal tidak membiarkan nya memegang jabatan yang tinggi karena ingin Adik nya itu belajar dari bawah.

Sambil memegang secangkir teh, Rahel menatap Nadhifa yang duduk disamping nya.

"Fa, ada yang harus aku bicarakan dengan mu." Ucap Rahel.

"Ada apa? Kenapa kamu terlihat sangat serius?" Jawab Nadhifa sambil tersenyum.

Rahel menarik nafas panjang dan memberanikan diri untuk mengatakan nya.

"Aku akan menikah." Ucap Rahel sambil menatap Nadhifa yang duduk disamping nya.

Nadhifa merasa terkejut namun mencoba untuk tetap biasa saja, dia mencoba berusaha dengan keras untuk menenangkan diri nya.

"Aku tau selama ini kamu tidak berkencan dengan lelaki mana pun karena kamu masih memiliki perasaan kepada ku. Tapi, sama seperti beberapa tahun yang lalu, ini bukan jalan yang baik untuk kita Fa." Lanjut Rahel.

Nadhifa mencoba menahan rasa sakit di hatinya dan berusaha tersenyum. Nadhifa menatap Rahel dengan senyuman seolah olah dia baik baik saja dan ikut bahagia mendengar kabar baik itu.

"Aku baik baik saja, aku tidak berkencan karena bagiku terlalu membosankan untuk melakukan itu. Yaah aku yakin aku akan mendapatkan seorang laki laki nanti nya, karena aku juga merasa malu melihat ponakan ku yang sudah duluan menikah dari pada aku. " Jawab Nadhifa.

"Aahhh itu hanya karena terpaksa, aku yakin jika bukan karena dipaksa Kak Haykal, sampai hari ini Zayan mungkin masih melajang dan sibuk dengan dunia nya sendiri." Jawab Rahel.

Nadhifa hanya tersenyum dan tidak menjawab ucapan Rahel. Rahel tau hal itu akan menyakitkan bagi Nadhifa, namun dia tidak bisa menutupi itu semua dan harus membiarkan Nadhifa tau agar itu tidak lebih menyakitkan bagi Nadhifa.

"Siapa gadis yang akan kamu nikahi?" Tanya Nadhifa.

"Chika." Jawab Rahel singkat.

"Aku berharap semoga kalian baik baik saja dan memiliki kehidupan yang bahagia." Ucap Nadhifa kemudian bediri dari duduk nya.

Nadhifa mencoba berjalan untuk memasuki rumah dengan menahan tangis nya. Tapi Rahel tidak membiarkan Nadhifa masuk dan menarik tangan Nadhifa untuk berdiri dihadapan nya. Rahel menatap Nadhifa dengan dalam dan membuat Nadhifa tidak mampu menahan hati nya sendiri.

"Menangislah, jika terlalu berat bagi mu, menangislah. Jangan menahan luka ini sendiri, biarkan aku juga merasakan nya. Aku juga sedih aku juga tidak ingin terjadi, tapi aku harus membuat pilihan agar tidak ada yang terluka diantara kita. Menangislah, aku akan menghapus air mata mu sampai kapan pun." Ucap Rahel.

Mendengar ucapan itu, Nadhifa tidak mampu menahan nya lagi dan akhirnya tangis Nadhifa pecah. Nadhifa terisak isak di hadapan Rahel. Rahel mengelus lembut pipi Nadhifa dan membawa Nadhifa ke dalam pelukan nya. Rahel mengelus lembut kepala Nadhifa dan membiarkan Nadhifa mengeluarkan rasa sakit di hati nya, membiarkan Nadhifa memeluk nya untuk terakhir kalinya.

Karena merasa sesak dan ingin mencari udara segar, Falesha berjalan kebelakang rumah dan bertujuan untuk melihat taman belakang rumah. Namun Falesha menghentikan langkah nya saat melihat Nadhifa dan Rahel sedang bersama.

"Bukankah mereka iparan? Apa yang mereka lakukan? Waahhh Keluarga ini benar benar kacau." Ucap Falesha kemudian kembali ke ruang tamu.

Sedangkan di taman belakang rumah, dua orang itu sedang menangis bersama sebagai tanda perpisahan untuk perasaan mereka masing masing.

Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang