"Sudahlah, mereka sedang terluka jangan menanyakan banyak hal. Mereka butuh istirahat." Ucap Alesha kepada Haykal.
"Nadhifa, bantu Falesha masuk ke mobil." Ucap Haykal.
Nadhifa langsung berjalan mendekati Falesha dan membantunya naik keatas kursi roda untuk keluar dari ruangan.
Disepanjang perjalanan kembali ke rumah, Haykal terus menerus melirik Falesha, karena merasa ada sesuatu yang aneh dengan menantunya itu.
Setibanya dirumah, Para pelayan rumah langsung membantu Falesha dan Zayan untuk masuk kekamar. Nadhifa dan Rahel ikut membantu mereka. Setelah masuk ke kamar, Nadhifa menarik tangan Rahel dan pergi ke belakang rumah.
"Apa menurutmu ada sesuatu yang aneh dengan Falesha dan Zayan?" Tanya Nadhifa kepada Rahel.
"Apa maksudmu?"
"Mereka terlihat menyembunyikan sesuatu. Dan coba pikirkan, tidak mungkin mereka bisa selamat begitu saja dan ditolong oleh teman yang hanya dikenal sekilas begitu. Apa kamu tidak merasakan ada sesuatu yang aneh?" Tanya Nadhifa.
"Tidak, mereka mungkin memang enggan untuk mengatakan nya. Apalagi pada Kakakmu, tentu mereka perlu berhati hati karena Kakakmu bukan orang biasa dan tidak akan membiarkan anaknya berteman dengan sembarang orang." Jawab Rahel.
"Aku takut mereka akan terluka jika berteman dengan orang yang tidak dikenal seperti itu."
"Kamu tahu yang lebih menakutkan? Kakakmu. Dia yang lebih menakutkan dibanding orang orang yang tidak dikenal itu, Kakakmu bisa menghancurkan orang itu kapan saja. Sedangkan orang itu hanya muncul saat ada keperluan mereka saja, tapi Kakakmu akan menghancurkan mereka hanya karena mereka berteman dengan anaknya." Ucap Rahel.
"Apa kamu pikir Kakakku seburuk itu? "
"Nadhifa, Kakakmu tidak akan tinggal diam. Dia tidak akan membiarkan Zayan menemui orang orang yang berbahaya, dia akan memisahkan anaknya dengan orang orang yang berbahaya termasuk dengan istrinya sendiri." Ucap Rahel.
"Aku juga akan melakukan hal yang sama jika anakku dalam bahaya." Ucap Nadhifa.
"Lihatlah, kalian memang sedarah. Apa kalian tidak akan memikirkan bagaimana lebih menyakitkan nya bagi Zayan jika dia berpisah dengan orang yang dicintainya?"
"Tapi, aku yakin Kak Haykal tidak akan mempersulit Zayan, dia akan mencari cara aman agar Zayan tetap bersama Falesha." Ucap Nadhifa.
***
Didalam kamar, Falesha berbaring diatas kasur dan Zayan yang ikut berbaring disampingnya. Mereka diam dan tidak mengatakan apapun untuk beberapa menit, sampai akhirnya Zayan mendekati Falesha dan memeluk Falesha.
Falesha menatap Zayan dan tidak mengatakn apapun.
"Aku mencintaimu, sangat mencintai. Jadi, kumohon jangan terlibat apapun dengan Ayahku. Ayahku bukan orang biasa, dia akan mencari tahu siapa mereka dan aku takut Ayahku akan melakukan hal buruk pada mereka." Ucap Zayan ditelinga Falesha.
"Ayahmu mengatakan bahwa dia ingin berterima kasih, apa kamu tidak mempercayai Ayahmu sendiri?" Ucap Falesha.
"Aku hanya takut kamu terluka." Ucap Zayan sambil menenggelamkan wajahnya di leher Falesha.
"Sekalipun Ayahmu adalah orang yang berbahaya aku akan menghadapinya, aku akan mencari cara agar dia percaya bahwa aku tidak seburuk itu. Karena aku sudah mencintai anaknya, jadi aku harus bisa berusaha untuk meyakinkan nya dan menghadapinya." Ucap Falesha.
Mendengar itu tentu membuat Zayan tidak percaya. Zayan mengangkat tubuh nya untuk berada diatas Falesha menatap wajah istrinya itu.
"Apa yang baru saja kamu katakan?" Tanya Zayan.
Falesha tersenyum dan mencium pipi Zayan. Zayan semakin tidak bisa mengendalikan dirinya karena terlalu bahagia, Zayan menutup matanya dan menarik nafas panjang.
"Katakan lagi, aku ingin mendengarnya dengan jelas." Ucap Zayan.
Falesha menggeleng sambil tersenyum.
Melihat itu Zayan langsung menggenggam kedua tangan Falesha dan menyatukan satu per satu jari jemari merka. Zayan mencium kening Falesha dan kedua pipi Falesha.
"Apa kamu masih tidak ingin mengatakan nya? Aku akan melakukan hal yang berbahaya padamu jika kamu tidak mengatakan nya." Ucap Zayan.
Falesha malah tersenyum dan pipi nya memerah karena merasa malu.
"Haha, apa ini? Apa kamu sakit? Kenapa pipi mu merah sekali?" Ucap Zayan sambil memegangi pipi Falesha.
Karena Falesha yang tidak kunjung mengatakan nya, Zayan mencium lagi pipi Falesha dan mulai mendekatkan wajahnya kepada wajah Falesha. Saat tangan Zayan sudah mulai ingin membuka kancing baju Falesha,,,
"Kak Alehsa meminta kalian untuk meminum obat dan membersihkan tubuh kalian ag," Ucap Nadhifa yang akhirnya terhenti saat melihat Zayan yang sedang berada diatas tubuh Falesha.
Zayan langsung duduk dan seolah olah sedang melakukan sesuatu agar tidak ketahuan Nadhifa walaupun Nadhifa sudah melihat nya. Falesha mengalihkan pandangan nya dari Nadhifa karena merasa malu.
"Ah, maafkan aku. Seharusnya aku mengetuk pintu, aku akan melatakkan obat dan handuk hangat nya disini. Minumlah obatnya dan bersihkan tubuh kalian." Ucap Nadhifa sambil meletakkan nampan berisi obat dan handuk hangat diatas meja kemudian keluar dari kamar.
Zayan tersenyum kepada Falesha yang masih terlihat malu dan mengambil nampan yang tadi dibawa Nadhifa. Zayan memberikan beberapa obat kepada Falesha dan segelas air. Setelah mereka selesai meminum obat, Zayan mengambil handuk hangat dan ingin membersihkan tubuh Falesha.
"Aku akan melakukan nya sendiri." Ucap Falesha yang masih merasa malu.
"Baiklah." Jawab Zayan sambil tersenyum.
***
Nadhifa menghela nafas berat saat tiba didapur dan langsung mengambil air mineral yang ada didalam kulkas dan meminum nya.
"Wah, apa ini kali kedua aku menggagalkan mereka? Aku merasa bersalah sekali." Gumam Nadhifa pada dirinya sendiri.
"Apa kamu mengganggu mereka sedang berduaan?" Tanya Rahel yang sudah berdiri di samping Nadhifa.
"Hmm, mereka terlihat sangat malu tapi aku merasa sangat bersalah." Jawab Nadhifa.
"Sudah aku katakan biarkan mereka, tapi kamu malah mengganggu mereka." Ucap Rahel kemudian pergi meninggalkan Nadhifa.
"Aish, laki laki sialan itu. Kenapa dia disini? Apa dia tidak akan pulang? Dia selalu datang kesini, apa dia tidak tau kalau jantungku masih berdegup kencang saat menghadapinya?" Gumam Nadhifa.
***
Melihat Haykal yang masih duduk di sofa sambil memikirkan sesuatu, membuat Alesha merasa khawatir dan mendekati suami nya itu. Alesha memeluk tubuh Haykal dan tersenyum kepada suami nya itu.
"Apa kamu masih memikirkan ucapan Falesha?" Tanya Alesha.
Haykal mengangguk dan menatap Alesha.
"Aku tahu kamu khawatir kalau Alesha adalah gadis berbahaya untuk Zayan. Tapi percayalah, dari yang kita ketahui selama ini Falesha lah yang mengorbankan dirinya demi menyelamatkan Zayan. Mereka saling mencintai dan untuk apa memikirkan hal yang tidak tidak?" Ucap Alesha.
"Kita sampai sekarang tidak mengetahui kebenaran tentang siapa Falesha sebenarnya. Aku takut, orang orang yang tidak dikenal itu adalah bagian dari nya dan akan membahayakan Zayan suatu saat nanti. Aku perlu tahu siapa mereka agar bisa menjaga keamanan Zayan." Ucap Haykal.
"Aku tahu apa yang kamu khawatirkan, aku sebagai Ibunya juga lebih khawatir. Tapi, apa kita harus ikut campur dalam urusan percintaan mereka? Jika kamu melakukan sesuatu yang membuat Zayan jauh dari Falesha, itu hanya akan membuat Zayan marah dan berfikir buruk padamu. Aku yakin, Falesha tidak akan membahayakan Zayan, karena ada Cinta yang harus mereka jaga. Percaya saja kepada keputusan mereka dan jangan melakukan apapun, oke?" Ucap Alehsa.
Haykal menatap Alesha, walaupun masih merasa khawatir tapi Haykal mencoba mengikuti kemauan istrinya itu. Haykal tersenyum dan memeluk Alesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)
Romancesebuah misi balas dendam yang berakhir menjadi pernikahan. seorang gadis yang dibesarkan tanpa orang tua kandung menjadi gadis yang tidak mengenal rasa takut dan bertahan hidup hanya untuk membalaskan dendam nya. gadis yang sudah menyimpan banyak ke...